Sebelas.

102 11 0
                                    

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-

Jangan biarkan mereka menyakitimu. Karna kamu malaikatku.-

Happy reading 🖤

Juven datang ke Markas dengan mata merah dan berair, ia meletakkan motornya ke sembarang arah, semua orang yang ada di sana langsung memusatkan perhatian pada Juven.

10 laki-laki berjaket hitam dengan logo api yang menjadi simbol di dada mereka langsung berdiri menatap Juven dengan bingung.

"Ven! Lo kenapa anjing! " Garatha datang menghampiri Juven yang terlihat begitu lemah.

Athar dan yang lainnya berlari menghampiri Juven, tak lama kemudian motor Ninja hijau itu datang lalu memeluk Juven dengan erat. Itu Algas.

"Gak papa, " lirihnya mencoba menenangkan.

"Nindyaa,Bangg."

Mata Athar melebar saat Juven mengucapkan nama gadisnya, ia segera berlari menuju motornya dan pergi dari Markas. Sedangkan yang lainnya mencoba mencerna keadaan.

"Jangan bilang Nindya.." Garatha memundurkan langkahnya dengan perasaan gelisah,

"Bajingan!!! " Samuel, Karen, Nathan dan Abbas berlari menuju motornya dan menyusul Athar, Yang lainnya pun juga ikut menyusul kecuali Aldi dan Aldo.

"ayo masuk" Aldo menyuruh Juven dan Algas masuk ke dalam Markas,

Sedangkan di jalanan kota yang mulai menggelap, hati para pengendara dibuat kalut saat 8 motor Ninja mengebut mengeluarkan suara yang nyaring. Sedangkan para pengendara Ninja seolah-olah tuli, mereka hanya fokus pada satu titik. Nindya.

Mereka memang bukan anak motor ataupun Gengster terkenal akan kekejamannya, tapi percayalah mereka lebih dari itu.

Saat mereka sampai di perkarangan rumah Nindya, semuanya berlari lalu membuka paksa pintu utama tanpa memencet bel ataupun mengucap salam.

"Kalian ada apa datang kemari? " Ucap Edward.

Raya keluar dari dapur lalu menghampiri mereka semua, "eh, kalian. Ayo masuk Bunda sudah masak banyak untuk makan malam"

Athar mendesis, matanya merah. "Dimana Anin? " katanya pelan dengan penuh penekanan.

"ohh, anak haram itu? "

"Jangan pernah sebut Nindya ANAK HARAM OM!!  " Samuel maju dan mencekram kerah baju Edward dengan mata memerah.

"kurasa Om belum tahu ada apa besok" Laksa mengendurkan cengkraman Samuel pada kerah baju Edward lalu memandang nyalang laki laki tua di hadapannya.

"saya gak takut sama kalian, dasar bocah ingusan! Memang nya ada apa besok? " Edward menyela ucapan Laksa tak mau kalah.

Baru saja Abbas ingin menjawab namun teriakan Bi Muna dari lantai 2.

"NYONYA, NYONYA!!! NONA NINDYA PINGSAN DI KAMAR"

Athar kalang kabut mendengarnya, ia menaikki tangga dengan sangat cepat lalu masuk ke dalam kamar gadisnya yang sangat memprihatinkan. Matanya melebar saat melihat pergelangan tangan Nindya yang berdarah, ia semakin kalang kabut di buatnya.

Dengan cepat ia merobek bajunya dan mengikat pergelangan tangan Nindya dan menggendongnya, membawanya ke rumah sakit.

Semua orang yang berada di lantai satu terkejut namun mereka tangkas menyikapi keadaan, Nathan dan Karen langsung mengeluarkan mobil dan membuka pintu untuk Athar dan Nindya.

Sedangkan yang lainnya segera menyusul menggunakan motor Ninja masing-masing.

Edward dan Raya tak peduli sama sekali tentang kejadiaan yang terjadi barusan, mereka memilih duduk di meja makan dan menyantap makanan yang tersaji.

Ting ting.

Raya menoleh ke arah ponselnya yang bergetar. "Sebentar" ia arahkan benda pipih itu mendekat ke telinganya.

Edward menatap heran saat mimik istrinya berubah pucat.

"Bow! Bow!  Bow datang ke Indonesiaa besok !" jerit Raya.

Edward melebarkan matanya, ia kalang kabut sendiri saat mendengar kabar yang mengejutkan.
.
.

.
.

Algas,Juven, Aldi dan Aldo segera menyusul yang lain ke rumah sakit jayapahit rumah sakit milik Abbas.

Disana semua orang terpaku, memandang kosong ke pintu ruangan dimana Nindya tengah di tangani oleh dokter.

Lody yang di kabari langsung menangis pilu di dekapan Nathan.

"Gimana Nindya? "

"Nadinya hampir putus! " desis Athar menatap saudara kembar itu.

Algas dan Juven mengerti tatapan Athar yang memerah dan tajam. "Maaf, gue gak bisa berbuat apa-apa"

Athar berdiri menghadap teman-temannya.

"GUE NGERASA PALING BODOH DIANTARA KALIAN, SIAPA SIH SEBENERNYA KALIAN? LO JUGA! KENAPA LO GAK BISA DEKETIN NINDYA HAH? LO MAU NUNGGU PACAR GUE MATI? GUE CUMA PENGIN TAHU APA YANG TERJADII!! KENAPA KALIAN SEOLAH OLAH TAKUT KALAU MISTER BOW DATANG KE INDONESIA? GUE! GUE BODOH! YANG GUE TAU, NINDYA TAKUT MISTER BOW MEMBAWANYA KE JEPANG. " Athar menangis sejadi-jadinya.

"gue mohonn, kasih tau gue kehidupan Nindya, gue udah empat tahun bareng sama dia, tapi gue sama sekali gak tau hubungan antara kalian sama Nindya"

Athar berlari mendekati tembok lalu meninju tembok itu seolah-olah adalah samsak.

"pasien telah sadar, setelah ini pasien akan di pindahkan ke ruang rawat. Kalian bisa menjenguknya. "

Semua orang menghela nafas lega,mereka mendekati Ayhar yang terduduk di lantai, membawanya duduk di kursi tunggu.

Samuel menyerahkan botol minum untuk Athar.  "kita janji bakal kasih tau lo"





TBC...
Untuk nama sekolah dan kelas mereka nanti author kasih tau seiring berjalannya part. Masa lalu juga akan di jelaskan seiring berjalannya part, juga dengan konflik-konflik lainnya.
See you next part :)

Annoying GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang