Tujuh.

118 15 4
                                    

Di hukum lagi gak ya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hukum lagi gak ya?

Happy reading 🖤

Luka di lututnya sudah mulai membaik, laki laki itu telah mengobatinya dengan sangat telaten, sekarang dirinya berada di kedai kopi dekat perumahannya.

"Makasih ya kak"

Laki laki itu tersenyum, lalu kembali menyeruput kopi hitam di tangannya. "gak masuk sekolah? "

"Enggak,"

Laki laki itu menoleh,"kenapa? "

"kata Abang, Nindya masih lemah karna kemarin Nindya kesasar"

"jangan ceroboh makanya, "

Anin hanya menyengir, "kakak anak baru ya? "

Laki laki itu mengangguk.

"namanya, Lasgar kan? "

Ya! Laki laki itu Alasgar Zeldirk,laki laki yang menjadi bahan jahilannya untuk membuat Athar cemburu kemarin lusa,

"Udah punya pacar ya? "

Nindya mengangguk, "iya! Pacar Nindya ganteng banget, udah lama kita pacaran, emm.... 4 tahun kalau gak salah"

Laki laki itu mengagguk, mungkin sambil membatin. "boleh jadi teman?'

"Hah? "

"gak bisa jadi pacar, kalau jadi temen bisa gak? "laki laki itu bertanya sekali lagi.

Nindya tertawa kecil. "temenan? Bener? Okeh deh!"

Laki laki itu tersenyum saat melihat senyum manis yang Nindya tunjukkan. Tangannya terulur mengusap kepala Nindya pelan. Nindya hanya tersenyum, menurutnya itu hal yang biasa, mungkin laki laki iti gemas dengan dirinya yang sangat amat menggemaskan. Hehe.

"Pulang ya kak? "

Laki laki itu menoleh,"siapa? "

"Nindya pulang dulu, jangan lupa kalau makan atau minum di liat dulu. Takut ada racunnya"Nindya berlari menjauh dari kedai kopi tersebut.

Lasgar hanya terkekeh melihat tingkah Nindya yang amat menggemaskan, ia menyeruput kopi dengan perlahan,

".......jangan lupa kalau makan atau minum di liat dulu. Takut ada racunnya"

Alasgar membelalakkan matanya, saat mulutnya menyentuh benda kenyal dan panjang, ucapan Nindya terngiang jelas di telinganya. Dengan perlahan Lasgar melirik ke arah mulutnya, tanpa pikir panjang ia segera memuntahkan isi perutnya, berharap bekas cicak menjijikan itu enyah dari mulutnya.

"Gila! Gue gak nyangka gimana Athar jadi pacarnya, gue gak sanggup kalau gini caranya, tapi gue sayang sama dia"

.
.

.
.

Nindya melangkahkan kakinya memasuki rumah,

"Darimana? "

Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang