Dua.

201 17 3
                                    

Happy reading 🖤

Selama pelajaran dimulai wajah gadis itu terlihat lesu dan murung. Ia mengamati penjuru kelas melihat semua siswa yang sibuk mencatat materi yang guru sampaikan.

"mereka gak peduli sama Nindya kah? "

Batinnya terus menjerit saat ia merasa bosan, ingin rasanya dia berteriak untuk melepaskan rasa bosannya. Dia menatap sahabatnya yang duduk di sebelah, gadis itu nampak fokus menulis sambil sesekali menatap papan tulis yang penuh dengan huruf.

Tangannya mulai mengambil sesuatu yang berada di tengah tengah mereka, benda itu biasanya di sebut Tipe-× roll milik sahabatnya itu. Ia menyembunyikan alat itu di bawah rok nya sambil terkekeh kecil. Rasanya begitu menyenangkan saat menjahili temannya yang sedang serius seperti sekarang.

Sedangkan orang yang duduk di sebelahnya hanya melirik Nindya sambil menunjukkan smirk nya, lalu tangan kanannya merogoh saku di dadanya dan mengeluarkan sebuah Tipe-× yang baru ia beli.

Nindya melihat itu hanya bisa melongo lalu setelahnya ia mencebik kesal pada sahabatnya satu ini, ia sangat kesal namun sahabatnya malah terkekeh geli.

Kringg kringg

Nindya beranjak dari kursinya lalu mendorong kuat meja dihadapannya menimbulkan suara nyaring di penjuru kelas, ia berlari membuat Lody-sahabat Nindya mengernyitkan dahinya bingung.

"Lod! Nindya kemana tuh? " tanya Anggun yang duduk di sebrang Lody. Lody hanya mengedikkan bahunya-yang pasti Nindya pergi untuk menimbulkan masalah.

Koridor kelas ramai dengan siswa siswi yang tengah bersenda-gurau dengan sebayanya. Athar berjalan di tengah tengah mereka hendak mencari seseorang.

Langkahnya terhenti saat melihat sosok gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi. Pandangannya turun melihat seuntai tali sepatu yang terlepas dari kaitannya. Matanya melebar, rasa khawatir membuncah di dadanya.

"Anin awas! Nanti kamu jat--"

Brukk

Telat! Gadis itu sudah jatuh terlebih dahulu sebelum Athar menyelesaikan ucapannya. Ia menghela nafasnya mencoba mengatur ritme jantungnya yang mendadak tak normal.

"shhh, Anin berdarah" lirihnya.

"berdiri"

Telapak tangan terulur dihadapannya, ia mendongak dan melihat sosok laki laki berpostur tinggi dan tegap tengah membungkuk di hadapannya,itu bukan Athar.

Nindya melirik lewat ekor matanya,ia tersenyum saat melihat wajah Athar yang menahan emosi-mungkin dia cemburu.

Nindya mengulurkan tangannya hendak menerima uluran laki laki itu untuk membantunya.

Di tempat Athar berdiri semuanya terasa seperti di neraka-panas menguasai tubuh Athar, mungkin ini yang namanya di bakar api cemburu. Ia berlari menuju tempat Nindya berada.

"ayo gue bantu"

Belum sempat telapak tangan Nindya bersentuhan dengan tangan laki laki itu tubuhnya malah sudah di dekap oleh laki laki yang ia jahili.

Athar mendekap gadis itu dan menekan kepala Nindya untuk lebih dekat dengan dada bidangnya. "milik gue! Jangan coba coba buat nyentuh milik gue! Pergiii! " bentaknya.

Di balik dada bidang laki laki itu,gadis itu malah tersenyum kesenangan namun lama-lama sesak menjalar di dadanya, laki laki ini tak berperasaan kah?.

Athar tersadar saat Nindya memukul dada bidangnya, lalu melonggarkan dekapannya. "jangan sentuh cowok lain! " ujarnya.

Nindya masih mengambil oksigen sebanyak banyak nya lalu tersenyum ke arah Athar. "enggak akan lagi! Tadi cuma nakal sebentar."

Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang