Setengah jam lamanya seisi kelas XI IPS 1 dibungkam dalam keheningan. Berkali-kali juga Arshel berdecak jenuh karna Bu Ratna tak segera membagikan hasil ulangan matematika.
"Baik anak-anak, ulangan matematika kalian sudah saya nilai. Saya akan membacakan tiga nilai tertinggi, dan berhak mendapat hadiah dari saya," ucap Bu Ratna sembari menata berlembar-lembar kertas yang berisi deretan angka itu.
Arshel tersenyum tipis, ia yakin jika ia masuk 3 besar nilai tertinggi. Lihat saja, Arshel akan membuktikannya pada Ayahnya jika gadis sepertinya bisa mendapatkan nilai tertinggi.
"Tertinggi nomer tiga, dengan nilai 82, diraih oleh Raja Alfarizi," ucap Bu Ratna dengan lantang.
Raja Alfarizi yang memang ketua kelas itu langsung berdiri lalu berjalan kedepan kelas untuk mengambil kertas ulangannya.
"Tertinggi nomer 2, dengan nilai 86, diraih oleh Zenith Anathalia." Lagi-lagi Bu Ratna berteriak heboh di depan kelas. Karna Zenith adalah keponakannya sendiri.
Zenith yang duduk disamping Arshel pun tersenyum miring. "Shel, lo bisa ngalahin nilai gue?" ucap Zenith dengan nada menantang.
"Liat aja nanti," balas Arshel tak kalah sombong.
Meskipun Arshel dan Zenith adalah sahabat satu geng, tapi mereka selalu bersaing dalam pelajaran. Mereka adalah rival disaat belajar.
"Dan ini yang kita tunggu-tunggu. Nilai tertinggi nomer satu, dengan nilai 94, diraih oleh Arshelia Eferlin!" teriak Bu Ratna heboh.
Seisi kelas langsung bertepuk tangan kagum, karna tak ada yang pernah mendapatkan nilai 90 keatas dipelajaran Bu Ratna, dan Arshel yang berhasil memecahkan skor itu.
Arshel sama sekali tidak terkejut, ia akan membawa pulang lembaran itu dan akan ia jejalkan pada mata Ayahnya.
"Oh iya, nanti kalian bertiga keruangan saya ya," ucap Bu Ratna pada Arshel, Zenith dan Raja yang berhasil menjadi 3 besar.
"Yaelah nilai gue 40," desah Adena sambil menatap lesu kertas yang ia pegang.
"Makanya, daftar sekolah tuh pake beasiswa bukan pake sogokan," sindir Zenith sambil menatap tak suka pada Adena.
Adena mengerucutkan bibirnya, yang dikatakan Zenith ada benarnya juga.
SMA Flamboyan, adalah SMA terfavorit di Jakarta. SMA dengan segudang penghargaan yang mengoleksi ratusan siswa berprestasi.
Tak sembarang orang bisa masuk ke SMA ini. Pendaftaran SMA Flamboyan hanya melalui 3 jalur. Yaitu jalur beasiswa, jalur tes IQ dan jalur titipan anak-anak pejabat.
Arshel dan Zenith adalah salah satu siswa yang melewati jalur beasiswa, karna kecerdasan yang dimiliki mereka, mereka mampu bertahan dengan beasiswa mereka.
Tidak bisa tenang bagi siswa jalur beasiswa saat sudah menginjak akhir semester. SMA Flamboyan mengadakan cerdas cermat Flamboyan atau disingkat CCF antar kelas khusus untuk siswa jalur beasiswa.
Siapa yang tidak memasuki juara 100 besar maka beasiswa mereka akan dicabut dan bersiap untuk mengucapkan selamat tinggal pada Smaflam.
Arshel sudah 2 kali menjalankan cerdas cermat itu. Dan sudah 2 kali juga ia mendapatkan juara 2.
Bagaimana pun jalur ini adalah jalur yang diprioritaskan oleh pendaftar baru. Namun untuk diterima dijalur ini tentu saja nilai-nilai mereka harus diatas rata-rata. Jika sudah diterima jalur beasiswa pun setiap nilai akademik atau non akademik mereka tidak boleh turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshelan
Teen FictionNasib seringkali dikonotasikan dengan hal-hal buruk, negatif, dan kesialan. Sementara takdir adalah sesuatu atau peristiwa yang tidak bisa diterka sama sekali karena itu rencana tuhan. Lantas, bertemu dengan Shelan apakah sebuah nasib atau takdir? S...