Zenith, Viora dan Adena berjalan menuju perpustakaan dengan tergesa-gesa. Karna tidak mendapati tanda-tanda kehadiran Bu Eka selaku guru biologi di pelajaran jam ke 4. Mereka pun memutuskan menyusul Arshel yang sudah diduga berada diperpustakaan.
Langkah mereka terhenti saat melihat seorang gadis tengah berbicara berdua didepan sebuah kelas dengan laki-laki ber jas OSIS Smaflam.
Viora menggeram kesal. Adena yang menyadari perubahan sikap sahabatnya itu langsung mengelus punggung Viora untuk menenangkannya.
"Tuh cewek ngapain sih," geram Viora saat mendapati gadis dan laki-laki itu tertawa bersama seolah membicarakan hal yang seru.
"Ee... kita langsung keperpus at~"
"Gak bisa gitu Jen. Gue harus nyusul mereka," ucap Viora dengan spontan memotong kalimat Zenith.
"Tapi lo harus tenang Vi. Jangan kebawa emosi," pesan Adena mengingatkan Viora.
"Oke. Gue bakal nyusul mereka setelah dua menit ini."
Mereka bertiga pun memilih menuruti Viora yang saat ini tengah dikelilingi aura mencekam. Mereka menunggu hingga dua menit untuk menyaksikan dua orang yang tengah asik tertawa ria itu.
Sesekali Viora menggeram saat laki-laki itu mengelus puncak kepala gadis didepannya. Waktu dua menit telah usai, dan kesabaran Viora sudah habis.
Viora pun berjalan dengan geram kearah dua orang itu dan langsung disusul oleh Zenith dan Adena. Ia langsung mendorong bahu gadis didepannya itu dengan kuat sehingga membuat gadis itu terhuyung kebelakang.
Kini tatapannya beralih ke laki-laki yang tampak terkejut dengan kedatangan Viora. "Bukannya kita udah sepakat tentang ngomong sama cewe lain selama 2 menit baby?" tanya Viora dengan nada yang membuat siapa saja yang mendengarnya merinding.
Laki-laki itu tampak ling-lung mencari alasan. "Em gini Ra. Ini gak sesuai sama yang lo pikir. Tadi gue~"
"Apa? Karna bahas osis? Basi, alasan lo basi!" bentak Viora tepat didepan wajah laki-laki itu.
Kini Viora berbalik menatap gadis yang tadi ia dorong yang saat ini nampak gugup sendiri. "Kenapa lo? Kaget karna kepergok jadi perebut pacar orang?"
Gadis itu menggeleng dengan derasnya air mata yang mengalir membasahi pipinya. "Enggak Kak. Aku gak ngerebut Kak Darrel dari Kakak," ucap gadis itu dengan sesenggukan menahan tangisannya.
Viora yang tambah kesal itu langsung menjambak rambut gadis itu dengan kuat. "Lo pikir gue bakal belas kasih karna air mata lo itu hah? Gak mempan!"
Aksi Viora langsung membuat orang-orang yang berada disana memekik kaget. Dan semakin banyak pula yang mengerubungi mereka untuk menyaksikan aksi itu.
"Viora! Udah Vi udah!" teriak Zenith sambil berusaha melepas cengkraman tangan Viora dari rambut gadis itu.
Gadis itu terus memberontak berusaha menyelamatkan dirinya. Tarikan tangan Viora pada rambutnya sangat kuat membuat kepalanya serasa mau copot.
Laki-laki bernama Darrel itu langsung membantu Zenith melepaskan tangan Viora dari rambut gadis itu. Dan berhasil.
Viora yang kekesalannya belum mereda itu mendengus kesal sambil menatap gadis didepannya dengan tatapan tajam seolah ingin membunuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshelan
Teen FictionNasib seringkali dikonotasikan dengan hal-hal buruk, negatif, dan kesialan. Sementara takdir adalah sesuatu atau peristiwa yang tidak bisa diterka sama sekali karena itu rencana tuhan. Lantas, bertemu dengan Shelan apakah sebuah nasib atau takdir? S...