15. Cinta Tetangga

29 6 0
                                    

Sore ini Zenith tengah menyirami bunga-bunga yang ada diteras rumahnya. Sepulang sekolah tadi ia dan ayahnya berziarah ke makam kakaknya yang meninggal 2 tahun yang lalu, namun ayahnya tak pulang bersamanya setelah berziarah, karna katanya ada urusan.

Zenith memetik daun yang berlubang yang ada ditangkai bunga anggrek miliknya. Zenith sangat menyukai bunga, terlebih lagi bunga anggrek bulan.

Banyak macam bunga yang Zenith rawat, dari bunga mawar, kamboja, bonsai dan lain sebagainya. Bahkan ada tabulampot jeruk dan cermai.

Tak jarang Zenith kedatangan tamu yang berkunjung karna tertarik dengan bunga-bunga nya. Tak sedikit orang yang menyarankan agar Zenith membuka toko bunga, namun Zenith harus memprioritaskan sekolahnya terlebih dahulu.

Setelah semua bunga sudah ia siram, Zenith berjalan menuju kran dan mematikannya. Zenith duduk dikursi yang berada didekatnya, ia mengelap keringat dipelipisnya dengan lengan baju sambil memandangi bunga-bunga yang basah itu.

Zenith menoleh keatas meja disampingnya, sebuah bunga edelweis didalam pot kecil itu diraih oleh Zenith. Ia meraba-raba permukaan bunga yang menurutnya unik itu.

Zenith mendapatkannya dari hadiah yang diberikan oleh Mama nya. Zenith tersenyum, lalu meletakkannya kembali keatas meja.

Tangan Zenith meraih ponsel yang ia letakkan diatas meja lalu memainkannya. Saat pertama kali membuka instagram Zenith dikejutkan dengan sebuah postingan yang jelas-jelas itu adalah foto Arshel.

Zenith melirik pemilik akun yang memposting foto itu. Sontak Zenith melebarkan matanya setelah tau pemilik akun itu adalah Shelan.

Zenith menekan lambang gelembung dibawah foto itu lalu menscroll komenan para netizen yang memenuhi kolom komentar.

"Kak Jen!"

Zenith mengangkat kepalanya, menoleh kearah gerbang dimana seseorang tengah memanggilnya.

"Kak, aku bawain daging sama telur buat Kakak, dari Mama," ucap gadis itu yang masih berdiri diluar gerbang.

Zenith berdecak kesal, ia mematikan ponselnya lalu meletakkannya diatas meja. Zenith berdiri dari duduknya dan berjalan menuju gerbang untuk membukakan gerbang yang sengaja ia kunci itu.

Setelah gerbang terbuka, Zenith langsung mengambil kantong plastik dari tangan gadis didepannya itu dengan kasar.

"Udah selesai kan urusan lo? Sana balik," ucap Zenith sedikit ketus.

"Kak, aku boleh masuk bentar gak? Kayaknya buku gambarku ketinggalan disini," ucap gadis itu.

Zenith menghela nafasnya, berusaha untuk sabar. "Terserah, tapi cepetan." Setelah mengucapkan itu Zenith kembali berjalan kedalam rumah dan disusul gadis yang berniat untuk mencari bendanya yang tertinggal.

Zenith berjalan kearah dapur, ia berniat untuk memasak daging ayam pemberian Mamanya ini. Karna Zenith lapar. Ia belum makan sejak pulang sekolah tadi.

Zenith pun memakai celemek nya dan mulai berkutat dengan benda-benda yang ada didapur. Saat ini ia tengah memotong-motong ayam itu menjadi beberapa bagian  lalu ia masukkan kedalam panci berisi air mendidih yang berada diatas kompor.

Setelah itu, Zenith mulai mengiris bahan-bahan lainnya. Mulai dari bawang merah, bawang putih, cabe dan kunyit.

Sesekali Zenith melirik kearah gadis yang tengah mondar-mandir tengah mencari sesuatu itu.

"Kalo udah ketemu langsung pulang," ucap Zenith datar dengan pandangan fokus pada bawang merah yang ia iris.

"Iya Kak," sahut gadis itu.

ArshelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang