💌5

4.1K 402 31
                                        

Tuttt~tuttt~

"Haishh kemana anak ini, ayo angkat jungkook-ah!" Nara berkali-kali merutuki Jungkook yang tak membalas panggilannya.

"Yeobseoyo!"

"Heii anak nakal cepat kesini!"

"Eomma, aku sedang dikantor sekarang, 10 menit lagi akan ada meeting."

"Yak, kau lebih mementingkan Lisa atau pekerjaan membosankan itu Kook-ah?"

"Mengapa Eomma masih bertanya?Tentu saja lisa eomma, tapi sekarang meeting lebih penting karena kita punya tender besar!"

"Kook-ah kau bisa menyerahkan itu pada sekretarismu, tapi eomma mohon kau sekarang kesini lah!! Ini menyangkut Lisa."

"Memangnya lisa kenapa eomma?"

"Jangan banyak tanya! Cepat datang kemari sebelum terlambat, alamatnya akan eomma kirim!"

"Arraseo, aku akan kesana."


...

"Eomma!"

Nara menoleh.

"Eomma, kenapa kau disini?"

"Haishh! tak perlu banyak bertanya cepat datang ke kamar nomor ini!" Nara memberikan kertas yang berisikan nomor kamar dan mendorong Jungkook masuk ke lift.

"Yak! Ini kamar siapa eomma?"

Nara menghela napas kasar. "Jangan banyak bicara Jungkook! Cepat kesana dan kau akan tau!"

Jungkook menggelengkan kepalanya tanda tak setuju atas permintaan ibunya. Akhirnya Nara mengantarkan Jungkook sampai kedepan pintu.

"Masuklah!" suruh Nara.

"Sireo eomma! ini kamar siapa?"

Nara lagi-lagi hanya bisa menghela nafas kasar.
"Kumohon turuti eomma mu kali ini saja Kook-ah, kau masuk dan kau akan tau. Dan tugasmu disana hanya meyakinkan dia!"

"Geunde eomma---"

"Kumohon, ini demi kebaikan masa depanmu."

Jungkook menghela napasnya dan mulai membuka pintu kamar yang ditunjuk ibunya. Dalam hati jungkook bertekad apapun itu ia akan tetap mempertahankan hatinya untuk Lisa. Dan saat pintu terbuka Jungkook tertegun.

Lisa, wanita yang ia cintai. Kini sedang menangis dengan posisi menekuk badannya di sofa. Tangannya ia tumpu di lutut dan wajahnya ia tenggelamkan kedalam tangan. Tapi siapapun yang mendengar tangisan itu akan iba.

Dalam tangisannya ia juga menyebutkan nama jungkook seiring kata maaf yang terlontar di mulutnya. Jungkook mematung, ia memutar kepalanya 180° dimana ibunya berada. Dan disana ibunya tersenyum mengepalkan tangannya memberi semangat pada anaknya untuk masuk dan berjuang.

Jungkook masuk perlahan dan menutup pintu. Masih tak ada pergerakan dari Lisa. Mungkin ia tak mendengar jika pintunya dibuka. Lisa terus menggumamkan nama Jungkook beriringan dengan perkataan maaf.

"Lisa-ya!"

"Jungkook!"
Lisa terkejut setelah mendongakkan kepalanya mendapati Jungkook yang sudah berada di depannya.

Jamais VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang