Putus?!

1K 95 4
                                    

Setelah kejadian disekolah, Vivi dilarikan ke rumah sakit diantar oleh Gito. Mukanya sudah babak belur, darah terus mengalir dihidung dan pelipis, mungkin punggung Vivi sudah ada gangguan.

"Bentar ya, gue panggil suster dulu." Ucap Gito, lalu turun dari mobil.

"Suster!! Suster!! Woy anjing!! Bisu apa ya!!" Teriak Gito dengan emosi.

"Ada yang bisa dibantu, mas?" Tanya suster.

"Bantuin temen gue pingsan, bawa kursi roda atau nakas kek." Ucap Gito suster pun membantu Gito.

Mereka membawa Vivi ke UGD terlebih dahulu, diikuti oleh Chika dan Gito.

"Maaf, tidak boleh masuk." Ucap suster, Gito dan Chika pun menunggu diluar.

Cemas. Itu yang mereka rasakan saat ini, kecemasan menyelimuti Chika.

"Yang diucapin Jeki bener?" Tanya Gito berusaha menahan emosinya.

"Aku ga pernah kayak gitu sama dia. Kamu tau sendiri dia kayak gimana, alasan aku putus dari dia itu karena dia penuntut, kasar, aku ga suka." Ucap Chika.

"Lo yakin Vivi bakal denger penjelasan yang sama?" Tanya Gito dibalas nggukan oleh Chika.

"Aku yakin, dia pasti percaya sama aku." Ucap Chika.

Mereka terus menunggu dokter yang keluar dari ruangan tersebut. Chika terus memainkan jarinya, Gito mencoba untuk menghubungi teman-temannya yang ada disekolah.

"Gito?" Panggil seseorang, Chika dan Gito pun menoleh.

"Eli? Kamu ngapain disini?" Tanya Gito.

"Papi sakit, kamu lagi apa?" Tanya Eli.

"Vivi masuk UGD, aku nemenin Chika disini." Ucap Gito jujur.

"Kok bisa?"

"Ceritanya panjang. Nanti aku ceritain." Ucap Gito.

"Git, aku sendiri aja disini." Ucap Chika.

"Gapapa?" Tanya Gito dibalas anggukan yakin oleh Chika.

"Yauda, gue sama Eli dulu. Nanti telpon aja kalau ada apa-apa." Lanjut Gito dibalas anggukan oleh Chika. Gito pun meninggalkan Chika sendirian di lorong rumah sakit menunggu Vivi.

Drrrtt!!

Chika melihat ponselnya, ternyata telpon dari Veranda, Bunda dari kekasihnya.

"Hallo, Bunda." Ucap Chika dengan lemas.

"Chika, kamu dimana?" Nada khawatir terdengar jelas.

"Chika dirumah sakit, Bun."

"Siapa yang sakit sayang?"

"Vi-vivi, Bunda." Ucap Chika terbata-bata.

"Vivi kenapa?!" Terdengar Veranda berteriak.

"Nanti Chika ceritain, Bunda bisa kok ke rumah sakit deket sekolah." Ucap Chika dengan nada sendu.

"Yauda, bunda kesana. Tunggu ya."

Chika menutup panggilan ponselnya, ia takut Veranda akan memarahinya. Hatinya benar-benar tak tenang saat ini, mengingat Vivi yang dilempar kayu oleh Jeki.

Tak lama dokter keluar dan berjalan menghampiri Chika.

"Keluarga pasien?" Tanya dokter, Chika pun menganggukan kepalanya.

"Pasien mengalami keretakan di punggungnya, tapi masih sedikit tidak terlalu fatal. Namun, pasien harus bisa menjaga dirinya agar keretakannya tidak fatal." Jujur saja Chika terkejut mendengar penuturan dari dokter.

Tentang Kita.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang