09

754 117 59
                                    

Typo!!























"Perth…?!" 

Merasa terpanggil, Perth yg mencoba mendorong Thor menjauh darinya kini menoleh ke arah Saint.


"P_phi.. Saint.." Perth terkejut melihat siapa yg kini berdiri di depannya.

Saint masih menatap bagaimana cara pria di depannya memperlakukan kekasihnya.

Mark yg baru saja sampai, juga ikut ternganga detik berikutnya dia menggeleng pelan.


"Kau tidak memberiku kabar sama sekali hampir 3 minggu lamanya, dan ini yg kau lakukan di belakangku?!"  Saint menggigit bibir bawahnya, dia mengangguk pelan mencoba untuk tidak emosi.


"Tapi phi.. Aku tidak_"

"Cukup!! Mungkin lain kali kita bicarakan hal ini."  potong Saint, pada penjelasan Perth.


Sejak dulu hingga sekarang, Saint masih tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruknya, untuk mendengar penjelasan terlebih dahulu, sebelum menyimpulkan apa yg dia lihat.


"Phii.. Berhentilah egois!!" Perth berbicara cukup keras, hingga membuat Saint berhenti melangkah untuk meninggalkannya.


"Egois?!" Saint berbalik dengan matanya yg memerah, menatap tajam Perth.

Mark segera menyeret Thor untuk tidak ikut campur urusan keduanya.


"Kau bilang aku egois?! Lalu bagaimana dengan mu?!"  Saint berjalan mendekat ke arah Perth, yg menahan rasa sakit di pergelangan kakinya.



"Yaa.. Aku egois!! Tapi semua yg ku lakukan itu demi kebaikanmu phi!!"

"Kebaikan ku? Lalu apa kau memikirkan bagaimana perasaanku?! Sudah beberapa kali aku mencoba menghubungi mu, tapi ponselmu mati!! Dan kau tidak mengatakan apapun, memberiku kabar saja tidak pernah. Apa kau sudah melupakan janjimu?!" 


"Tidak!! Tidak pernah sedetik pun!!" 

Saint tersenyum getir, mendengar ucapan lirih Perth.


"Lalu katakan, apa aku masih belum bisa mengerti apa mau mu?!" Saint berdecak sebal, "Bekerja, dan mencoba membagi waktuku untukmu, aku juga ingin kau bahagia dan tetap bertahan denganku. Tak banyak yg bisa kulakukan untukmu, aku sadar itu!! Tapi sedikit saja, aku ingin kau mengerti, aku tidak pernah menganggap hubungan kita hanya sebuah permainan yg akan berakhir kapanpun aku mau."  Saint menunduk, menekan pangkal hidungnya.


"Tapi ku rasa... Kau tidak pernah berpikir sejauh itu." imbuh Saint.


Perth menggigit bibirnya, tangannya terkepal kuat, dan liquid bening mulai membasahi kedua pipinya.

"Yaah.. Aku tidak pernah berpikir sejauh itu.." lirihnya, "Karna bagiku.. Bisa bersamamu saat ini sudah lebih dari cukup, aku tidak ingin berharap lebih jauh.. Aku.. Aku hanya takut.." isakan mulai terdengar dari mulut perth.


"Takut, saat aku berharap sejauh itu.. Dan pada akhirnya kau akan benar-benar pergi.." Perth mengusap air matanya kasar, "Tapi tak apa.. Aku akan bangkit lagi dan akan tetap memegang janjiku, untuk mencintaimu selamanya.. Meskipun pada akhirnya kita tidak bisa bersama.." Perth tersenyum getir.


Bagai di tusuk belati, Saint bisa merasakan bagaimana sakitnya Perth yg berusaha bertahan dengannya.

Dia berjalan mendekat lalu mendekap Perth dalam pelukannya, membiarkan kekasihnya itu menangis membasahi kemeja putihnya.


Fanboy SS2  (SonPin) EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang