Bab 9

54 12 2
                                    

Now playing: My Everything by Jin Jun Zhi


Samuel melihat mata Isabelle yang perlahan-lahan semakin tidak fokus. Kaki cewek itu juga terlihat agak lemas. Ia meletakkan tangan di bahu Isabelle sambil memanggil namanya dengan pelan. Namun, tidak ada jawaban. Selang beberapa detik kemudian, tubuh Isabelle terkulai tak bertenaga. Samuel spontan mendekap Isabelle hingga pipi cewek itu menempel ke dadanya.

"Isabelle, apa kau baik-baik saja?" tanya Samuel setengah bingung setengah panik. Saat tadi ia baru masuk ke Dalton's, cewek ini kelihatannya masih baik-baik saja. Hanya terlihat sedikit mengantuk. Ah, mungkin itu penyebabnya.

Samuel mengusap kening Isabelle, lalu merasakan suhu tubuhnya. Panas sekali. Apakah demam? pikirnya gusar. Ia mengguncang bahu Isabelle pelan. "Isabelle, apa kau pingsan atau bagaimana?"

Tetap tidak ada jawaban dari Isabelle.

Samuel sebelumnya belum pernah mengurus cewek yang sakit hingga tiba-tiba pingsan seperti ini. Jadi, jujur saja ia bingung dengan apa yang harus dilakukannya. Ia akhirnya menggendong Isabelle dan membawa cewek itu ke kursi di balik meja konter. Kursi-kursi di Dalton's tidak ada yang punya sandaran, jadi Samuel harus menggeser kursi itu dengan kakinya ke arah dinding supaya tubuh Isabelle bisa disandarkan di situ.

Samuel merapikan buku-buku dan alat tulis Isabelle yang masih tergeletak di meja konter. Kemudian ia pun memasukkan laptop Isabelle ke sebuah tas laptop berwarna biru muda yang tergeletak di lantai. Ia hendak memasukkan Isabelle dan barang-barang cewek itu ke mobilnya. Namun, tiba-tiba sebuah pemikiran kecil terbersit di otaknya.

Tokonya tidak mungkin ditinggalkan begitu saja, kan? Samuel berbalik, lalu membuka tas Isabelle dan mengambil handphone cewek itu. Ia membuka aplikasi WhatsApp. Samuel sebenarnya tidak tahu ia harus mengurus perizinan ini kepada siapa. Namun, sejauh yang ia tahu, pria bernama Mr. Gordon sering mengawasi kerja Isabelle. Jadi, Samuel pun mengetikkan kata 'Gordon' di kolom pencarian kontak. Setelah itu, ia mengetikkan pesan.

Isabelle Clarke: 03.52 p.m. Selamat sore, Mr. Gordon. Saya Samuel Simms, teman Isabelle. Isabelle sedang tidak enak badan hari ini dan harus pulang untuk beristirahat. Mohon Anda mengerti.

Status pria itu terlihat jelas sedang online. Namun, seperti biasa, orang tua agak lambat dalam menjawab pesan. Beberapa menit kemudian, barulah terlihat Mr. Gordon mengirim balasan.

Fransisco Gordon: 03.56 Oh, begitu. Baiklah. Aku sedang ada urusan. Kau ubah saja papan di depan pintu toko menjadi CLOSED.

Isabelle Clarke: 03.56 Baiklah. Trims.

Setelah itu, Samuel memasukkan handphone Isabelle ke dalam tas kembali. Ia menggendong Isabelle menuju ke mobilnya, lalu memasuk-masukkan barang dan membalik papan di depan pintu sesuai perintah Mr. Gordon. Kemudian, ia pun melajukan mobil menuju ke apartemen ibunya yang berjarak sekitar delapan kilometer dari Dalton's.

Sesampainya di apartemen, Samuel menidurkan Isabelle di sofa abu-abu besar yang terletak di ruang tamu. Kemudian, cowok itu membuatkan kompres dengan saputangan kecil yang direndam sebentar di air hangat. Ia menyingkirkan rambut-rambut pirang kecil yang menutupi kening Isabelle, lalu meletakkan kompres di atas kening cewek itu. Setelah selesai, ia mengambil segelas air mineral dan setablet obat jenis acetaminophen, lalu menaruhnya di sisi meja.

Kemudian, Samuel duduk di sofa lainnya sambil memandangi Isabelle. Namun, cowok itu tidak melakukan apa pun.

***

Isabelle perlahan tersadar. Ia membuka matanya perlahan. Ketika ia berusaha duduk, kepalanya masih terasa berat. Namun, ia merasakan aroma harum yang khas beredar di sekitarnya. Hal itu membuat Isabelle penasaran dan ia berusaha mengangkat kepalanya. Setelah berhasil duduk dan bersandar dengan baik di sofa, Isabelle mengendus pelan beberapa kali, berusaha mencari sumber aroma tersebut. Ia menyipitkan mata sambil melihat sekelilingnya.

Fragrance Between Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang