Baru dua hari Logan menghabiskan waktu di Winchester bersama keluarganya malam ini ia sudah mendapatkan panggilan untuk menghalau serangan yang terjadi di perbatasan Inggris-Irlandia.
Logan kembali mengemas barang-barangnya ke dalam ransel besar kemudian turun ke bawah dan bertemu dengan Diana juga Beth yang sedang mengobrol di ruang keluarga.
"Logan kau mau ke mana?" tanya Diana, wanita paruh baya itu langsung berdiri dan menghampiri Logan.
"Aku harus kembali bekerja"
"Tapi, aku pikir-"
"Sesuatu terjadi di perbatasan secara mendadak, sepertinya ini darurat, maaf Mom aku harus pergi sekarang juga" sela Logan yang tidak bisa menunda kepergiannya lagi.
Logan menyempatkan diri untuk memeluk ibunya kemudian Beth lalu berkata, "Sampaikan pamitku kepada Dad, maaf aku tidak bisa berlama-lama"
Diana mengangguk, "Kami mengerti dengan tanggung jawabmu, nak. Pergilah, semoga kau baik-baik saja"
Logan menunduk meninggalkan kecupan di pipi Diana lalu pergi meninggalkan rumah keluarga Spencer. Di halaman rumah jeep berukuran besar sudah menunggunya bersama bersama teman seangkatannya yang duduk di kursi kemudi dengan wajah gelisah.
Sesampainya di Air Force Regional Command para angakatan bersenjata memberikan salam hormat kepada bendara yang berkibar di tengah lapangan hijau. Kemudian mereka berlari secara teratur menuju ke pesawat tempur dan juga helikopter yang akan membawa mereka menuju ke perbatasan.
Sebagai pemimpin regu Logan membiarkan anak timnya masuk terlebih dahulu lalu ia menyusul. Anak tim yang sudah masuk ke dalam pesawat tempur meledek ketegangan di wajah kapten mereka, Logan Spencer. Mereka merasa geli dan menjadikan hal itu sebagai bahan lelucon.
"Jangan terlalu cemas jendral, kau 'kan kebal terhadap maut santailah sedikit"
Logan mengabaikan ledekan itu. Walaupun ia ketua regu tapi tetap saja anak timnya adalah teman-teman seangkatannya yang tidak segan untuk meledek Logan. Logan yang sudah terbiasa dengan ledekan itu pun hanya acuh dan tetap duduk menunggu pesawat tempur yang mereka tumpangi terbang menuju ke perbatasan.
"Meskipun kapten kita kebal terhadap maut tapi sepertinya dia tidak kebal terhadap rasa sakit hati" sambung yang lain dan mereka mulai tergelak.
Batin Logan berdecak sebal. Bukan masalah patah hati yang membuat wajahnya menjadi kusut melainkan karena kecelakaan yang menimpanya tempo hari. Kecelakaan itu masih menjadi tanda tanya besar bagi Logan, bagaimana ia bisa baik-baik saja bahkan tidak berdarah sedikit pun padahal truk yang menabraknya menghantam tubuh Logan dengan cukup keras.
Jika dihitung mungkin sudah ratusan kali Logan lolos dari maut. Kecelakaan yang nyaris menelan nyawanya untuk yang pertama kali adalah ketika ia berumur 7 tahun. Saat itu keluarga Spencer pergi berlibur ke pantai di Isle Of Weight dan kenakalan Logan kecil membuat dirinya nyaris tersapu ombak hingga ke tengah laut jika saja seorang wanita peselancar tidak menyelamatkannya. Belum lagi kecelakaan motor yang pernah ia alami saat remaja, tembakan dari musuh yang selalu meleset, dan masih banyak lagi.
Jadi, apakah julukan Logan si kebal maut itu benar adanya?
Ah, Logan tidak percaya. Dia selamat dari maut mungkin karena Tuhan yang selalu melindunginya dan bisa jadi kecelakaan-kecelakaan itu hanyalah sebuah peringatan agar Logan lebih berhati-hati lagi. Logan tidak percaya dengan manusia berkemampuan khusus apalagi dalam hal gaib seperti yang ia alami, baginya itu hanyalah kebetulan saja. Suatu saat nanti ia pasti akan mati juga.
Pesawat tempur terbang dan membawa para tentara menuju ke medan perang. Di perbatasan, permusuhan Inggris dan Irlandia tidak kunjung menemukan titik damai. Ketidakakuran kedua negara membuat hal-hal kecil sekali pun menjadi masalah. Serangan selalu terjadi baik secara individu maupun kelompok, serangan yang dikoordinasi oleh negara musuh atau pun dibuat sendiri oleh para kelompok saparatis. Semuanya berdampak buruk dan harus ditangani.
Logan memimpin regunya untuk berkumpul di kamp. Memberikan mereka arahan sebelum mereka menghalau serangan bersama ratusan perwira lain yang dikirim ke perbatasan.
Tembakan mendarat di tanah berulang kali sebelum mereka bergerak keluar dari persembunyian. Tembakan itu berguna untuk meledakkan ranjau darat yang ditanam oleh musuh di wilayah perbatasan. Logan membawa regunya masuk setelah ranjau-ranjau itu ia rasa telah musnah. Sebagai pemimpin ia berada di garis terdepan tanpa takut, melindungi anak timnya bagai perisai baja.
Sesuai arahan mereka menyerbu gedung tua yang menjadi markas para musuh. Logan dapat melihat beberapa orang sniper bersiap-siap di atas gedung untuk menembak mereka. Ia mengarahkan anak timnya untuk masuk melalui pintu samping gedung sementara para tentara lain menghadapi sniper-sniper itu.
Logan menendang pintu dengan kakinya. Senapan yang ada di tangannya ia kokang sebelum ia melangkah masuk disusul oleh anak timnya. Gedung begitu lembap dan gelap, pencahayaan hanya bermodalkan cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela ventilasi. Para tentara sudah terlatih untuk melihat dengan jeli dalam kondisi yang seperti ini.
Mata cokelat madu Logan menelisik ke segala sudut sambil bergerak perlahan. Di belakangnya anak timnya sudah bersiap dengan senjata mereka masing-masing. Mereka terus mengdendap hingga tiba di tiga lorong, Logan berhenti lalu mengintip keadaan di ketiga lorong tersebut.
Merasa semuanya aman Logan langsung berkata, "Berpencar!" anak tim Logan yang berjumlah sebelas orang langsung berpencar.
Logan berbelok ke sisi kanan kemudian naik seorang diri ke lantai paling atas gedung untuk menghabisi para sniper musuh yang bersembunyi di sana. Ketika Logan sampai di atas ia bersembunyi di balik pilar yang besar kemudian mengarahkan moncong senapannya dan mulai menembak para sniper yang berbaris rapi.
Satu per satu dari sniper itu berjatuhan karena peluru Logan, Logan membasmi habis para sniper itu lalu kembali turun ke bawah untuk menolong anak timnya yang sedang bertarung di bawah. Namun sesuatu terjadi tepat ketika Logan menapaki anak tangga. Ledakan yang besar menghancurkan gedung dan membuat Logan yang berada di lantai paling atas terpental jauh kemudian jatuh dari atas gedung yang tinggi itu.
Seluruh tulang Logan terasa hancur, nafasnya terasa sesak dan pandangannya mulai mengabur. Mungkin ini adalah akhir dari kisah Logan si kebal maut. Ternyata tebakan Logan selama ini benar adanya, dia tidak punya kemampuan gaib untuk menghindar dari kematian. terbukti ajal hendak menjemputnya sekarang.
Sejak dulu seperti inilah cara mati yang Logan inginkan, mati dalam keadaan berperang. Logan menarik nafasnya dalam-dalam, nafas terakhir yang apabila dihembuskan maka nyawanya pun akan melayang.
Pandangan Logan semakin mengabur namun sesuatu dapat ia lihat dengan jelas, seorang gadis berambut pirang datang menghampirinya dengan cahaya yang begitu menyilaukan.
Logan berkedip sekali dan mendapati gadis itu telah duduk di sisinya. Sambil memeluk tubuh Logan dengan hati-hati ia berkata, "Tidak akan aku biarkan maut merenggut dirimu dariku, Logan Spencer"
Nafas terakhir lolos dari bibir Logan. Pria itu telah jatuh tak sadarkan diri dan tidak memiliki banyak waktu untuk melihat gadis cantik berambut pirang itu lagi.
Ajal menjemputnya dengan cara yang manis tapi seorang gadis datang dan melawan segala rintangan untuk menyelamatkan Logan. Mengorbankan sepasang sayap putih dan keagungan yang selama ini ia miliki, demi pria yang selalu ia lindungi dari maut sejak lama, Logan Spencer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel Has Fallen (Completed)
FantasyLogan Spencer adalah seorang perwira muda angkatan darat yang selalu lolos dari kematian. Kemampuannya ini membuat Logan mendapatkan julukan aneh dari teman-teman seangkatannya. Mulanya Logan abai bahkan tidak peduli dengan julukan 'Logan si kebal m...