Ujian Hidup.

981 96 0
                                    

Sudah 3 Minggu lamanya Vivi dan Chika putus, mereka benar-benar berjarak dan tidak saling mengenal seperti semula. Namun bukan ini yang Chika inginkan, ia ingin seperti biasa dengan Vivi, tidak untuk menjauh seperti ini.

Hari ini, semua siswa sedang menjalani ujian kenaikan kelas, mungkin 1 Minggu kedepan mereka akan berbeda ruangan.

"Sstt, Ja. No satu apa isinya?" Tanya Zahran, Vivi yang ada didepan Zahran menengok dan menatap tajam pada Zahran.

"Berisik lo." Ucap Vivi dengan nada datar.

"Ck, ini no satu anying. Gue kaga belajar tadi malem." Bisik Zahran.

"Suruh siapa kaga belajar, makanya jangan ngopi mulu lo." Ucap Vivi.

"Viona Fadrin!! Ada apa ngobrol-ngobrol?!" Ucap pengawas, Vivi pun membalikkan badannya sekaligus.

"Ngga pak, Zahran tadi nanya tentang camping." Ucap Vivi berbohong.

"Kan bisa nanya nanti." Ucap pengawas.

"Iya pak, maafin." Ucap Zahran kembali mengerjakan soalnya walaupun susah.

Berbeda dengan Vivi, Vivi yang termasuk murid berprestasi dengan mudahnya mengerjakan soal yang terbilang sulit itu.

Sementara dikelas Chika, semua siswa mengerjakan dengan damai dan tanpa suara. Begitupun Chika, ia mengerjakan soalnya dengan sangat baik dan benar.

***

Triiinggg!!

Bel istirahat pun berbunyi, setelah sekian mnit para siswa mengerjakan soal ujian, akhirnya mereka diberi waktu untuk beristirahat dan mengisi tenaga agar lebih mudah berfikir.

"Ke kantin yok." Ucap Eri.

"Drun, yuk ke kantin." Vivi pun menganggukkan kepalanya ketika Vino mengajaknya ke kantin.

Iblisnation, salah satu geng yang terkenal dan bahkan sangat terkenal dikalangan siswa, guru, alumni, sampai warga diluar sekolah. Anggotanya memang bukan orang biasa, mereka saja tinggal di perumahan elit yang berbeda-beda. Keturunan para konglomerat yang tak pernah riya.

Banyak sekali yang memperhatikan iblisnation, diantaranya para Kakak kelas, teman seangkatan, lelaki, ataupun perempuan.

Vivi berjalan paling depan ditemani oleh Vino disisi kanan dan Gito disisi kirinya, sisanya berada dibelakang Vivi.

"Nah, itu para ciwi." Tunjuk Eri pada Dey, Ara, Freya, Flora, dan tentunya ada Chika.

"Yauda yuk, keburu keisi sama orang lain." Ucap Vino. Mereka pun berjalan menghampiri para wanita yang sudah berada ditempat.

Semuanya langsung menempati tempat duduk masing-masing, mungkin mereka sengaja menyisakan bangku didekat Chika, agar Vivi bisa melepas sedikit rindunya.

"Duduk, Drun." Ucap Dey. Dengan terpaksa Vivi duduk didekat Chika, mantan kekasihnya(?)

"Kalian udah pada pesen?" Tanya Gito, dibalas gelengan oleh para wanita.

"Bagi-bagi tugas dah, Eri, Vino, Zahran, Raja, Jaya pesen minuman. Terus gue, Freya, Flora, Dey, Olla, sama Cornel kita pesen makanan." Lanjut Gito membagi-bagi tugas dengan rata.

"Gue ngapain?"

"Aku ngapain?" Ucap Vivi dan Chika secara bersamaan.

"Kalian tunggu aja lah, bagian bayar aja kaga apa-apa." Ucap Dey. "Yok ah." Dey dan teman-temannya pun meninggalkan Vivi dan Chika berdua dibangku panjang itu.

Hening, hembusan angin, riuh ramai kantin, dan detak jantung keduanya. Tak ada suara yang keluar dari keduanya, mereka sibuk dengan dunianya masing-masing. Sibuk dengan pikiran yang ntah sedang memikirkan apa.

Tentang Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang