Tiga hari sudah berlalu, para wartawan sudah mulai sedikit menunggu di depan rumahnya. Bahkan, di sekolah sudah tidak ada lagi wartawan yang menunggunya karena mereka yakin Maya tidak keluar rumah sejak tiga hari yang lalu.
Mereka tidak sepenuhnya salah.
Karena Maya memang tetap berada di 'sekitar' rumahnya, alias dia kadang keluar untuk membeli makanan. Tapi tidak ada yang menyadarinya karena dia melakukan kamuflase, yaitu berdandan seperti seorang cowok.
Dia beruntung masih menyimpan wig pendek yang dia pakai sewaktu acara cosplay di Indonesia dulu. Dan juga, untungnya juga dia suka mengoleksi hoodie atau sweater yang biasanya dikenakan cowok.
Ayahnya sudah melarang dia untuk keluar karena takut terjadi sesuatu, namun bukan Maya namanya jika dia menurut begitu saja. Dia harus diberi peringatan satu kali baru akan takut untuk melanggar peraturan.
Dan kini, dia nyaris mati karena serangan jantung saat seseorang menarik tangannya dan bersembunyi di gang sempit samping rumahnya. Awalnya dia kira salah satu wartawan yang menangkapnya, namun wajah yang tersembunyi di balik masker hitam itu menunjukkan identitas cowok tersebut.
"Di mana rumahmu?" Bisik cowok tersebut membuat Maya semakin yakin siapa cowok itu.
Maya menunjuk rumahnya. Kemudian, cowok itu dengan hati-hati menuntun Maya menuju rumahnya sendiri.
Yang sebenarnya tidak perlu, karena Maya jauh lebih baik dalam hal penyamaran dibanding cowok yang menuntunnya ini.
Tapi, Maya membiarkan begitu saja. Karena fokusnya sudah pada tangannya yang digenggam oleh cowok itu, dan juga punggung hangat cowok di hadapannya membuat jantung Maya semakin berdegup kencang.
Semoga saja dia tidak terbangun dalam mimpinya saat ini.
....
Wooyoung tidak menyangka kekuatan mimpi bisa sehebat ini. Dia bisa pergi dari Korea-Jepang dalam hitungan detik, bahkan dia sudah sampai pada daerah tempat Maya tinggal.
"Ini menyenangkan!" Serunya pelan karena dia berusaha bersembunyi dari wartawan.
Untuk menemukan Maya, itu mudah saja. Mungkin karena dia dan Maya tidak asli dari dunia ini, dia bisa langsung tau bahwa cowok pendek dengan hoodie hitam adalah Maya.
Kini dia membuka maskernya, serta menurunkan hoodie yang menutupi rambut hitamnya.
Maya yang sudah bisa menerka bahwa cowok yang menuntunnya tadi adalah Wooyoung bahkan tidak bisa menerima kenyataan bahwa cowok itu Wooyoung sungguhan.
"Oh, astaga!" Serunya dengan menutup kedua mulutnya dan berusaha menjaga jarak dari Wooyoung. Jika terlalu dekat, dia takut dia akan melakukan hal aneh dan berakibat menyakiti Wooyoung dan dia.
"Hai, putri tidur" sapa Wooyoung tersenyum ramah.
....
"Sepertinya dia berhasil" komentar San setelah melihat kondisi Wooyoung di kamarnya kemudian keluar untuk memberikan kabar kepada yang lain.
"Sekarang kita tinggal menunggu saja" ucap Hongjoong menghela nafas lelah.
Seharian ini, dia harus mendengar banyak nasihat karena membiarkan Wooyoung beristirahat padahal waktu mereka tidak banyak lagi. Hongjoong sama sekali tidak menjelaskan mengapa Wooyoung membutuhkan istirahat selama tiga hari.
Jika dia menggunakan alasan sakit, dia takut Wooyoung sungguhan sakit. Jadi dia hanya berkata bahwa dia tidak bisa menjelaskan, hanya Wooyoung mengatakan dia butuh waktu untuk istirahat.
Yang lain juga tampaknya kewalahan karena harus menyuruh manajer mereka tidak tinggal bersama mereka selama beberapa hari dengan alasan takut istirahat Wooyoung terganggu.
"...semoga mereka baik-baik saja" gumam Seonghwa pelan membuat semua tampak sedih.
"Ya, semoga..." gumam mereka mendoakan keselamatan kedua orang yang terjebak di alam mimpi itu.
....
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Wooyoung | Inception
FanficATEEZ Wooyoung FF 'Bagaimana rasanya ketika kamu bermimpi bertemu biasmu di saat yang tidak biasanya, akankah kamu tetap di dalam mimpi atau terbangun?'