Assalamu'alaikum Readers .....
Kemarin ikut memperingati HUT RI ke-75 kan. Jayalah Indonesiaku !!!
Bismillah, klik bintang trus cusss baca ya....
Menjelang Dhuhur Arsyi dan sang suamu sampai di rumah Nizam yang terletak di kawasan perumahan elit milik keluarga, dengan penjagaan gerbang masuk yang sangat ketat. Rumah Nizam terlihat cantik, model minimalis 2 lantai dengan warna cat yang mendominasi adalah putih. Warna kesukaan Arsyi.
Halaman yang tidak terlalu luas namun terlihat teduh oleh rimbunnya pohon mangga. Ada kursi taman berjajar rapi di bawahnya, di atas permadani rumput hijau yang terawat.
Teras sedikit lebih tinggi dari kontur halaman dengan tiga anak tangga yang melengkapi. Satu set sofa warna abu-abu terang tertata rapi di teras itu, terlihat cantik di depan pintu kayu dengan pelitur natural.
Di samping teras ada garasi dengan pintu kayu bercat putih, terletak tepat di hadapannya berdiri saat ini.
Arsyi bersiap mengambil kopernya di bangku tengah ketika suara berat Nizam menegurnya.
"Biar dibawa sama Mbok Nah saja," seru Nizam sambil melangkah menuju garasi yang sudah dibuka oleh wanita paruh baya dengan pembawaaan yang masih terlihat gesit.
Wanita paruh baya itu tersenyum lebar menghampiri Arsyi.
"Sugeng rawuh, Non. Kenalkan, saya Mbok Nah, pamongnya Den Nizam," ucap ramah wanita yang memperkenalkan diri bernama Mbok Nah itu.
"Iya Mbok, terimakasih. Em, sebelumnya, panggil saya Arsyi saja," balas Arsyi ramah.
"Loh, ya tidak enak Non, bagaimana kalau Neng?" ucap lucu Mbok Nah
Arsyi tersenyum, dia suka pada wanita di hadapannya ini yang sepertinya suka bercanda. Pantas saja meskipun sudah berumur tapi tetap sehat dan kuat.
"Itu lebih enak didengar Mbok," balas Arsyi.
"Siap, Neng," seru Mbok Nah sambil meraih pegangan koper Arsyi.
Arsyi segera melarangnya.
"Jangan, Mbok, biar aku saja. Ini berat," seru Arsyi.
"Tidak apa-apa, Neng, Mbok sudah biasa, kok. Yuk, Mbok antar ke kamar," ucap Mbok Nah
"Baik Mbok, tapi koper ini biar aku sendiri yang bawa, ya," Arsyi bersikeras.
"Mbok tidak enak, Neng. Nanti kena marah Den Nizam," ucap Mbok Nah sedikit manyun.
"Apa Mas Nizam sering marah Mbok?" tanya Arsyi mulai melangkah masuk garasi sambil menyeret kopernya.
Mbok Nah mengiringi di samping Arsyi.
Garasi memang terhubung dengan halaman samping, jadi ketika akan memasuki rumah tidak perlu lewat ruang tamu.
Halaman samping tampak lebih luas dari halaman depan, dengan kolam ikan yang berkelok indah lengkap dengan gazebo dari kayu berukir di sebagian atas kolam. Untuk sampai di gazebo harus melewati jembatan beton cetak layaknya bambu. Sangat pas dan manis dilihat.
Arsyi mengukir senyum. Melihat eksterior rumah ini saja dia sudah langsung jatuh hati. Terbayang dia bisa menghabiskan sore di gazebo itu sambil membaca novel.
Dan, ditemani Nizam yang tertidur di pangkuannya.
Ah, Arsyi menggeleng cepat dengan senyum malu di bibirnya. Apa yang dia pikirkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
LESSON 4 MY HUSBAND
Romansa"Kamu itu hanyalah sebuah kesalahan yang menahanku dalam sebuah catatan sialan bertuliskan BUKU NIKAH. Menikahimu adalah kutukan!!!" ~Nizam Daniyal~ "Dia suamiku. Setelah ijab dan qobul dia ucapkan, dialah surgaku, jodoh yang dipilihkan Allah untuk...