18+
Happy reading....
Kita lihat, apa yang bisa kau lakukan untuk menyelamatkan adik kesayanganmu dari pembalasan dendamku!’ batinnya sambil membalas pelukan Bianca.
Arion melepas pelukan lebih dulu, menyentuh dagu Bianca sebelum menundukkan wajahnya hanya untuk memagut bibir gadis itu kembali. Ciuman lembut yang semakin lama semakin menuntut lawannya untuk membuka bibir agar dapat menciumnya semakin dalam.
Sementara Bianca yang tidak berpengalaman hanya bisa membeku sembari mengalungkan kedua lengannya di leher Arion, mengingat betapa lemas sepasang kakinya untuk sekedar menopang berat badannya di atas lantai apartemen yang ia pijak.
Merasa telah kehabisan nafas, Arion mengurai ciuman. Menatap wajah Bianca dengan tatapan intens selama beberapa detik sebelum mengangkat gadis itu dengan gaya bridal.
“Rion….” Bianca memekik tertahan seraya berpegangan pada leher Arion.
Kejadian selanjutnya berlangsung begitu cepat, Bianca terkesiap saat Arion menurunkannya di atas pembaringan. “Ke—kenapa kita kesini?” tanyanya tidak mengerti sembari melempar tatapannya ke segala penjuru kamar. Sepertinya ini kamar Arion, ia bisa menghidu dengan jelas aroma pria itu disini.
Arion yang merunduk di atas Bianca, memandangi gadis itu dengan tatapan dalam. Jemarinya tidak tinggal diam, membelai lembut kepala gadis itu. “Ku pikir kita sudah sama-sama dewasa bukan? Tapi jika kamu belum siap, aku tidak akan memaksa,” ucapnya.
Bianca tertegun sesaat lamanya, dadanya berdegup dengan kencang saat berhasil memahami maksud dari ucapan Arion.
Dasar bodoh kamu Bi! Arion benar kalian sudah sama-sama dewasa, seharusnya kamu paham apa yang Arion inginkan disaat ia membawamu ke sebuah kamar.
Tapi tidakkah ini terlalu cepat?
Sungguh ia masih takut menyerahkan sesuatu yang ia jaga selama 18 tahun ini, sekalipun kepada Arion—pria yang ia cintai dengan segenap hati. Terlebih sejak dulu ia telah memegang prinsip tidak akan pernah melakukan seks bebas seperti yang sering di lakukan oleh teman-teman kuliahnya. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri akan menyimpan kehormatannya hanya untuk pria yang di takdirkan menjadi pasangan hidupnya kelak.
“Ya sudah aku antar kamu pulang ya?” Arion mengartikan bungkamnya Bianca sebagai penolakan atas dirinya. Ia sudah akan beranjak dari atas tubuh Bianca ketika salah satu lengannya di tahan oleh gadis itu. Arion menatap wajah gadis itu yang tampak bimbang, menantikan sepatah kata terlontar dari bibir yang terlihat bengkak di bawah pandangannya.
“Maaf Rion, aku hanya merasa takut karena ini … yang pertama untukku.” Bianca menggigit bibir bawahnya, kegundahan tampak di wajah cantiknya.
Mendengar kata-kata gadis itu memunculkan senyum di wajah Arion. “Aku mengerti Bi, karena itu aku tidak akan memaksamu,” balasnya santai. “Baiklah sepertinya sekarang aku harus mandi air hangat untuk melemaskan otot-otot yang tegang di sekujur tubuhku!” lanjutnya lalu beranjak untuk bangun.
“Apa aku mengatakan kalau aku menolakmu?”
Kalimat pelan Bianca reflek menghentikan kembali niat Arion untuk beranjak, pria itu terlihat tidak mengerti dengan yang di ucapkan oleh gadis itu.
“Aku hanya mengatakan takut karena ini pengalamanku yang pertama.” Bianca menjeda dengan tatapan dalam menghujam. “Tapi semestinya aku tidak perlu khawatir bukan, karena kamu tidak mungkin menyakitiku.”
Arion tafakur, kata-kata yang Bianca ucapkan seperti menampar dirinya. Gadis itu amat sangat mempercayainya, tanpa tahu jika ia sebenarnya punya niat jahat dengan menjadikan gadis itu sebagai alat balas dendam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Or Revenge (On Going)
RomanceJudul awal : Best Mistake Spin-off : Beautiful Mistake Kesalahan Bianca hanya satu, yaitu terlahir menjadi adik kesayangan Raven-pria yang sudah menghancurkan kehidupan adik kesayangan Arion. Dan bagi Arion menghancurkan kehidupan adik dari pria yan...