Bab 5

4.6K 301 56
                                    

"Ayo masuk."

Hah? Ucapan Arion yang tanpa di duga-duga itu mengejutkan Bianca, dia pikir dengan ekspresi Arion yang sedatar itu saat melihatnya, menandakan kalau pria itu tidak ingin berlama-lama melihatnya, namun di balik keterkejutan itu tentu saja Bianca merasa senang bukan main. Perlahan dia mengikuti Arion yang sudah lebih dulu masuk kedalam ruangannya, meninggalkan Nindy dan Aurel yang menatapnya tak suka.

Usai menutup pintu ruangannya, Arion menghela Bianca untuk duduk di sofa.

"Mau minum apa, Bi?"

Bianca yang sedang fokus memperhatikan interior ruangan kerja Arion yang berbeda dari sebelumnya seketika terkejut, mengerjap dan menemukan pria itu sedang membuka lemari pendingin minimalis yang ada di pojok ruangan.

"Nggak usah deh Rion, aku juga nggak lama kok."

"Buru-buru banget, udah nggak nyaman ya main kesini?"

"Eh nggak gitu Rion, aku kan bentar lagi mau ada kelas," Bianca memeriksa jam tangannya, dan merasa bersyukur karena dia memiliki alasan kuat untuk segera pergi dari sana, karena sejujurnya perubahan sikap Arion yang sekarang sungguh membuatnya merasa tidak nyaman jika lama-lama berada di dekat pria itu. "Makanya aku nggak bisa lama di sini." Dia menambahi, dan kembali terkejut saat tahu-tahu Arion sudah duduk di sebelahnya sambil mengulurkan sebotol air mineral kepadanya.

"Minum dulu, nanti aku yang antar kamu ke kampus. Dan aku nggak mau dengar penolakan lagi kali ini!" Kata Arion dengan nada tegas saat melihat gelagat Bianca yang seperti akan menolak ajakannya.

Bianca mengerjap sebelum menerima air mineral, dia menunduk di saat berikutnya merasakan hatinya yang bersorak senang karena melihat Arion-nya yang dulu sedikit demi sedikit telah kembali.

"Apa ini?"

Pertanyaan Arion berikutnya mengagetkan Bianca, membuat bola matanya membesar saat tatapannya jatuh pada paper bag berwarna pink yang kini sudah ada di pangkuan Arion, namun reaksi Bianca yang lambat membuat dirinya tidak mampu mencegah saat pria itu mulai mengeluarkan kotak makanan berwarna pink yang berisikan roti sandwich buatannya.

"Kamu bawain ini buat ak..."

Sebelum Arion sempat menyelesaikan ucapannya, Bianca dengan cepat menyerobot kotak itu sebelum memasukkannya kembali ke dalam paper bag miliknya.

"Ini punyaku!" Bianca kemudian memeluk paper bag itu dengan erat dan sengaja menghindari kontak mata dengan Arion.

Arion menahan senyum sembari terus mengawasi gadis muda di sampingnya yang terlihat salah tingkah.

"Sayang sekali, padahal aku sangat merindukan sandwich buatanmu." Tanpa di duga-duga Arion merangkul bahu Bianca dan menarik gadis itu untuk merapat ke sisinya.

Mata Bianca membola senada dengan tubuhnya yang menegang karena sentuhan pria itu.

"Sama halnya seperti aku yang merindukanmu." Arion menambahi, berbisik tepat di telinga Bianca.

Bianca terlalu terkejut dengan ucapan itu, dan lagi sikap keintiman Arion yang belum pernah ia dapatkan itu seketika membuatnya terhipnotis, hingga tidak menyadari saat Arion memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik paper bag dari pelukannya yang mengendor.

"Rion..."

Arion tersenyum saat ia berhasil membuka kotak makanan itu dan untuk sesaat lamanya dia tampak terpesona saat melihat tampilan roti sandwich itu masih sama seperti dulu.

"Masih mengelak kalau kamu membawakan ini untukku?" Tanyanya sambil mencomot setangkup roti yang paling atas untuk kemudian di gigitnya sekali dalam potongan besar.

Love Or Revenge (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang