Bab 1

2.6K 298 33
                                        

"Kenapa sih kita harus kesini?" Tanya gadis cantik yang nampak sibuk menarik-narik ujung dress mini yang di pakainya saat memasuki sebuah kelab malam yang terkenal elit di bilangan Jakarta.

"Kenapa sih Bi? Kamu masih takut aja? Bukannya kakakmu itu sedang ada di luar negeri ya?" Kilah seorang temannya yang berpakaian jauh lebih minim.

"Iya sih," Gadis yang di panggil Bi itu menggigit bibirnya dengan khawatir, pasalnya selama 18 tahun ia hidup di dunia baru malam ini dia menginjakkan kakinya ke kelab malam, memakai pakaian minim lengkap dengan make up tebal yang menghiasi wajah cantiknya, itupun karena paksaan ketiga sahabatnya.

"Tapi kalian kan tahu, ini pertama kalinya aku datang ketempat seperti ini." Bi menghela nafasnya dengan berat.

"Makanya mulai sekarang kamu harus biasain dong Bi," timpal seorang temannya yang lain, yang memakai dandanan lebih menor dari ke tiga temannya.

"Bener tuh yang Shella bilang, masa ratu kampus kita yang kece badai begini belum pernah masuk ke night club? Apa kata dunia nanti kalau mereka tahu?"

Bi memutar matanya malas, "Terserahlah, yang penting aku mau pulang saja dari sini. Pokoknya, aku benar-benar nggak nyaman berada disini."

Bi sudah memutar badannya ketika sebuah suara memanggil namanya.

"Bianca!"

Bianca otomatis menoleh, kemudian menemukan tiga orang pria yang tiba-tiba sudah ada di dekatnya.

"Kamu ada di sini juga?"

Pria itu adalah Mario, kakak tingkat Bianca, Shella dan yang lainnya di kampus. Kemunculan pria itu sontak membuat ketiga sahabat Bianca terlihat girang bukan main. Pasalnya tidak sia-sia malam ini ke empat sahabat itu berdandan layaknya wanita dewasa demi bisa mengunjungi kelab itu, jika akhirnya di dalam sana mereka bisa di pertemukan dengan pangeran kampus dan juga genknya.

Bianca berpaling enggan, sebelum menatap 3 pria di depannya dengan senyum yang sedikit di paksakan.

"Oh hai," jawabnya singkat.

"Aku tidak tahu kalau kamu juga suka kesini."

"Oh, enggak ko. Ini juga baru, tapi ini juga aku mau balik lagi," jelas Bianca.

"Lho kenapa?" Mario terlihat tidak suka.

"Nggak kenapa-kenapa sih sebenarnya, Cuma aku merasa nggak nyaman aja berada di sini," terang Bianca dengan jujur.

"Bilang aja kalau kamu takut ketahuan sama Kakak mu!" Sungut Shella.

Bianca menatap temannya itu dengan mata menyipit.
"Terserahlah, yang penting aku harus pulang sekarang!"

"Payah kamu Bi, nggak asik!" Teman lainnya menimpali dengan wajah di tekuk.

Bianca baru akan membuka mulutnya hendak menimpali ketika Mario membuka suara.

"Rata-rata kalau pertama kali memang begitu, tapi wajar ko."

Bianca menoleh, menatap Mario sedikit tercengang karena pengetahuan pria itu tentang dirinya.

"Sekarang pokoknya kamu tenang aja, malam ini aku janji akan jagain kamu dari cowok-cowok nakal di tempat ini." Mario melanjutkan ucapannya, membuat Bianca terkejut sekali lagi.

"Eh? Ap-apa?"

Mario tersenyum lembut sebelum melangkah sekali mendekati Bianca. Membuat Bianca otomatis mundur ke belakang.

"Ayolah Bi, Mario sampe ngomong gitu masa kamu masih ragu-ragu aja sih? Lagian udah sampe sini masa kita mau balik lagi sih?"

"Bukan begitu Mia, tapi aku beneran nggak nyaman." Bianca menggigit pelan bibirnya seraya menatap wajah ketiga sahabatnya dengan bimbang.

Love Or Revenge (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang