"Kak, kami dengar rumor bahwa kakak dengan kak Shelan pacaran. Apa itu benar?"
"Tolong ceritakan dengan singkat bagaimana kalian bisa pacaran?"
"Kak!?"
"Kak, apakah kakak menduga jika kalian akan pacaran?"
"Kenapa kakak pacaran dengan Kak Shelan? Bukannya Kak Jordan suka sama kakak, ya?"
"Kak?"
Arshel, Zenith, Adena dan Viora sontak mengernyit kaget dengan pertanyaan yang dilontarkan kerumunan orang itu.
Zenith dan Adena menatap Arshel seolah meminta penjelasan. Arshel menggelengkan kepalanya meminta mereka untuk jangan salah paham.
Arshel berdehem beberapa kali untuk mengeluarkan nada tingginya. "Siapa yang bilang gue pacaran sama Shelan?!" teriak Arshel.
"Ada seseorang yang dapat info dari Kak Shelan."
"Ya, orang itu sendiri yang bilang begitu."
Arshel kembali bingung dengan apa yang mereka bicarakan.
"Akhir-akhir ini Shelan dekat dengan Meldi. Bagaimana pendapat kakak?"
"Apa yang kakak lakukan jika Shelan direbut orang lain?"
Arshel menggeram kesal karna sudah tidak tahan lagi dengan setiap pertanyaan yang membuat telinganya seakan ingin meledak.
"Denger ya! Pasang telinga kalian. Gue sama Shelan gak pacaran!" tegas Arshel dengan menggebu-gebu.
"Tapi, katanya Shelan-"
"Ssstt! Cukup!" potong Arshel dengan mata yang menatap tajam kearah orang yang tadi ia potong ucapannya.
"Gue gak pernah pacaran sama Shelan! Bukannya ini jawaban dari pertanyaan kalian?"
"Udah, minggir!" sambung Arshel sambil mendorong sekerumunan orang itu dan memaksakan tubuhnya melewati orang-orang itu.
Akhirnya mereka sudah terlepas dari jeratan sekerumun orang gak jelas itu. Arshel mengambil nafas dengan rakus karna sesak.
"Em... lo bisa jelasin ke kita Shel?" tanya Zenith.
Arshel menoleh kearah tiga temannya. "Guys, plis jangan salah paham dulu. Gue gak pacaran sama Shelan, dia yang tiba-tiba sok iya kalo kita pacaran. Dan dia mutusin sendiri tanpa persetujuan dari gue."
Yang lain menganggukkan kepalanya, berusaha untuk mengerti. Mereka kenal dengan Arshel, Arshel adalah tipe orang yang tidak ingin pacaran, dan Arshel selalu menolak orang yang menembaknya. Bahkan mantan terindah Adena pernah menyatakan perasaannya pada Arshel, namun ditolak dengan kejam.
"Hai, Arshel?!" panggil seseorang yang posisinya tak jauh dari posisi mereka. Orang itu melambai sambil berlari mendekat kearah Arshel.
"Gimana wawancaranya? Lancar?" tanya orang itu lalu terkekeh.
"Lo apaan sih? Bisa gak gak usah deketin gue!" tekan Arshel dengan geram.
Shelan mengangkat kedua alisnya. "Gak bisa."
Melihat kehadiran orang itu, Viora berdecak tak suka, Zenith masih memperhatikan dan Adena terlihat lebih kesal dari yang lain.
"Gue mau pulang, tiba-tiba perut gue mules," ucap Adena dengan datar lalu berjalan meninggalkan mereka dengan langkah cepat.
"Loh Den, gak jadi ngafe?" teriak Zenith namun Adena tak menjawab pertanyaan itu.
"Gue juga pulang. Soalnya gue bareng Adena," pamit Viora lalu berlari menyusul Adena yang mulai menghilang ditikungan lorong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshelan
Ficção AdolescenteNasib seringkali dikonotasikan dengan hal-hal buruk, negatif, dan kesialan. Sementara takdir adalah sesuatu atau peristiwa yang tidak bisa diterka sama sekali karena itu rencana tuhan. Lantas, bertemu dengan Shelan apakah sebuah nasib atau takdir? S...