Kangen-kangenan.

1.2K 96 8
                                    

Vivi dan Chika masih berada di balkon kamar, menikmati hembusan angin yang menerpa wajah mereka. Chika mengangkat kepalanya, lalu wajahnya ia hadapkan pada Vivi, menatap wajah Vivi, mata Vivi, tangannya perlahan mengelus pipi tirus itu.

"Kamu kurusan ya." Ucap Chika, Vivi menoleh dan tersenyum.

"Efek kangen." Ucap Vivi asal.

"Gabada hubungannya." Vivi terkekeh, tangannya menggapai tangan Chika yang berada dipipinya.

"Kalau waktu itu aku mati gimana ya." Ucap Vivi, Chika pun langsung menghadiahinya dengan pukulan di paha Vivi.

"Ngomongnya jangan bikin kesel deh." Ucap Chika.

"Loh aku kan nanya." Ucap Vivi.

Chika kembali mengalungkan tangannya di leher Vivi. Sepertinya ini adalah kegiatan favorit Chika, mengalungkan tangannya pada Vivi.

"Kalau kamu mati, mungkin saat ini aku udah ikut kamu." Bisik Chika.

"Kamu ga boleh ikut aku."

"Kenapa?"

"Kamu harus bahagia walaupun tanpa aku."

"Kebahagiaan aku itu kamu. Bukan yang lain." Bisik Chika.

"Terus kalau aku mati, kamu juga ikut mati gitu?" Chika pun menganggukkan kepalanya.

"Aku ga mau kehilangan kamu, sayang." Bisik Chika tepat didepan wajah Vivi.

"Kamu ga akan kehilangan aku kok." Ucap Vivi.

"Janji?" Vivi mengangguk, Vivi menarik Chika untuk duduk diatas pangkuannya.

"Ngapain?" Tanya Chika.

"Duduk dipangkuan aku." Ucap Vivi dengan wajah polos.

"Emang kamu kuat?"

"Kamu ringan."

"Yang berat apa emang?"

"Rindu." Ucap Vivi, Chika pun duduk dipangkuan Vivi, wajahnya menghadap pada Vivi, saling menatap satu sama lain.

"Kamu udah siap nikah sama aku?" Tanya Vivi sambil mengelus pipi Chika dengan lembut.

"Kalau sama kamu, aku siap." Ucap Chika tersenyum.

"Kapanpun?" Chika mengangguk.

"Kalau besok?" Tanya Vivi.

"Ayo, tapi jangan minta anak dulu." Ucap Chika.

"Kenapa?" Chika tersenyum mendengar pertanyaan Vivi.

"Aku belum siap, aku juga butuh belajar buat jadi seorang ibu." Ucap Chika.

"Kalau aku yang hamilnya gimana?" Tanya Vivi, Chika menggeleng.

"Kamu yang cari uang aja, biar aku yang hamil dan ngurus anak." Ucap Chika.

"Kamu ga mau ngurus aku?"

"Kamu kan selalu aku urus, sayang." Bisik Chika, Vivi tersenyum.

Tangan Vivi memeluk pinggang Chika, wajahnya semakin ia dekatkan pada Chika, terasa hembusan nafas Chika, mata keduanya menutup perlahan.

Cup.

Bibir Vivi berhasil mendarat pada Vivi Chika, bibir yang satu tahun ini selalu ia rindukan, bibir yang selalu membuatnya tersenyum, bibir yang selalu berkata lembut padanya.

Awalnya hanya sebuah kecupan biasa dan sekedar menempel, namun mungkin karena efek kangen, Vivi memperdalam ciumannya pada Chika, semakin menarik pinggang Chika. Chika yang sedikit kewalahan akhirnya bisa mengimbangi, tangan Chika pun tak tinggal diam, tangannya menarik tengkuk Vivi untuk memperdalam ciumannya.

Tentang Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang