Dari Seminar Turun Ke Hati.

1.5K 149 0
                                    

Sudah seminggu ini para panitia dan pengisi acara mempersiapkan semuanya untuk seminar, mulai dari musik, stage, costum, dan lain-lain. Begitu pula Chika dan Vivi, saat ini mereka sudah tidak berlatih di ruang musik, namun mereka langsung berlatih di atas stage agar menghilangkan kegugupan.

"Oke, Chika sama Badrun nanti jadi pembuka ya." Ucap panitia dan dibalas anggukan oleh keduanya.

"Tapi ka, nanti kan gue ngisi seminar. Itu costumnya ganti atau nggak?" Tanya Vivi.

"Ga usah, Drun. Lo pake costum yang sama aja, biar ga bolak-balik. Oke." Ucap panitia dan dibalas anggukan oleh Vivi.

Vivi dan Chika kembali berlatih untuk lebih menyempurnakan instrumen dan lagunya. Semua orang masih disibukkan dengan pekerjaan dan tugas masing-masing.

Hampir jam makan siang, Vivi melihat jam tangannya dan menyimpan gitarnya, ia berjalan menghampiri Chika yang masih betah bermain piano.

"Lo mau makan ga?" Tanya Vivi membuat Chika mendongak dan menatapnya.

"Ehm.. bol--" Ucapan Chika terpotong ketika Jeki memanggilnya.

"Honey!!" Seru Jeki sambil berjalan menghampiri Vivi dan Chika. Chika seketika menoleh dan tersenyum tipis pada Jeki.

"Aku bawa makanan buat kamu." Ucap Jeki.

"Bawa apa?" Tanya Chika.

"Bawa sandwich." Ucap Jeki dibalas anggukan oleh Chika.

Vivi hanya menatap kedua orang didepannya ini, tanpa ingin ikut campur.

"Vi, lo mau ke kantin?" Tanya Jeki.

"Iya." Ucap Vivi.

"Ohh, yauda sana. Keburu makin siang, ntar lo ga keburu makan siang lagi." Ucap Jeki sedikit mengusir Vivi. Vivi pun hanya membalas dengan anggukan kepala saja, lalu berlalu pergi. Tersisa Jeki dan Chika diatas stage, karena panitia yang lain sedang istirahat makan siang.

"Kenapa ga collab sama aku aja sih. Kenap harus sama Vivi?" Tanya Jeki jengkel.

"Permintaan dari kepsek kok, bukan mau aku." Ucap Chika sambil melahap sandwichnya.

"Ya kenapa harus kamu yang collab sama dia? Kenapa ga aku aja? Toh juga aku lebih keren dari dia, lebih sempurna main gitarnya, suara aku juga lebih bagus kok." Ucap Jeki seketika Chika menatapnya lekat.

"Hhhh, aku tau kok. Tapi, dia itu salah satu dari sekian murid yang berprestasi juga dikenal banyak orang, bukan cuman warga sekolah aja, tapi juga diluar sekolah." Ucap Chika.

"Aku juga dikenal semua orang kok." Ucap Jeki menyombongkan diri.

"Iya dikenal sebagai anak genk motor. Dan aku ga suka itu. Aku nerima kamu lagi, bukan berarti aku diem kamu ikut genk motor. Aku mau kamu keluar dari genk motor." Tegas Chika.

"Ya, ga bisa lah. Disana itu aku bisa seneng-seneng. Kamu jangan seenaknya nyuruh aku keluar dari genk motor ya, kamu aja ga tau dunia motor!!" Ucap Jeki dengan nada tinggi, Chika hanya menatapnya karena ia benar-benar terkejut. Chika kira dengan ia memaafkan Jeki, Jeki akan berubah dan tak kasar lagi. Namun pikirannya salah.

"Aku ga suka kamu di genk motor!! Aku ga suka kamu kasar!! Kamu dengan mudahnya ngebentak aku. Bahkan Ayah aku sendiri, ga pernah bentak aku!! Kamu pengecut!!" Teriak Chika, tiba-tiba Jeki melayangkan tamparak pada pipi Chika.

Plak!!

Vivi yang baru saja datang mengeraskan kepalan tangannya, menatap Jeki dari jauh yang berani menapar Chika.

Tak tinggal diam, Vivi berjalan menghampiri Jeki dan Chika dengan tatapan yang penuh dengan emosi, Vivi melayangkan satu pukulan pada wajah Jeki.

Bugh!!

Tentang Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang