Assalamu'alaikum Readers ...
Bismillah, klik bintang, terus cuuussss bacaaa...
Happy Reading >>>
Nizam POV
Hari ini hari pernikahanku. Pernikahan yang sama sekali bukan keinginanku. Sebenarnya aku belum ingin menikah, meskipun umurku sudah menjelang 30.
Aku masih ingin meniti karir dan mendapatkan puncak kesuksesanku. Aku telah menjadwalkan programku dengan sangat rapi. Karena itulah aku belum punya hubungan yang serius dengan wanita. Ada seseorang yang aku kagumi dan itupun masih sebatas teman dekat.
Tapi, ini di luar prediksiku, meraih kesuksesan dengan cara menikah. Atau setidaknya aku harus setuju pada kemauan papaku, menikahi anak pengusaha yang berkuasa untuk mempermudah kesuksesan itu datang. Dan kebetulan, pengusaha itu adalah sahabat sekaligus rekan bisnis dari papa hingga segalanya nampak jauh lebih mudah.
Terkesan kejam memang, tapi demikianlah aku. Aku punya reputasi pengusaha kejam di kalangan para pengusaha seolah mereka sangat mengenalku. Dan tak seorangpun ingin tahu latar belakang semuanya. Aku pun tak ingin ada yang tahu, cukup aku!.
Aku akui, aku sama sekali tak menyukai gadis yang sebentar lagi menyandang status sebagai istriku itu. Dia cukup manis, dengan kulit putih seputih susu, perawakannya tinggi ideal, tapi sama sekali tak menarik bagiku. Tak masalah sebenarnya dengan cara berpakaiannya yang islami, tapi aku sungguh sebal dengan kacamata yang dipakainya. Di mataku, dia tak lebih dari sosok gadis manja yang terlihat lemah dan rapuh.
Beda dengan Sinta, teman dekat yang aku kagumi. Dia wanita yang hebat. Pembawaannya dewasa, lincah dan energik. Dia pandai berbisnis, bahkan dia sudah merintis usaha di bidang fashion sejak kuliah dulu.
Kini butiknya sudah terkenal, menjadikan Sinta seorang wanita karir dan mandiri yang sangat susah untuk diraih. Tapi itulah tantangannya. Itulah yang membuat Sinta menarik.
Ah, sudahlah. Untuk saat ini, Arsyi lah jalanku untuk meraih sukses. Tak mengapa. Untuk Sinta, mungkin aku bisa menaklukkannya untuk bersenang-senang.
Arsyi POV
Hari ini hari pernikahanku. Pernikahan yang sama sekali bukan keinginanku. Bukannya aku tak ingin menikah dengan pilihan Buya, tapi hanya sedikit ragu.
Tapi aku percaya, pasti Buya telah memilihkan calon imam yang terbaik untukku.
Dan, di sinilah aku sekarang, di dalam kamar ku sendiri yang nampak asing karena pernak pernik hiasan terutama tempat tidur.
Aku sudah didandani oleh perias terkenal dari WO yang ditunjuk Mas Nizam.
Ah, rasanya aku harus terbiasa menyebut nama itu.
Meskipun aku sudah meminta riasan yang natural, tapi tetap saja aku tak mengenali sosok bayangan yang dipantulkan oleh cermin besar meja riasku. Sepertinya bukan aku.
Deg deg an? Pasti, karena aku akan segera meninggalkan masa lajangku untuk mengabdi pada suamiku. Sudah begitu banyak nasehat yang kudapat kemarin dari saudara-saudaraku, dari Buya terutama Bunda tentang tugas dan kewajiban seorang istri.
Satu harapanku, semoga pernikahan ini adalah pernikahan satu-satunya di dalam hidupku, hingga akhir usiaku. Satu hubungan yang dikemas dalam sebuah ikatan suci dengan janji yang terucap atas nama Allah Yang Maha Tinggi.
Aku tahu, ini tak akan mudah tapi bukan berarti tak bisa dilalui.
Bismillah, dengan namaMu Ya Allah, aku berniat menyempurnakan ibadahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LESSON 4 MY HUSBAND
Romance"Kamu itu hanyalah sebuah kesalahan yang menahanku dalam sebuah catatan sialan bertuliskan BUKU NIKAH. Menikahimu adalah kutukan!!!" ~Nizam Daniyal~ "Dia suamiku. Setelah ijab dan qobul dia ucapkan, dialah surgaku, jodoh yang dipilihkan Allah untuk...