11. Dia Mario

31 9 1
                                    

Zenith dan Adena berjalan menuju kelas nya dengan jajanan yang memenuhi tangan mereka. Sudah banyak kali Zenith berdecak karna Adena terus mengeluhkan jika tangannya pegal.

Saat mereka memasuki kelas, mereka tak mendapati keberadaan Arshel dan Viora di bangkunya.

"Arshel sama Viora kemana?" tanya Adena sembari meletakkan jajanan nya keatas bangku Arshel.

Zenith menggelengkan kepalanya karna memang tak tau. Mereka pun memutuskan untuk duduk didalam kelas sambil menunggu kedatangan Arshel dan Viora.

Ditengah-tengah menunggunya, ponsel Zenith yang diletakkan diatas meja itu berbunyi singkat menandakan ada pesan masuk. Zenith pun mengambil ponselnya dan membaca pesan singkat itu.

Zenith langsung membulatkan matanya kaget setelah mengetahui isi pesan itu. Ia langsung berdiri dan berjalan keluar kelas dengan tergesa-gesa. "Den, ikut gue ke toilet!" teriak Zenith.

Adena pun langsung berdiri dan mengejar Zenith yang sudah jauh didepannya.

"Jen, pelan-pelan dong, jangan lari anjir," teriak Adena yang sudah tak kuat berlarian disepanjang jalan.

Namun Zenith tak mempedulikan Adena yang berteriak memanggil namanya, karna saat ini Zenith harus cepat ke toilet.

Brakkk....

Zenith mendobrak pintu toilet yang tertutup, dan ia melihat Arshel tengah menghadap marah kepada gadis gendut didepannya.

"ARSHEL!" teriak Zenith diambang pintu.

Sontak semua siswi yang berada didalam toilet itu menoleh kaget kearah Zenith yang nampak panik.

Zenith pun berjalan kearah Arshel. Dengan refleks Zenith mendorong bahu Arshel dengan kuat sehingga membuat punggung Arshel membentur dinding dengan sangat keras. Bahkan benturan itu sampai berbunyi karna kepala Arshel juga membentur dinding.

"JENITA!" teriak Viora karna bingung tiba-tiba Zenith mendorong Arshel.

"Lo keluar dari sini! Semuanya keluar!" teriak Zenith kepada Mega dan semua yang ada didalam toilet.

Mega membungkukan badannya kepada Zenith lalu dia dan temannya berlari keluar dari toilet, begitu juga dengan yang lain. Hingga saat ini ditoilet hanya ada Arshel, Zenith, Viora dan Adena.

"Apa-apaan lo Jen!" bentak Arshel sambil mendorong bahu Zenith dengan jari telunjuk nya.

Zenith melangkah mundur, dengan wajah panik ia berkata, "Lo lupa janji kita sama Bu Rossa?"

"Kalo di semester ini kita bikin masalah, kita bakal dikeluarin dari Smaflam Shel. Lo lupa? Bahkan kakek lo udah setuju!" lanjut Zenith dengan teriakannya.

Sontak hal itu membuat Viora dan Adena terkejut. Mereka baru ingat dengan janji mereka dengan Bu Rossa kala itu. Untung saja Zenith datang untuk melerai Arshel.

"Tapi Jen, cewek itu yang nendang gue sampe kaki gue luka parah!" bentak Arshel dengan geram.

"Iya Shel, gue ngerti perasan lo. Tapi gue minta tolong sama lo, sama kalian juga. Tolong jangan bikin masalah dulu. Gue gak mau di D.O dari Smaflam, emang kalian mau?!" tekan Zenith.

Viora dan Adena menggelengkan kepalanya kompak, karna mereka memang tidak mau dikeluarkan dari Smaflam.

Karna jika itu sampai terjadi, maka harga diri mereka yang akan dipertaruhkan. Karna bagaimana pun, SMA Flamboyan adalah sekolah terbaik di Indonesia. Lebih dari 200 orang yang terliminasi saat pendaftaran. Dan butuh perjuangan besar untuk bisa masuk ke SMA Flamboyan. Mereka tak ingin perjuangan mereka sia-sia, karna suatu kebanggaan bisa bertahan di Smaflam hingga dua tahun seperti mereka berempat.

ArshelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang