Pagi ini mendung
Terlihat mentari masih malu-malu untuk menampakan diri
Mungkinkah karena awan hitam sudah lebih dulu menyapa bumi?
Entahlah...Aku menarik nafas berat
Berusaha meredakan rasa penat yang semakin menggugat
Tubuh sudah beri isyarat
Katanya; cepatlah beristirahatAku bingung, memang apa yang perlu di istirahatkan?
Sebuah ingatan yang berusaha ku tenggelamkan?
Atau rasa yang harus menemui akhir tanpa sempat menuju awalan?
Atau aku yang lugu karena sudah menantimu seperti pungguk menanti rembulan?Terbesit beberapa tanya yang mampir dibangku fantasi ku mengenai kamu.
Apa yang harus kupercayai darimu?
Selarik ucapan selamat tinggal yang tak pernah kau sampaikan?
Sekepal keraguan yang sedari dulu kau tanamkan?
Belum cukupkah segala kecewa ku reda
Belum cukupkah rasa sakit yang sudah seperti penyakit ini ku ubah menjadi kekuatan untuk membuatmu tetap tinggal dan tak kemana-manaKini selesai,
Segala yang berkaitan dengan mu harus usai
Kau pikir, siapa yang sanggup menanti
bertahun-tahun tanpa sebuah jawaban pasti
Hanya ada keraguan yang bertamu
Hanya ada kabar semu yang kian mematahkan harapkuKini aku sadar mencintaimu saja tidak pernah cukup. Kesetiaanku tak bisa membuatmu menetap, Pengorbananku tak bisa menuntunmu pulang. Lalu, tak bisa lagi ku serahkan sisa-sisa harapan ini untuk menunggumu pulang. Membiarkan diriku membeku terlihat malang. Biarkan waktu menjalankan tugasnya. Kita tidak pernah tahu hari esok kan?
Dulu aku pernah berdoa agar kau saja-lah yang kelak menemani hari tua. Namun sekarang berbeda, Sudah ku tata hatiku agar tak condong kepadamu saja, sudah ku rapihkan harapku hanya kepada Tuhan-ku saja
Kini aku sadar, segala yang indah tidak selalu ada diakhir cerita🥀