Bab 3

97 26 28
                                        

Now playing: With You by Chris Brown

Isabelle mematung. Ia menelan ludah sekali, lalu berkata, "Kau … serius? Rumahku sangat jauh dari sini."

Sebenarnya, itu bukan alasan utama Isabelle meragukan tawaran Samuel. Jarak dari sekolah ini ke rumahnya memang jauh, tapi sebenarnya bukan masalah besar jika ditempuh dengan mobil. Hanya saja, Isabelle sedikit bimbang. Ia dan Samuel baru saja mengenal. Apakah begini merupakan hal baik? Ia awalnya ingin cepat akrab dengan Samuel, karena jarang sekali menemukan orang yang juga menghargai botol parfum antik. Namun, jika dipikir-pikir ulang, sepertinya hubungan instan kelihatannya agak agresif.

"Oh, ya? Seberapa jauh? Kau tentunya tinggal di Culpeper, kan? Menurutku, wilayah Culpeper tidak besar-besar amat," ujar Samuel.

Isabelle mengangguk. "Benar. Tapi rumahku sendiri berjarak sekitar empat kilometer dari Dalton's. Kau tahu sendiri Eastern View High School ke Dalton's seberapa jauh. Mungkin sekitar …." Isabelle mengingat-ingat rute perjalanan sambil menghitung dengan jari.

Samuel tersenyum tipis sambil menepuk lengan Isabelle beberapa kali. "Sudahlah, tidak perlu menghitung lagi. Aku terbiasa menyetir sampai ke luar kota. Mengantarmu sampai lima kilometer dari Dalton's bukan masalah besar."

Baiklah. Coba terima ajakannya dulu saja. Mungkin kami benar-benar cocok berteman. Isabelle tersenyum tipis, lalu mengangguk. "OK. Aku akan menemuimu lagi setelah pertandingan bisbol selesai." Ia melirik arloji kecilnya sekilas. "Giliran sekolahku sudah hampir tiba. Aku harus bergabung dengan mereka sekarang."

"OK. Bye. See you," ujar Samuel sambil tersenyum lebar dan melambaikan tangan kepada Isabelle.

Isabelle meraih tas ransel dan mengendongnya. Kemudian, ia melambaikan tangan balik pada Samuel. Ia menuruni bangku lapangan dan berjalan menuju kelompok teman-teman sesekolahnya.

***

Isabelle turun dari bangku lapangan begitu pertandingan tim sekolahnya selesai. Tentu saja, tim sekolahnya menang, seperti biasa. Maksudnya, hanya menang atas diri sendiri di masa lalu, tetapi tidak mengalahkan tim lawan. Semua guru dan murid tidak menaruh ekspetasi tinggi pada Adler High School. Jadi, sewaktu tim bisbol mereka kalah, tidak ada yang kecewa berat.

Isabelle berusaha membebaskan diri dari kerumunan murid-murid yang berkumpul di bawah bangku, lalu menyingkir ke area sekolah yang tidak terlalu ramai. Ia mengeluarkan handphone dari sakunya, lalu membuka WhatsApp. Ia mengetikkan pesan ke Olivia sebelum menemui Samuel.

Isabelle Clarke: 03.17 p.m. Olivia, aku sepertinya tidak akan pulang dengan bus sekolah. Nanti kau tidak perlu menungguku, ya.

Olivia Russel: 03.18 p.m. Oh, tidaaak! Apa kau kesal padaku karena aku meninggalkanmu saat pertama kali sampai di sini tadi? Tolong jangan marah, dong.

Isabelle menepuk keningnya sambil berdecak. Kebiasaan dramatis, pikirnya.

Isabelle Clarke: 08.18 Bukan begitu, Oliv. Aku tidak marah padamu. Hanya saja, seorang kenalan baru menawarkan untuk mengantarku pulang.

Olivia Russel: 08.19 Ah, kenalan baru yang menawan. Aku sering mendengar frasa itu di novel-novel YA. Omong-omong, bagaimana kenalan barumu itu?

Fragrance Between Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang