"Oh iya Shel. Lo emang pacaran sama Shelan ya?"
Seseorang yang merasa namanya disebut itu pun menoleh kearah dua orang yang asik berbincang itu. Shelan pun berjalan kearah mereka.
Shelan tersenyum miring. Rencananya akan dimulai dari.... sekarang!
"Iya, kita pacaran. Ngapain lo ganggu pacar gue?" tanya Shelan sambil merangkul Arshel.
Sontak hal itu membuat Jordan terkejut. Arshel ikut terkejut karna tiba-tiba Shelan merangkulnya.
Jordan hanya cengengesan sambil menggaruk pipinya. "Oh, gue kira gosip itu gak bener."
"Udah ngomongnya? Pergi lo sana, gue mau pacaran," ketus Shelan. Mungkin dia tidak tau jika wajahnya saat ini benar-benar minta ditonjok, meskipun Shelan mengatakan itu, sedari tadi ia menahan tawanya karna tak percaya sudah mengatakan hal itu dan berani merangkul Arshel.
Jordan menatap tak suka kearah Shelan, lalu tatapannya menjadi ramah beralih ke Arshel yang saat ini tampak risih dengan rangkulan Shelan. "Kalo gitu gue mau kelapangan dulu ya Shel," pamitnya lalu berjalan menjauh.
Arshel pun langsung mencubit lengan Shelan yang bertengger dibahunya. "Lo apaan sih. Lo bilang kita pacaran? Gak akan pernah!" sembur Arshel.
"Kalo orang lain udah ngecap kita pacaran, kenapa gak pacaran aja sekalian?" tanya Shelan dengan santainya.
"Hah?!"
"Gak usah melotot, bola mata lo mau copot tuh. Lo emang gak pernah ditembak sama cowok ganteng ya?"
"Lo gila. Gue gak mau pacaran sama cowok gila kayak lo!" teriak Arshel sangking kesalnya.
"Kalo gue waras, lo mau kan jadi pacar gue?" tanya Shelan lalu tertawa setelahnya. "Terserah lo mau jawab apa, tapi mulai sekarang kita pacaran ya? Gue pacar lo, dan lo pacar gue."
"Kenapa lo mau banget jadi pacar gue?"
Shelan terdiam, apa jawaban yang akan ia berikan. Shelan menghela nafasnya lalu mendekat dan mengikis jaraknya dengan Arshel. Shelan membungkukkan sedikit badannya lalu membisikkan sesuatu ditelinga Arshel.
"Karna... pengen aja."
Arshel membeku ditempatnya, selain jaraknya dengan Shelan sangat dekat bisikan Shelan juga mampu membuat bulu kuduknya berdiri.
Shelan tersenyum miring, lalu ia menjauh dari Arshel dan mundur beberapa langkah.
Arshel menggeram, kepalanya menunduk dalam sambil mengepalkan tangannya dengan kuat. Dengan tiba-tiba Arshel langsung mengantamkan kepalan tangan kanannya itu kepipi Shelan dengan sangat kencang.
Jelas hal itu membuat Shelan tersungkur kesamping sambil memegangi pipi kirinya yang lebam.
"Lo itu sama aja kayak cowok-cowok lain. Mereka ngomong gitu dan pacaran sama gue cuma pengen numpang tenar. Dan lo, salah satu dari mereka yang udah gue temuin berjuta-juta kali didunia!" teriak Arshel.
"Dari jutaan manusia kayak gue yang nembak lo, kenapa gak ada yang pernah lo terima?" tanya Shelan sambil mengelus pipinya.
"Karna... karna gue ada perasaan sama mereka," balas Arshel.
"Yaudah kalo gitu, lo harus ada perasaan sama gue. Dan gue yang akan bikin lo jatuh hati ke gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arshelan
Teen FictionNasib seringkali dikonotasikan dengan hal-hal buruk, negatif, dan kesialan. Sementara takdir adalah sesuatu atau peristiwa yang tidak bisa diterka sama sekali karena itu rencana tuhan. Lantas, bertemu dengan Shelan apakah sebuah nasib atau takdir? S...