Ini Athar, lagi galau dia. Karna Aninnya hilang ditelan bumi. HihihiHappy reading 🖤
Jalanan kota terlihat begitu ramai saat 12 motor ninja melintas di tengah tengah jalanan.
"pliss jangan lagi! "
Di balik helm full face nya, laki laki itu diam-diam menitikkan air matanya, jangan bilang dia lemah——jika kalian berada diposisinya maka menangis adalah jalan satu satu nya untuk menenangkan diri.
Sedangkan di tempat lain, disebuah kafe di pinggir jalanan kota terlihat nampak sepi karna hari akan menjelang sore.
"mbak! Mbak!"
Nindya mengerjapkan matanya, ia tersadar lalu menatap barista yang baru saja menepuk pundaknya,
"jam berapa mas? "
"jam setengah enam mbak"
Gillaaaaa!!! Otw dikroyok nih gue!!
Setelah barista itu pergi, Nindya langsung mengeluarkan uang dan ia letakkan diatas meja, ia melangkah keluar dari kafe yang hendak tutup.
Saat diluar keadaan jalanan kota begitu sepi, mustahil dia akan mendapat angkutan umum. Ia mengeluarkan handphonenya mencoba mengabari orang rumah kalau dirinya baik baik saja.
"siallll!!!!!! Kenapa mati sih??!!!!!! Gue juga! Kenapa pergi dari rumah?!! Kenapa ketiduran di kafe?!!! Gue emang udah gilaaa!!! "
Orang orang yang sedang berlalu lalang menatapnya heran. "gue harus gimanaaa? Gue gak tau jalan pulang"lirihnya.
"Abanggg...."lirihnya.
Ia berjalan tak tentu arah, berharap semoga ada kendaraan umum yang tiba tiba berhenti di hadapannya.
Ia terus berjalan, kerikil yang ada di bawahnya ia tendang tendang menandakan kalau dirinya sungguh sangat malas.
"anak haram, sakit mental, cengeng, nakal, gilaa, pelupa, suka tidur. Ck ck, apa kelebihan ku ini? Kayanya enggak ada"
"ohh!! Cantik dan imut. Gue disekolah banyak yang naksir, jadii yaaa gue cantik, miliknya babang Athar tamvan! Hihihi"
Dipinggir jalan, disore hari saat kalian melihat gadis yang masih menggunakan seragam SMA lengkap dengan tasnya, lalu berbicara sendiri, kadang tertawa hingga terjingkrak jingkrak di jalan. Apa pendapat kalian?
Jangan sebut dia gila, izinkan dia bahagia untuk sesaat walaupun itu belum bisa dibilang bahagia, namun hati mana yang bisa kuat saat orang yang seharusnya menjadi pahlawan dihidupnya malah membencinya malah mencaci maki dirinya. Apalagi menyebut dirinya anak haram,
"gue itu anak selingkuhannya mama atau anak diluar nikah sih? Atau anak pungut? Intinya gue itu adiknya Abang Algas atau bukan? "
"mana saya tahu? Saya kan orang"
Tanya sendiri jawab sendiri!
Langit mulai menggulita,Nindya memberhentikan langkahnya lalu menatap sekitar. Tolong! Dia lupa arah, dia bingung ada dimana sekarang.
"plisss aku mohon tuhann!!!! Jangan lagi, sekali aja trauma itu gak datang plis! Untuk malam ini"
Namun nyatanya dirinya lemah dalam hal ini, perasaannya semakin kalut, ia tak sadar kalau ia berjalan terlalu jauh dari rumah bahkan sekarang dia hanya berada di jalanan sepi tanpa adanya penerang lampu jalanan. Gelap dan sendiri.
"gue mohonn jangan lagii" ia berjongkok sambil memeluk lututnya sendiri.
Bukk bukk bukk.
"mati kamu!! Jangan hidup di dunia ini! Gara gara kamu suamiku menikahi wanita lain!"
Bukk bukk
"jangan, itu bukan salah Anin! Sakitt"
Keadaan yang gelap membuat dirinya sesak nafas, ketahuilah dirinya phobia kegelapan,
Sekarang keadaannya persis orang gila, ia menarik rambutnya sendiri, menjambaknya tanpa kenal rasa sakit. Hatinya lebih sakit jika keadaannya seperti ini.
"pliss tuhan, gue gak mau lemah ditempat seperti ini"
Nindya terus berusaha menghilangkan traumanya namun tubuhnya malah bergetar hebat saat memori 2 tahun lalu terngiang jelas di otaknya.
Kejadian 4 tahun lalu dan 2 tahun lalu bergantian masuk kedalam otaknya. Tolong! Otaknya bukan pemutar kaset yang bisa menampilkan film yang diinginkan.
Sakit rasanya.
Takut.
Sesak.
Sekuat apapun Nindya mencoba mengusir trauma itu, sekuat itu pula trauma itu menerjangnya. Badannya mulai lemah, nafasnya mulai memburu karna pasokan udara yang mulai menipis.
Padahal keadaan tidak terlalu gelap, namun trauma itu yang membuat dirinya begitu menderita.
Ia terjongkok entah dimana, ia merasa kalau dirinya tidak lagi di pinggir jalan, apakah dirinya ada di tengah jalanan kota?. Tolong siapapun nyalakan lampu sekarang, bantu dia melihat keadaan sekitar. Ia takut menggeser tubuhnya, bagaimana jika disebelahnya adalah jurang? Bagaimana jika di sebelahnya ada selokan?.
Namun nyatanya, tanpa dia tahu sekarang dirinya sudah berada di tengah tengah jalanan, untungnya sejak tadi tidak ada pengandara motor atau mobil yang lewat karna jalanan ini memang mulai terbengkalai.
Nindya tak kuat lagi karna terlalu lama larut dalam trauma dan phobianya, tak ada yang menolongnya keluar dari situasi seperti ini, dan akhirnya dia limbung di aspal——di tengah jalanan kota.
Deru motor itu semakin menderu kasar saat melihat tubuh gadis terbaring ditengah jalan, untungnya lampu depan motor itu menyala,kalau tidak mungkin manusia itu mati sekarang.
"shit! "
12 motor ninja itu memutari tubuh gadis itu, sambil menyalakan lampu agar menyorotkan cahayanya.
Mereka berhenti namun mereka tidak ada niat untuk meneoikan motor mereka masing masing, alhasil motor itu amsih membentuk lingkaran yang mengurung mereka dengan gadis Sma yang terbaring di jalan aspal.
Lody menangis saat melihat keadaan sahabatnya, sangat berantakkan. Pikirannya berkelana kemana-mana.
Sedangkan 12 laki laki dengan jaket bomber hitam dan helm full face yang melekat itu mulai mendekati Gadis itu,
Athar terjongkok disebelah tubuh kekasihnya. "SIAPA YANG BERHAK GUE SALAHIN SEKARANG!!! HAH?!!! "
ia menangis.
'saat semuanya telah terjadi, maka itu kehendak tuhan. Percuma saja kamu menyalahkan orang lain'
—AnnoyingGirlfriend—TBC
Minggu ini double update yaa, semkga bisa tripell update.
Vote dulu yuk! Kasian Athar yang lagi khawatir, tapi kalian gak ngasih suport 😪Maaf bikin kalian khawatir. Yang penting Anin masih hidup kan? . Sayang Athar dan Babang Algas-Juven. —Nindya—
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Girlfriend
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Update seminggu sekali yaa ^o^ Gadis cantik dengan sejuta kejahilannya membuat semua orang menjadi geram saat berpapasan dengannya, Anindya Azarine Edward namanya atau yang sering dipanggil Ninda oleh teman temannya. Jangan be...