Happy Reading!
###
XI IPA 2, hari ini pelajaran awal adalah olahraga. Para siswa dan siswinya kini berada di lapangan outdoor SMA Perwira. Mereka melakukan pemanasan lari mengitari lapangan sebelum sang guru pengajar datang.
Davian menghentikan larinya saat ia sudah melaksanakan lima kali putaran. Keringat membasahi dahinya, ia menggunakan lengannya untuk menyeka keringat yang membasahi dahinya, lalu ia mengambil air mineral yang tadi ia bawa. Kemudian Davian mendudukkan dirinya menselonjorkan kakinya lalu ia menengguk minumannya hingga menyisakan setengahnya.
Davian mengamati ke sekelilingnya dengan seksama, pandangannya kini terkunci pada sosok siswi yang terlihat manis dengan seragan olahraga yang melekat pada tubuhnya. Dengan rambut yang dikuncir kuda menambah kesan imut pada dirinya.
Entahlah apa yang dirasakan Davian saat ini, yang ia tau ia hanya tertarik saja kepadanya. Lamunannya buyar ketika Arka memegang bahunya. Reyhan, Mirza, dan Arka menyusulnya ketika mereka sudah menyelesaikan pemanasannya. Kemudian mereka duduk melingkar dengan kaki yang selonjoran.
Priiitttt....
Tak selang beberapa lama peluit Pak Burhan terdengar, para murid kini berbaris rapi di tengah lapangan. Kini mereka merentangkan kedua tangannya lalu memulai pemanasan ringan.
Setelah selesai, Pak Burhan menjelaskan tentang seputaran permainan bola voli. Beliau menjelaskan tentang passing atas dan bawah, kemudian para siswa siswi disuruh untuk mempraktekkannya.
Setelah selesai pelajaran olahraga para siswa siswi kemudian mengganti seragam olahraganya dengan seragam putih abu-abu khas anak SMA. Kemudian mereka diberikan waktu sejenak untuk istirahat sebelum pelajar berikutnya.
Kini Kyra dan Ersya tengah berada di kantin setelah Ersya menyeret Kyra. Tadinya ia tak berniat menyeret ia hanya mengajak saja, namun karena Kura menolak jadilah ia seret. Ersya adalah tipe orang yang tak suka atau tak bersahabat dengan penolakan, yang ia mau pasti akan ia dapatkan.
"Mau pesen apa?" tanya Ersya kepada Kyra.
"Jus alpukat aja."
"Makannya?"
"Ga usah, aku lagi ngga laper."
"Oke tunggu bentar ya gue pesenin dulu." pamit Ersya yang dibalas anggukan oleh Kyra.
Berlalunya Ersya untuk memesan makanan berbarengan dengan Davian dan kawan-kawan berjalan menghampiri bangku Kyra.
"Hei kita gabung ya?" izin Arka, namun sebelum mendapat persetujuan dari Kyra ia sudah mendudukkan bokongnya di bangku tersebut.
"Gabung aja." balas Kyra.
Kemudian mereka mendudukkan bokongnya setelah mendapat persetujuan dari Kyra.
"Mau mesen apa nih?" tanya Mirza yang memang biasa memesankan makanan.
"Samain aja." balas Davian singkat yang mendapat persetujuan dari Arka. Reyhan? Jangan tanyakan ia orangnya tinggal terima beres.
"Lo mau nitip mesen ga Ra?"
"Ga usah aku tadi udah dipesenin Ersya sekalian." jawab Kyra dengan senyum manisnya.
"Oke." setelah itu Mirza berlalu untuk memesankan pesanan teman-temannya.
"Eh Ra kamu udah punya pacar?" tanya Arka.
"Belum, emang kenapa?"
"Ga papa cuma nanya, siapa tau ada yang butuh jawaban itu dari lo, tapi gengsi buat nanyainnya." jawab Arka dengan nada menggodanya.
"Maksudnya?"
"Mak__"
Belum sempat Arka menjawab Ersya sudah lebih dulu datang membawa pesanannya dan Kyra.
"Hei hei, pesanan datang." ucap Ersya.
"Silahkan dinikmati minumannya ratu!" lanjutnya.
"Thanks." ucap Kyra yang dibalasi anggukan oleh Ersya.
Tak selang beberapa menit kemudian Mirza datang bersama dengan seorang adik kelas yang memang sedang istirahat sehabis pelajaran olahraga berjalan di belakangnya sambil membawa pesanan untuk mereka. Kemudian Mirza mendudukkan dirinya di sebelah Arka lalu mengucapkan terimakasih kepada adik kelas tersebut yang dibalas anggukan kepala dan senyuman manis dari adik kelas tersebut, kemudian berlalu meninggalkan bangku mereka.
Setelah itu mereka menuangkan bumbu pada bakso pesanan mereka sebelum menyantapnya.
"Lo ngga makan Ra?" tanya Mirza.
"Lagi ga laper."
"Oh." balas Mirza sambil manggut-manggut mengerti, kemudian Mirza melanjutkan menyantap makanannya dengan tenang.
Tak lama setelah itu bertepatan dengan makanan mereka yang sudah habis bel masuk berbunyi, kemudian mereka berdiri dari bangkunya lalu melangkahkan kakinya meninggalkan area kantin menuju kelas mereka XI IPA 2.
Sesampainya mereka di kelas mereka menduduki bangku mereka masing-masing hingga tak lama kemudian guru yang mengajar memasuki kelas. Selama pelajaran, pelajaran berlangsung dengan lancar bahkan sampai berganti jam mata pelajaran para murid kelas XI IPA 2 tak ada niatan untuk membuat kegaduhan seperti biasanya, entahlah setan apa yang merasuki mereka. Pelajaran berjalan dengan begitu lancar meskipun tidak semua murid memperhatikan ataupun memahami yang tengah dijelaskan. Yang mereka tunggu hanya bel pulang berbunyi, rasanya mereka sudah amat lelah untuk melanjutkan belajarnya di sekolah.
Teng...teng...teng....
Hingga akhirnya yang sedari tadi ditunggu tunggu datang juga, terdengar pekikan senang dari para siswa siswi XI IPA 2. Setelah guru mengakhiri kelasnya mereka berhamburan untuk keluar dari kelas untuk cepat cepat pulang, rasanya mereka merindukan makanan buatan rumah.
Kyra berjalan keluar kawasan SMA Perwira, ia berjalan menghampiri supirnya yang sudah menunggu di luar gerbang. Kyra membuka pintu mobilnya lalu mendudukkan dirinya di kursi belakang. Kyra memandang keluar jendela, terlihat mobil yang ia tumpangi berhenti karena sedang lampu merah, tatapannya berhenti saat ia kembali berpapasan dengan iris mata hitam pekat milik Davian.
Davian yang sedang mengendarai motornya membuka kaca helm full face yang menutupi wajahnya. Ia bisa melihat dengan jelas sosok Kyra yang sedang duduk dengan manis di bangku belakang mobil hitam. Terlihat Kyra yang sedang mengamati ke luar jendela tak lama kemudian pandangan mereka bertemu, Davian dengan cepat memalingkan tatapannya kemudian kembali menutup kaca helmnya. Ia menjalankan motornya ketika lampu berwarna kuning redup lalu berpindah ke hijau.
(☆☆☆☆☆)
To Be Continued!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boy [ Proses Revisi ]
Teen Fiction[ ⚠️ TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ] *** Bagaimana jika dua insan yang selalu ribut menjadi satu? Ini adalah cerita tentang Davian Elvano Faresta dan Anissa Kyra Fredella. Dua insan yang selalu diibaratkan seperti air dan minyak. Tak bi...