Kamu dan Puncak

1.5K 135 1
                                    

Mereka menikmati senja dengan penuh ketenangan dan kedamaian, berada didekat danau sekitaran villa, tak terlalu ramai disini, hanya ada beberapa orang saja.

"Kita sebenarnya dimana sih?" Tanya Chika penasaran.

"Coba kamu cek ponsel kamu, liat kita lagi dimana." Ucap Vivi, Chika segera melihat ponselnya. Ia terkejut, saat ini ia dan Vivi sedang berada dipuncak.

"Seriusan?" Tanya Chika dibalas anggukan oleh Vivi.

"Alasan kamu ngajak aku kesini apa?" Tanya Chika.

"Aku mau sama kamu aja." Ucap Vivi seadanya.

"Aku kira kamu kangen aku." Ucap Chika membuat Vivi kebingungan.

"Maksudnya?" Tanya Vivi.

"Kamu ga kangen sama aku, Fadrin?" Tanya Chika sambil menahan senyumnya agar tak merekah didepan Vivi. Dan Vivi membelalakkan matanya. Apakah gadis didepannya ini sudah ingat kepada Vivi? Batinnya.

"Kamu-" Ucapan Vivi terpotong oleh Chika.

"Aku udah inget semuanya." Ucap Chika tersenyum menatap mata tajam Vivi.

"Gimana ceritanya?" Tanya Vivi.

Chika pun menceritakan asal muasal ia bisa mengingat kembali semuanya, mungkin termasuk perasaan Vivi.

***

"Vivi masih lama ya ngisi materinya?" Tanya Chiko dibalas anggukan oleh Chika.

"Koko boleh cerita tentang Vivi ga?" Tanyanya lagi.

"Cerita aja sih, Koh." Ucap Chika santai dibalas anggukan oleh Chiko.

"Vivi suka sama seseorang." Ucap Chiko membuat Chika tersentak.

"Maksudnya?" Tanya Chika.

"Dulu mungkin sampai sekarang, Vivi suka dan cinta sama seorang gadis. Dia pernah nembak gadis itu, tapi malah ditolak dan juga gadis itu jadi jaga jarak sama Vivi." Ucap Chiko.

"Gadis itu hanya menganggap Vivi sebagai sahabat, ga lebih. Tapi, waktu kita sekeluarga termasuk keluarganya Vivi liburan, kita dapet kabar bahwa gadis yang Vivi cintai itu kecelakaan." Chika menyimak setiap kata yang terlontar dari mulut Chiko. Logika Chika terus bertanya, siapa gadis itu?

"Terus yang paling terpukul di antara kita semua adalah Vivi. Dia terus nyalahin dirinya sendiri, bahkan dia hampir bunuh diri saat itu." Ucap Chiko.

"Gadis itu kecelakaan apa, Koh? Dan kenapa Vivi bisa sampai seterpuruk itu?" Tanya Chika, Chiko pun mengangguk dan tersenyum lalu melanjutkan ceritanya.

"Dia kecelakaan didepan rumahnya, waktu itu posisinya keluarga Vivi dan keluarga kita masih ditempat liburan. Pas tau gadis yang Vivi cintai kecelakaan, kita semua langsung menuju rumah sakit." Chika memegang kepalanya, ada rasa sakit yang menerjang kepalanya begitu saja. Apa maksudnya ini?! Batinnya.

"Waktu di UGD Vivi setia banget nungguin gadis itu sampai siuman. Dan saat siuman, Vivi buru-buru manggil dokter, dokter bilang gadis itu udah baik-baik aja. Tapi saat gadis itu mengingat satu persatu orang yang ada di ruangan itu, dia melupakan Vivi. Kita semua diingat sama dia, tapi dia ga ingat sama sekali sama Vivi." Chika menahan sakit dikepalanya saat Chiko bercerita, jujur ini menyakitkan.

"Vivi yang semula bahagia berubah jadi murung dan sedih. Bahkan dia hancur saat beberapa hari kemudian gadis yang dia cintai itu berpapasan di lorong tanpa menyapanya." Ucap Chiko, ia melirik ke arah Chika, ingin rasanya ia membantu sang adik dari kesakitan yang ada dikepalanya. Tapi, ia tak ingin melihat Vivi dan adiknya seperti orang asing.

Tentang Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang