°•Chappter 8•°

9K 523 25
                                    




Jangan lupa Vottmen!📌

Happy Reading

☃️☃️☃️

Sampai di bagian supermarket, Naufal dengan cepat mengambil alih troli dari tangan milik Reyna membuat sang empu menoleh ke arahnya dengan tatapan penuh tanya.

Reyna pun menghela nafasnya pelan. Susah emang berurusan dengan seorang Naufal yang mempunyai sikap pemaksa!. Akhirnya Reyna pun pasrah lalu mengekori Naufal dari belakang. Tak lama kepalanya menoleh ke arah ke kanan dan ke kiri mengamati jajanan serta sayur mayur yang berada di jejeran disana.

Setelah selesai memilih bahan makanan kini Naufal dan Reyna segera menuju ke arah kasir untuk membayarnya.

"Jadi berapa kak semuanya?" Tanya Reyna pada seorang kasir.

"Semuanya 250ribu kak," ucap kasir itu pada Reyna.

Lantas Reyna pun mengangguk lalu mengeluarkan uang berwarna merah sebanyak 3 lembar.

"Ini ka—"

"Pake ini aja," ucap Naufal lalu menyodorkan sebuah kartu ATM pada kasir.

Sentak Reyna pun menoleh kearah Naufal tak lupa menatapnya dengan tajam. Sedangkan yang ditatap pun hanya memasang wajah datarnya.

"Nggak usah kak pake uang saya aja," ucap Reyna sambil menyodorkan uangnya pada kasir.

Lantas kasir tersebut pun menoleh kearah Reyna lalu mengangguk pelan. Belum sempat mengambil uang dari tangan Reyna kini Naufal kembali bersuara.

"Pake ini aja," titahnya pelan namun tegas.

Reyna pun menoleh ke arah Naufal lalu berkata. "Kak," ucapnya Reyna pasrah.

"Jadi ini mau pake yang mana kak? Uang atau kartu?" Tanya kasir itu bingung.

"Kartu," jawab singkat Naufal membuat Kasir itu mengangguk. Sedangkan Reyna didalam hati masih mengumpat kesal pada Naufal.

Naufal yang melihatnya pun menjadi gemas lalu menarik pergelangan tangan Reyna dan menuju parkiran dimana kini tempat motornya berada.

"Ayo," ucap Naufal datar.

Reyna pun tak menjawab tanpa diminta Reyna mengambil helm, lalu menggunakannya. Ia segera naik tanpa sepatah kata pun.

Naufal pun hanya menggedik bahunya acuh. Lalu melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.
Setelah sampai di lampu merah kini hujan turun begitu deras tanpa permisi menyentuh kulit mereka. Dengan sigap Naufal melajukan motornya dengan laju tak lupa mencari tempat berteduh untuk dirinya dan juga Reyna.

"Kenapa harus hujan sih?" Tanya Reyna yang kini sudah berada di halte bus.

"Bosen," celetuk Reyna sambil menadahkan tangannya mengenai hujan.

Naufal yang sedari tadi pun hanya diam. Asik memperhatikan wajah Reyna yang kini sibuk dengan celotehannya. Tak lama Reyna berdiri dari duduknya membuat Naufal mendongak dan ikut berdiri juga.

"Es batu main hujan yuk," ajak Reyna tanpa menoleh ke arah Naufal.

"Gak," tolak Naufal.

"Ishh, ayoooo!! Kayaknya seru tauu," Reyna menarik tangan Naufal dengan antusias. Namun Naufal menepisnya pelan.

"Gak, nanti sakit,"

"Gw gak bakal sakit kok. Sebentar doang lagian," ucap Reyna namun Naufal masih tak bergeming. Membuat Reyna geram lalu menggembungkan pipinya.

My Cold Boyfriends [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang