Bab 6

5.4K 429 26
                                        

Sebelum mulai baca, yuk vote dan mention asal kamu di kolom komen😍

***

Zela yang baru saja muncul dari arah dapur, melangkah pelan kearah ruang tengah unitnya, dimana Aksa yang saat ini tengah duduk di atas sofa.

Diletakkannya nampan yang dibawanya di atas meja, kemudian mendudukkan dirinya.

“Kamu ngapain duduk di bawah?” tanya Aksa, ketika melihat Zela yang malah mendudukkan dirinya dikarpet, ketimbang ikut bergabung dengannya.

“A-ahh a-aku lebih suka duduk di bawah.”

Zela yang tengah tertawa kikuk, menghentikan tawanya kala Aksa menatapnya aneh. Membuat Zela yang masih gugup atas insiden salah raba tadi, menjadi semakin gugup saja.

Mana mungkin Zela ikut bergabung duduk dengan pria itu, sedangkan jarak antara mereka sekarang saja yang sudah terbilang jauh. Namun masih membuat Zela gugup.

Aksa yang melihat tingkah aneh Zela menggelengkan kepalanya pelan, kemudian turun dari sofa dan ikut bergabung bersama Zela.

“Kok kamu jadi ikut duduk di bawah juga?”

“Karena aku suka duduk bareng kamu.”

Zela yang mendengar ucapan Aksa, mengerjapkan matanya tak percaya atas apa yang baru saja di dengarnya.

“Apa?”

“Kamu baru pulang kerja?” tanya Aksa balik dengan pandangan yang memperhatikan Zela yang kini nampak gelisah di tempatnya.

“I-iya. Makanya lampunya baru diperbaikin sekarang, soalnya tadi pagi kelupaan.”

Aksa mengangguk mengerti, kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan benda yang sudah dirinya simpan selama dua bulan ini.

“Ini milikmu … aku kembalikan.”

Zela yang melihat kalung miliknya yang hilang dua bulan lalu dengan cepat meraih kalung itu, dan memperhatikan setiap bagiannya.

Ini benar kalung miliknya yang hilang.

“Kenapa bisa ada sama kamu?” tanya Zela. Sudah lama dirinya ingin menanyakan ini semua. Tentang kehamilannya, hubungan apa yang mereka miliki, kalung pemberian ibunya yang dirinya temukan di laci lemari pria itu … juga kenapa Zela tidak dapat mengingat semuanya.

“Kamu lupa ya? kamu sendirikan yang kasih kalung itu ke aku dua bulan lalu. Dan hari ini aku balikin lagi.”

“Karena … kamu bilang kalung itu berharga buat kamu,” lanjut Aksa, membuat Zela mematung di tempatnya.

A-apa!?

Kalungnya tidak hilang? Namun dirinya yang memberikan kalungnya pada Aksa?

Zela memijat keningnya yang berdenyut pusing.

Fakta apalagi ini?

Dirinya telah lama mengenal Aksa?

Apa benar mereka memiliki hubungan? tapi kenapa dirinya tidak dapat mengingat satupun.

“Zela? Kamu baik-baik aja kan?”

Zela yang mendengar suara Aksa, menoleh menatap pria itu, yang juga kini tengah menatapnya.

Zela memperhatikan setiap jengkal wajah pria di depannya. Namun tetap saja dirinya tidak dapat mengingat apapun.

Apa … kepalanya pernah terbentur dan mengalami amnesia? jika iya, kenapa hanya Aksa yang tidak dapat diingatnya?

My Protective DoctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang