Chapter 15

139 22 4
                                    

Maya memulai program dietnya pagi itu. Dia hanya makan semangkuk sereal dengan susu, ditutup dengan sebuah apel yang dia potong-potong kecil.

Berhubung hari ini sabtu, dia tidak memiliki kegiatan lain selain melakukan 'pekerjaan' mulia seorang penggemar.

Dia bukan dari keluarga kaya yang dapat membeli segalanya, dia hanyalah penggemar modal kuota yang masih untung dapat membeli satu album tiap mereka comeback.

Namun kali ini, dia tidak melakukan pekerjaannya sambil berbaring atau menggambar, melainkan melakukan olahraga kecil yang bisa dia lakukan di rumah.

"Kenapa kamu?" Tanya ayahnya setelah dua minggu membiarkan Maya melakukan apapun yang dia inginkan, namun masih di bawah pengawasannya. Seperti sekarang.

Dia cemas karena Maya yang biasanya memakan dua porsi nasi goreng saat sarapan, tadi hanya makan semangkuk sereal dan sebuah apel.

"Program diet" balas Maya cepat.

"Untuk apa?"

Ayahnya tidak pernah menyuruhnya untuk diet. Bukan karena apa, Maya tidak bisa dikatakan 'gendut' untuk seorang dengan tinggi 160 dan berat badan 60. Tubuhnya sudah termasuk ideal. Namun jika mengikuti tren sekarang, tentu semua akan mengatakan dia gendut mengingat tren sekarang definisi kurus adalah kurus sesungguhnya, alias 'tubuh tulang'.

Awalnya Maya biasa saja jika ada yang mengatainya gendut, karena dia tidak merasa dihina oleh ejekan seperti itu. Dia malah membalikkan ejekan itu dengan pernyataan yang menohok. "Setidaknya, aku lebih sehat dan kuat"

Tapi, dia sudah merasa risih ketika melihat Wooyoung idolanya sering terlihat melakukan diet, dan sekarang, dietnya sungguh sangat berhasil dan jauh dari ekspektasi Maya.

Yah, idolanya masih tetap tampan mau bagaimanapun juga. Tapi Maya tidak terlalu senang melihat tubuh Wooyoung sekarang.

"Ayah lihat ini!" Ucap Maya menunjuk Wooyoung penuh semangat. "Young-ie ku yang chubby dan uwu menjadi hot seperti ini!"

Ayahnya tidak mengerti apa yang dia katakan, dia hanya menyadari bahwa idola anaknya sudah turun berat badan cukup banyak hingga terlihat sangat kurus dari yang biasa dia lihat.

"Lalu?"

"Aku merasa gagal jadi cewek!" Balas Maya masih penuh semangat membara.

"...baiklah" ayahnya akan mengatakan bahwa Maya saat ini saja sudah gagal menjadi cewek. Tapi biarkan saja, asalkan anaknya bisa tertawa bahagia tanpa beban, dia merasa itu sudah cukup.

"Ayah kembali kerja dulu" pamit ayahnya. "Jangan terlalu memaksakan diri" pesannya sebelum pergi.

....

Sudah dua jam Maya berolahraga, kini dia 'meleleh' di ruang tamu karena musim panas di Jepang benar-benar panas, terutama hari ini. Keringatnya banyak keluar meskipun dia hanya berolahraga ringan.

"Lapar~" rengeknya namun tanpa melakukan pergerakan berarti untuk sekedar mengambil minum.

Lama dia mendinginkan tubuhnya dalam posisi itu, hingga tidak sadar bahwa dia sudah masuk ke dunia mimpinya.

Kali ini dia di sebuah rumah kecil di tengah-tengah hamparan bunga. Maya terlalu lelah setelah melakukan segala olahraga ringan, ditambah dia makan sangat sedikit tadi. Jadi dia memilih membaringkan tubuhnya di tengah-tengah hamparan bunga, menikmati semilir angin sejuk yang membawa aroma bunga serta cerahnya langit di hadapannya saat ini.

"Dia tidak akan ke sini" bisik sosok mengenakan topeng. Maya menoleh sejenak lalu memejamkan matanya kembali.

"Aku hanya tertidur, bukan berniat menemuinya. Dan juga, dia bukan orang biasa yang bisa kamu temui setiap saat"

Lucid memandangi wajah Maya yang warna wajahnya sedikit berkurang dari biasanya.

"Jangan mengubah pola hidupmu, karena hidupmu sekarang tidak hanya di dunia itu" ucap Lucid sengaja memberitau Maya bahwa nyawa cewek itu dalam bahaya.

"...aku tetap tidak akan bisa kabur selama kamu masih menaruh perhatian padaku"

"...kamu benar"

"Jadi aku hanya bisa pasrah dan menerima semuanya" bisik Maya tersenyum, namun dalam hati dia menangis.

Dia memang bahagia bisa bertemu idolanya melalui mimpi. Tapi jika nantinya karena hal ini dia harus meninggalkan ayahnya seorang diri di dunia, dia lebih baik memilih tidak bertemu dengan Wooyoung.

Sesuka apapun dia pada Wooyoung, ayahnya tetaplah yang terbaik baginya.

....

To be continue...

[✔] Wooyoung | InceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang