Happy Reading!
###
Davian menuruni tangga rumahnya dengan langkah terburu buru. Hari ini ia ada janji temu dengan anak-anak basket sebelum bek masuk berbunyi. Memilih mengabaikan keluarganya yg tengah memakan sarapannya dan pergi tanpa pamitan kepada kedua orang tuanya.
Siska yang melihat tingkah anak semata wayangnya hanya bisa geleng-geleng kepala. Mau ditegur pun sama saja, anak dan suaminya sama saja, sama-sama keras kepala.
Davian memanasi mesin motornya di pekarangan kediaman keluarga Faresta. Melajukan motornya dengan kecepatan sedang membelah jalanan ibu kota menuju SMA Perwira.
Sesampainya ia di SMA Perwira segera ia memarkirkan motornya dengan rapi. Sekolah sudah mulai ramai seiring berdatangannya para siswa dan siswi.
Davian melangkahkan kakinya menuju lapangan basket indoor dimana janji temu anak basket dilangsungkan. Di dalam sudah ada Reihan dan anak basket lainnya.
Tanpa mengucapkan salam, Davian langsung masuk kemudian duduk di sebelah Reyhan yang sibuk dengan gadget di tangannya.
"Yang lain mana?" tanyanya kepada Reyhan.
"Mungkin dalam perjalanan." Reyhan hanya menoleh sekilas kemudian kembali sibuk dengan gadget nya.
Tak selang beberapa menit Arka, Mirza, dan anak basket lainnya datang satu per satu. Serasa sudah lengkap Davian selaku kapten basket membuka pembicaraan berkaitan tentang pertandingan basket yang akan dilaksanakan minggu depan.
Hingga pertemuan mereka berakhir saat mendengar bel masuk telah berbunyi. Mereka membubarkan diri meninggalkan lapangan indoor lalu berjalan menuju kelas mereka masing-masing.
Davian berjalan beriringan dengan ke tiga temannya, mereka berjalan menuju kelas XI IPA 2. Sesampainya di kelas ternyata guru belum memasuki kelas sehingga mereka tak perlu repot repot berdebat dengan guru yang mengajar, mengingat setelah ini jam mata pelajaran sejarah dimana gurunya yang super bawel tapi akan berubah menjadi super lembut ketika menjelaskan materi.
Davian berjalan mendekati bangkunya, mengisyaratkan kepada Kyra agar memberinya jalan untuk menduduki kursinya. Kyra yang memang sedang malas berdebat hanya menurut saja enggan untuk mencari keributan.
Setelah Davian duduk dengan nyaman di bangkunya, Kyra mengikuti untuk duduk di sebelahnya.
Kyra lebih memilih memfokuskan dirinya dengan novel yang berada di tangannya, novel yang tadi ia pinjam di perpustakaan bersama Ersya. Berbeda dengan Davian yang memilih sibuk dengan ponselnya.
Sesekali Davian melirik ke arah Kyra dalam benaknya terdapat beribu pertanyaan namun hanya satu yang saat ini bisa ia gambarkan. "Mengapa gadis ini menyukai membaca sebuah novel? Memangnya apa bagusnya, bagusan juga main game."
"Ra," panggil Davian.
"Hmm?"
"Ra," ulangnya.
"Hmm?"
"Ra,"
"Apa?" tanya Kyra tanpa mengalihkan pandangannya dari novel sedikitpun.
"Kyra."
"Kenapa?"
"Ra,"
"Dalem?"
"Kyra!"
"Apaan sih!" karena merasa kesal Kyra mengalihkan pandangannya ke arah Davian, menjawab dengan volume keras sehingga membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Ga jadi." balas Davian cuek lalu kembali sibuk dengan ponselnya.
"Huuft..." terdengar helaan nafas dari Kyra. Memilih tak memperdulikan Kyra kembali memfokuskan fikirannya pada novel yang belum lagi selesai ia baca.
Davian melirik Kyra yang memilih mencuekkannya benar benar dibuat kesal. Dengan geram Davian merebut novel ditangan Kyra lalu melemparnya ke lantai. Kyra yang mendapatkan perlakuan seperti itu jelas saja ia kaget. Dengan geram Kyra menatap Davian yang juga sedang menatapnya dengan tatapan tak bersalah malah semakin membuat Kyra geram.
"Mau lo apa sih!?" bentak Kyra.
"Gue ga suka dicuekin." balas Davian cuek.
"Terus apa hubungannya sama gue!?"
"Karna lo cuek sama gue!"
"Lo__" belum sempat Kyra melanjutkan kata-katanya Bu Widy selaku wali kelas sekaligus guru sejarah sudah memasuki kelas.
Dengan kesal Kyra bangkit lalu memungut novel yang tadi dilemparkan oleh Davian seenaknya saja. Dengan kesal Kyra membalik balikkan halaman pada novel tersebut. "Sudah sampai halaman berada tadi aku baca?"
"Assalamualaikum anak-anak." sapa Bu Widy.
"Waalaikumsalam Bu." jawab para siswa siswi kelas XI IPA 2 dengan serentak.
Baiklah kita lanjutkan materi yang kemarin, minggu depan kita adakan ulangan harian!"
"Masa secepat itu Bu?" protes salah satu siswa.
"Kita mengejar waktu."
"Tapi menterinya ga ada yang bisa dipahami Bu!" kini Arka lah yang protes.
"Itu tergantung bagaimana cara kamu belajar."
"Tapi bu__" belum sempat Arka menyelesaikan protesnya sudah dipotong terlebih dahulu oleh Bu Widy.
"Sudah sudah mari kita mulai belajarnya."
"Yaaahhhh!!"
(☆☆☆☆☆)
To Be Continued!
Happy Reading!
Hay guys!
Huh makin gaje aja nih part😏
Tapi gapapa semangat😂
Love youuuuuuuu!😘
Salam sayang dari
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Boy [ Proses Revisi ]
Teen Fiction[ ⚠️ TIDAK MENERIMA PLAGIAT DALAM BENTUK APAPUN ] *** Bagaimana jika dua insan yang selalu ribut menjadi satu? Ini adalah cerita tentang Davian Elvano Faresta dan Anissa Kyra Fredella. Dua insan yang selalu diibaratkan seperti air dan minyak. Tak bi...