Follow dulu sebelum membaca.
Bagaimana, jika tiba-tiba ada seorang pria yang datang menghampirimu dan mengatakan bahwa kau sedang mengandung anaknya?
Terlebih pria itu merupakan orang asing yang bahkan belum pernah kau temui sama sekali.
Itulah yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelum mulai baca, yuk vote dan mention asal kamu di kolom komen😍
***
Setelah menyelesaikan pekerjaan yang begitu menguras tenaga serta otaknya. Zela melangkahkan kaki ke arah pantry yang mana merupakan tempat ternyaman baginya setelah menyelesaikan pekerjaan yang begitu membuatnya pusing. Dan melihat keadaan pantry yang kebetulan dalam keadaan kosong saat ini, merupakan suatu anugerah tersendiri bagi Zela. Setidaknya, dirinya bisa mengistirahatkan otaknya untuk barang sejenak di tempat ini.
Di tengah kegiatannya yang tengah meracik kopi. Zela menoleh ketika mendengar suara decitan pintu dari arah belakangnya. Dan melihat siapa yang baru saja masuk membuat pemikiran Zela yang tadinya akan bersantai ria sembari menikmati kopinya seketika buyar.
“Eh Zela, tumbenan sendiri Bagus dimana?”
Mungkin jika orang lain yang mendengar ucapan Siska saat ini, mereka pasti berpikir bahwa ucapan Siska hanyalah ucapan basa-basi biasa. Tapi berbeda dengan Zela, selama kurang lebih dua bulan dirinya bekerja disini, Zela paham betul akan sikap perempuan itu yang sering kali terang-terangan menunjukkan rasa tidak suka padanya.
Zela menatap Siska bingung, sebenarnya apa maksud dari ucapan perempuan itu?
“Mungkin masih di ruangannya bu,” jawab Zela yang masih berusaha sopan, mengingat bahwa seseorang yang tengah berbicara padanya merupakan sekretaris bosnya.
“Oh iya saya dengar besok malam pak Irwan bakal ngadain anniversarry kantor yang kesebelas ya? kamu pasti datang kan? saya harap dari sekarang kamu cari teman buat acara besok malam.”
Zela mengerjap. Kenapa perempuan di depannya tiba-tiba membahas ‘teman’ yang akan dirinya temani ke pesta sembari tertawa pelan padanya seperti itu? maksudnya apa ya?
“Saya gak sabar buat pesta besok malam. Cantik-cantik begini rasanya kalau disandingin sama Bagus bakal jadi couple goals di pesta nanti. Duh, saya saranin kalau mau datang jangan sendiri".
“Kenapa saya harus cari ‘teman’ buat ke pesta?” celetuk Zela tiba-tiba, setelah beberapa menit hanya diam mendengarkan.
“Eh? ya ngga harus sih. Kalau dapat aja hehe.”
“Sepertinya saya gak perlu teman buat di ajak ke pesta, karena tanpa teman pun saya bisa sampai ke pesta dengaan selamat nantinya."
Setelah mengucapkan itu, Zela meraih gelas kopinya kemudian keluar dari pantry setelah terlebih dahulu berpamitan kepada Siska. Karena Zela yakin jika dirinya masih berada disana dalam waktu lama, perempuan itu pasti tidak akan berhenti berbicara.
***
Keesokan harinya. Dengan langkah santai Zela memasuki area kediaman bosnya dimana acara berlangsung. Sadar bahwa dirinya yang seketika menjadi bahan perhatian beberapa orang setelah dirinya sampai di area taman yang kini telah di hias sedemikian rupa, Zela seketika berdehem pelan.