💌3

5K 493 49
                                    

Lisa sampai di apartemennya dengan tergesa-gesa. Ia segera masuk lalu menguncinya. Siapa bilang Lisa sudah tak peduli? Siapa bilang Lisa sudah tak cinta? Nyatanya kini Lisa tengah menangis sambil menekan dadanya yang nyeri, seakan luka lama kembali terbuka lebar-lebar. Lisa menangis, menangis dalam kesendirian. Jungkook memang bukan untuknya itu adalah satu hal yang membuat Lisa sadar harus cepat-cepat melupakannya. Tapi apa? Yang ada hanya rasa cinta yang kian mencuat tak terbendung.

"Jungkook... Mengapa kau membawa seluruh hatiku menyertaimu?" lirihnya.

Lisa mencoba melupakan semuanya. Ia mencoba tertidur tetapi nihil, karena wajah Jungkook selalu melingkupi pikirannya.


...


"Jungkook ayo pulang!" ajak Seokjin dengan lembut.

"Hyung, aku mau Lisa!" tolak Jungkook dengan keras membuat Seokjin menghela nafasnya dalam-dalam.

"Besok kita temui dia, oke?"

Jungkook menatap Seokjin tak percaya. Seokjin kembali menghela nafasnya.
"Aku janji Jungkook, besok kita akan ke perusahaan Jimin!"

Jungkook yang awalnya memasang wajah lesu tak bersemangat itupun mengangkat kepalanya menatap Seokjin dengan mata yang berbinar. Mirip seperti bayi yang dituruti kemauannya. Lucu sekali!!

"Hyung benar-benar janji, kan?"

"iya, Jungkook!" Jungkook langsung memeluk Seokjin dengan sangat erat.
"Terima kasih, hyung!"

"Eiy Jungkook, apakah kau akan terus memelukku seperti ini? Aku masih suka wanita asal kau tau! Jangan lupakan janjimu untuk mengenalkanku pada Jisoo!" goda Seokjin dengan jahil, dan benar saja Jungkook yang awalnya tersenyum jadi memasang ekspresi menahan kesal dengan wajah yang bersungut-sungut.

"YAKK SEOKJIN HYUNG!! APA KAU MAU MATI HAH!?!!!"

...



"Annyeonghaseyo, Sajangnim! "

"Nee Annyeonghaseyo, Waeyo?"

"Hari ini ada rapat dengan BB Entertaiment jam 11.35 siang ini"

"Batalkan! "

"Tapi sajang..."

"Kubilang batalkan! Telingamu masih berfungsi dengan baik, kan Mina-ssi?"

"B..baik sajangnim, saya mohon undur diri."

Jungkook yang melihat sekretarisnya keluar dari ruangan langsung menelpon Seokjin.

"Yeoboseyo, hyung!"

"Waeyo?"

"Dimana?"

"Ruang administrasi, ada apa?"

"Cepat ke ruanganku!"

"Hei, bukannya kau ada meeting setelah ini?"

"Sudah ku batalkan!"

"What? Why?"

"Yaa! Hyung kau sudah berjanji padaku!"

Jamais VuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang