Ch.8

429 79 13
                                    

Tidak tahu bagaimana caranya, hyunjin berhasil membujuk jeongin untuk izin pada yoona. Dan hyunjin takjub ketika jeongin berlari keluar bersama yoona mengenakan sweater pink kebesaran dan celana selutut.

Hyunjin langsung saja jatuh ke pesona jeongin. Sungguh, kalau bisa, ia mau jatuh selama-lamanya kedalam pesona luar biasa jeongin.

"Nak sekala, titip senja nya ya," suara yoona mengalun lembut.

"Iya tante, saya izin bawa senja makan malam ya," tukas hyunjin sopan.

"Jam sebelas ya? Jangan lewat," yoona mengingatkan.

"Iya, tante. Saya bakal bawa senja pulang secepat mungkin setelah kami selesai," hyunjin meyakinkan yoona.

Hyunjin berjalan memasuki mobil, "Kami berangkat ya tante, selamat malam."

Jeongin memeluk dan mencium pipi yoona, "Buna, adek berangkat."

"Jangan nakal ya, inget pesen bunda." Pesan yoona khawatir pada jeongin.

"Okay buna!" Sebuah gestur jari ia perlihatkan pada yoona sebelum akhirnya ia memasuki mobil hyunjin dan melaju pergi meninggalkan perkarangan rumah.

Baru yoona masuk kedalam rumah, deru mesin mobil terdengar memasuki perkarangan rumah. Pasti itu minho yang menepati janji untuk tidak lembur malam ini.

"Kirino pasti marah sama senja habis ini," yoona menghela napas, khawatir akan reaksi anak angkat sulungnya itu.

"Kirino pasti marah sama senja habis ini," yoona menghela napas, khawatir akan reaksi anak angkat sulungnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gila lo la, nemu darimana modelan begini!" Jeritan felix saat melihat jeongin memekakan telinga hyunjin.

"Lebay lo, lix. Gue ga nemu dia kali," nada suara hyunjin terdengar jengah.

"Gemes bangett? Nama kamu siapa? Aku felix, salam kenal ya!" Ujar felix ceria. Kedua telinga kucing imajiner terlihat berdiri tegak, seakan memberi tahu mood felix saat ini.

"A-aku senja, salam kenal, kak felix," ujar jeongin malu-malu. Kedua jari telunjuknya ia tautkan sembari menunduk dalam-dalam.

"Eh, ayo duduk! Aku udah masak aglio olio, carbonara, sama freshly baked pizza! Serba italian course hari ini," felix tertawa kecil, bahagia akan pencapaiannya dalam hal masak-memasak hari ini.

"Halah lo lix, sama gue ngomongnya gue lu, sama dia aku kamu. Cuma pas berantem aja aku kamuan sama gue. Ga adil,"cibir changbin kesal.

"Ih, sama lo beda, bintang. Sama dia kan harus soft," tangan felix terulur untuk mencubit kecil pipi jeongin.

"Udah ayo makan, gue laper," hyunjin menengahi pertikaian tak penting dua pasangan tersebut.

Setelahnya, makan malam berjalan dengan lancar. Tak jarang candaan dan godaan keluar dari felix dan changbin untuk hyunjin dan jeongin. Suasana begitu hidup malam itu, dan meninggalkan kesan tersendiri bagi masing-masing insan didalamnya.

𝘴𝘦𝘯𝘫𝘢𝘬𝘢𝘭𝘢 ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang