15. Tuan✨

46 4 0
                                    

Aku menulis untuk bersenang-senang, tuan. Jika memang kau ikut senang, maka itu bonus untukku.

Aku tidak pandai merangkai kata, tidak pandai menempatkan tanda baca, kacau dalam hal bahasa, bahkan aku belum bisa bercumbu mesra dengan diksi-diksi beromansa. Tapi jika matamu mau meraba tiap katanya, aku senang hati mempersilahkan nya.

Sedari dulu aku memang payah dalam hal percaya. Percaya dengan apa yang aku bisa. Sastra adalah teman paling setia sejauh ini. Cinta yang tak pernah habis nyawa. Hidup selama aku hidup. Tapi bisakah tetap hidup, walau aku akan mati?

Aku tidak mengharapkan apa-apa dari yang ku tulis, selain berharap ada kebaikan yang bisa diambil, atau energi positifnya mengalir. Tapi kebanyakan yang ku tulis itu sendu, runyam dalam imajinasi yang tertata tidak rapih. Karena aku redup, aku rapuh. Kata siapa? Tanyamu.

Kemudian kamu meyakinkanku; tentang banyak hal. Candu sekali tiap kata yang keluar, ingin aku dengar tidak hanya satu kali. Ingin sekali mencuri kotak suaramu, tapi nanti kamu tidak bisa bicara. Kalau begitu, aku ingin meminjamnya saja. Untuk ditaruh di saku celana, atau di botol sirup berwarna.









✨🍃

Yang Tak Pernah Ku SampaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang