Kamu dan segala kenangan.

1K 94 0
                                    

Hari ini, seharusnya menjadi hari bahagian bagi Vivi, bisa bertemu dengan gadisnya yang selalu ia tunggu, yang selalu ia rindukan, dan yang selalu ia sebut dalam doanya pada tuhan.

Setelah pulang dari kampus, Vivi langsung menuju balkon kamarnya dan memainkan gitar. Tak pernah ia sangka bahwa gadisnya akan kembali dekat dengan mantan sahabatnya itu.

"Kenapa harus gini, Ra? Kenapa ga sesuai ekspektasi aku? Aku padahal kangen sama kamu, aku pengen meluk kamu rasanya, aku pengen nyanyiin kamu lagi, pengen ngasih tau kabar baik, pengen cerita, pengen buat kamu ketawa, dan masih banyak lagi." Sendu Vivi.

"Tapi kayaknya kamu udah bahagia sama dia, dia yang udah nyakitin kita, yang hampir bunuh aku, yang ga bisa jagain kamu. Kamu kayaknya say-"

"Aku ga sayang sama dia." Ucapan Vivi terpotong kala mendengar suara yang tak asing ditelinganya.

Vivi pun menoleh dan mendapati seorang gadis sedang berdiri dibelakangnya dengan wajah sendu, ia berjalan menghampiri Vivi, ia berdiri didepan Vivi yang sedang duduk memangku gitarnya.

"Aku kangen sama kamu, selama satu tahun ini aku selalu ditemenin sama bayang-bayang kamu." Ucap gadis itu.

"Langit, dia selalu jadi saksi kalau aku ketemu sama bayang-bayang kamu." Lanjutnya sambil membalikkan badannya dan menatap langit. Vivi terus memandang gadis yang sedang membelakanginya.

"Aku selalu berdoa sama tuhan, biar kita dipertemukan kembali, disatukan kembali, dan lagi lagi lagi aku mencintai kamu." Ucapnya. Vivi pun berdiri menghampiri gadis itu, hanya sekedar berdiri tepat dibelakang gadis itu.

"Kamu tau? Aku selalu dipeluk sama bayangan kamu yang terasa nyata, mungkin karena efek kangen, halusinasi aku jadi makin tinggi. Aku selalu ngebayangin, kalau kamu datang saat itu dan peluk aku, bawa aku dalam kebahagiaan, tertawa sama aku, nyanyi, dan banyak lagi." Ucapnya, perlahan Vivi memeluk gadis itu dari belakang dan menyandarkan dagunya pada bahu kecil itu.

"Aku rindu kamu, Ra. Selalu. Dulu, kemarin, sekarang dan entah sampai kapan aku selalu rindu kamu." Ucap Vivi, gadis yang dipanggil 'Ra' pun membalas pelukan Vivi, mengelus pelan tangan Vivi yang berada diperutnya.

"Maaf dulu aku ga bisa nemenin kamu, maaf dulu aku ga bisa peluk kamu, maaf dulu aku ga bisa nyanyiin kamu, dan maaf dulu aku ninggalin kamu." Bisik Vivi, gadis itu pun membalikkan badannya menghadap Vivi, menatap mata Vivi yang selalu ia rindukan.

"Kamu ga perlu minta maaf, kamu ga salah." Ucapnya mengelus pipi milik Vivi.

"Tapi aku udah ninggalin kamu, Ra." Ucap Vivi, gadis yang berada didepannya hanya tersenyum menanggapi ucapan Vivi.

"Aku kangen kamu, Fadrin. Kangen banget." Ucapnya.

"Aku lebih kangen kamu, Tamara." Ucap Vivi, kemudai memeluk gadis itu erat.

Mereka saling menumpahkan kerinduan lewat pelukan, satu tahun tak bertemu, satu tahun tak ada kabar, satu tahun merindukan senyumnya, dan satu tahun pula hanya bayangan yang menemani.

Vivi melepaskan pelukannya, kemudian menatap Chika lekat, jaraknya sangat dekat sekali, hanya beberapa centi saja.

"Aku ga suka dia deketin kemu." Bisik Vivi, Chika pun mengalungkan tangannya pada leher Vivi dan tersenyum.

"Aku sama dia ga lebih kok, kita cuman temen aja." Ucap Chika.

"Tapi dia udah bikin kamu bahagia waktu ga ada aku." Ucap Vivi dengan wajah yang dibuat cemberut.

"Kamu cemburu ya?" Tanya Chika.

"Iya, aku cemburu sama dia." Ucap Vivi tegas.

"Emang kita ada hubungan apa?" Tanya Chika sambil tersenyum jahil.

Tentang Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang