3. Secarik Surat

93 19 12
                                    

Lavarma Band

Bisma Atdmaja Lavarma
Jangan lupa besok latihan.
Jaketnya dipake! Wajib!!

Ravendra Andreas Lavarma
Siap bang jago:3

Farhan Lavarma (OSIS).
Besok latihan pulang sekolah
kan?

Bisma Atdmaja Lavarma.
Iya. Kata Bu Windi band kita mau
diikutin lomba apa gitu

Ravendra Andreas Lavarma
Weh anjir. Tambah tenar lah gue ntar.

Farhan Lavarma (OSIS)
/nampol jidat Raven

Harus pake jaket?

Bisma Atdmaja Lavarma.
Yoi Lan. Intinya kalo besok ada yang
gak pake jaket band, bakal gue suruh
makan bakso pake sambel 15 sendok!

Ravendra Andreas Lavarma.
Gak masalah gue mah. Asalkan ditraktir
gue mau makan tuh bakso.

Bisma Atdmaja Lavarma.
Bangsat!! Awas aja kalo ada yang gak
pake jaket!

Shelan langsung menekan tombol home diponselnya lalu membanting ponselnya diatas kasur.

Ia baru ingat jaket band nya dibawa oleh Arshel. Apa yang akan terjadi dengan jaketnya ditangan orang kaya?

Bisa saja Arshel membuang jaket itu atau memberikannya pada anak tetangga. Atau yang lebih buruk, Arshel menjadikan jaketnya menjadi keset yang diletakkan didepan toilet?

Shelan langsung menampar pipinya sendiri. Jaket itu adalah bukti perjuangannya untuk bergabung dengan sebuah band disekolahnya. Bukti kerja kerasnya itu tidak boleh hilang bahkan jatuh ke tangan orang yang salah.

Sudah cukup Shelan mengkhawatirkan jaketnya itu. Ia langung bangkit dari kasurnya lalu merobek kertas dibukunya yang berada diatas meja belajar.

Saat Shelan ingin menggoreskan pulpen itu diatas kertas, pikirannya berubah.

"Jangan pake tulisan gue deh. Cewek itu gak mungkin bisa baca," gumam Shelan pada dirinya sendiri.

Shelan mengetuk kepalanya dengan pulpen ditangan kanannya. Dan briliant. Sebuah ide cemerlang keluar begitu saja dari otaknya.

Shelan berjalan kearah balkon kamarnya. Ia memincingkan mata untuk melihat lebih jelas disebuah jendela rumah yang berada tepat didepan balkon kamarnya.

"WOY OJAN!" teriak Shelan.

Seorang laki-laki remaja yang berumur sekitar 14 tahun itu menoleh kearah orang yang memanggilnya.

Laki-laki bernama Ojan itu pun mendekat kearah jendela kamarnya dan mendongak menatap Shelan yang tengah berdiri dibalkon kamarnya dengan melambaikan secarik kertas.

"Apaan Bang?!" teriak Ojan dengan sedikit ketus.

"Yaelah, senyum dikit kek. Murung banget lo kayak babi amazon," celetuk Shelan pada anak tetangganya.

ArshelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang