8 ─ hari pertama

474 91 11
                                    

Bus melaju menuju pinggiran kota kurang lebih tiga jam lamanya dari jalan besar. Karena akses jalan yang tidak bisa dilalui bus, akhirnya seluruh anggota terpaksa turun untuk kembali berjalan menuju desa.

Melewati satu-satunya akses menuju desa yaitu jalan tanah yang benar-benar berlumpur setelah hujan tadi malam.

"BANG ABI, INI MAH NAMANYA PENIPUAN" Gerutu Juna yang dari tadi udah ngomel-ngomel saat disuruh turun dari bus.

"Sabar 30 menit lagi!" Tegas Abi.

Iyasih katanya 30 menit, tapi kenapa ga sampe-sampe dari tadi.

Bener-bener rasanya kalau di sini ada abang ojol, Yuta udah balik badan bubar jalan dari tadi. Alias cape banget ini.

"Bang Yuta semangat!" Kata Sakura sambil nepuk punggung, yang tiba-tiba udah ada di sebelah Yuta sekarang.

Yuta yang awalnya udah lemes cape jalan karena lumpur yang lengket, auto jadi semangat siap ikut perang kemerdekaan lagi.

"Hehe iya ra, lo juga semangat! Itu tas gede banget anjir" Kata Yuta yang ngelirik sekilas ke tas yang ada di belakang Sakura.

"Ah, tas buat perlengkapan ini" Jawab Sakura.

"Siapa sih perlengkapan ? Kok jadi lo yang bawa." Kata Yuta mulai ngomel.

"Oh lucas kan ? LUCASSS SINI LO BAWA TASNYA!!!!" Sambungnya berteriak yang membuat suaranya menggema di antara hutan-hutan yang mereka lewati.

Lucas yang kebetulan lagi minjem sunblocknya Juna langsung diem di tempat, dikirain tadi malaikat maut baru aja manggil dia. Bener-bener Bang Yuta ga suka liat ototnya Lucas diem bentar. Apa susahnya dia yang bawa tasnya dulu sih, Lucas pengen ngamuk tapi ga bisa, takut kualat.

Di lain sisi, kumpulan para maba yang jalannya gerombolan karena masih canggung buat ngobrol sama seniornya minggir sebentar buat minta minum sama Yujin.

Bener-bener satu botol buat berempat.

"Ya allah akhirnya tenggorakan hagan seger kembali" Kata Hagan sambil niruin iklan penyegar.

Setelah minum mereka kembali jalan lagi karena takut ketinggalan sama senior mereka. Ga lucu kan kalau sampe kejadian, ini di antara hutan belantara, yang ada di gigit harimau deluan sebelum minta tolong.

"Cepat udah mau malam" Kata Adhan mengintrupsi.

Mereka kompak noleh kearah langit yang warnanya udah berubah jingga karena matahari mulai turun dari tempatnya.

"Ini ga lucu anjir kalau belum sampe pas malem, gua trauma mba kunti" Timpal Yujin.

"HUSTTT MULUT LO ANJIR" Teriak ketiga cowok itu serempak.

Bener-bener Yujin ga bisa andelin mereka kalau sama pengecutnya gini.

Setelah jalan kaki 30 menit yang bener-bener berasa lama banget, akhirnya mereka sampai di desa tujuan.

Terlihat para penduduk desa udah berbaris menyambut mereka. Anak-anak yang memakai hiasan mahkota dari bunga liar juga berjejer menyambut mereka lalu memberikan mahkota bunga khas yang dirangkai penduduk desa kepada para anggota.

"Selamat datang" Kata seorang laki-laki renta yang mereka yakin adalah kepala desa di sana.

Abi kemudian mendekati kepala desa tersebut dan menyalami beliau. "Selamat malam pak, maaf kami datang terlambat." Ucapnya.

"Ah tidak apa-apa nak, untung kalian sampai sini dengan selamat."

"Ah iya pak kami selamat!" Timpal Juna menyahut dari belakang.

KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang