Arshel memalingkan wajahnya keluar jendela, memperhatikan pepohonan yang berlari meninggalkannya karna arah yang berlawanan.
Drrttt.... Drrrttt...
Ponselnya yang ia pangku itu bergetar terpampang jelas nama Bunda dilayar ponsel. Arshel pun langsung mengangkat panggilan itu dan mendekatkan ponselnya ke telinga.
"Halo Bun?"
"Iya, Halo. Shel, tadi Bunda dapet kabar dari Dokter Ussy. Katanya kamu disuruh kerumah dia buat meriksain kaki kamu," ucap Diana disebrang telfon.
"Rumah nya Bu Ussy dimana?"
"Di kompleks Garuda. Jaraknya gak jauh dari pos satpam. Nanti kamu tanya aja sama Pak Satpamnya."
"Hmm iya Bun. Emangnya kenapa Bu Ussy gak ke rumah sakit?"
"Dia ambil cuti karna baru aja lahiran."
"Oh gitu. Iya Bun, nanti Arshel kesana."
"Yaudah kalo gitu, hati-hati yaa."
Panggilan ditutup sepihak oleh Diana. Arshel pun kembali menyimpan ponselnya kedalam tas.
Dokter Ussy adalah dokter yang merawat Arshel dirumah sakit kala itu, Dokter Ussy juga sahabat Diana sejak SMP, tak heran mereka begitu akrab satu sama lain. Arshel harus menemui Dokter Ussy hari ini untuk memeriksakan kaki nya, karna Arshel ingin tak menggunakan bantuan tongkat kruk besok, karna menurutnya ini sangat tidak nyaman.
Bus berhenti disebuah halte, Arshel menegakan tongkat kruknya lalu berdiri dan berjalan kearah pintu keluar. Arshel mengedarkan pandangannya setelah turun dari bus, mencari-cari pos satpam yang dimaksud Bundanya.
Hingga tak jauh dari posisisnya saat ini Arshel menemukan keberadaan pos satpam disana. Arshel pun berjalan mendekati pos itu yang dihuni oleh 2 orang pria berseragam dengan peluit yang menggantung dibahu kirinya.
"Permisi Pak. Rumahnya dokter Ussy dimana ya?" tanya Arshel kepada 2 orang berkumis itu.
Kedua orang itu menoleh kearah Arshel lalu tersenyum ramah. Salah satu dari mereka, yang menggunakan topi berwarna merah muda bergambar wajah beruang didepannya itu berdiri lalu mulai menunjuk-nunjuk.
"Dokter Ussy ya, kamu lihat rumah abu-abu itu kan?" tanya Pak Satpam itu sambil menunjuk sebuah rumah minimalis berwarna abu-abu yang didepannya tertanam pohon mangga.
Arshel mengangguk sambil memperhatikan arah tunjuk Pak Satpam itu.
"Nah, disana ada gang, kamu ikuti saja jalannya. Nanti kamu lihat rumah gede, pagarnya warna hitam tinggi besar, dihalamannya banyak bunga-bunga hias, nah itu rumahnya Dokter Ussy," jelas Satpam itu.
Arshel mengangguk, lalu berkata, "Terimakasih ya Pak." Setelah mendapat anggukan dan acungan jempol dari kedua satpam itu, Arshel berjalan menuju rumah abu-abu yang dimaksud oleh satpam itu.
Arshel berbelok di gang rumah abu-abu, dengan jelas ia melihat rumah dengan pagar hitam menjulang tinggi. Arshel berhenti didepan rumah itu. Tak salah lagi ini rumah Dokter Ussy. Rumahnya begitu besar dan asri. Banyak bunga-bunga dihalaman rumah itu yang bermekaran segar sehabis disiram.
Arshel menekan bel yang tertempel dipagar rumah itu.
Ting... Tong...
Bunyinya setelah ditekan. Diluar saja terdengar keras, apalagi didalamnya.
Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya berdaster dengan rambut yang ditempeli banyak roll itu keluar dari pintu.
"Arshel ya? Masuk aja Shel. Pagernya gak dikunci," ucap Dokter Ussy sedikit berteriak karna jarak pagar dan pintu utama sedikit jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshelan
Teen FictionNasib seringkali dikonotasikan dengan hal-hal buruk, negatif, dan kesialan. Sementara takdir adalah sesuatu atau peristiwa yang tidak bisa diterka sama sekali karena itu rencana tuhan. Lantas, bertemu dengan Shelan apakah sebuah nasib atau takdir? S...