Chapter 14

137 23 2
                                    

Wooyoung tersentak, dia dengan cepat mengatur nafasnya seolah dia baru saja bermimpi buruk. Tubuhnya basah oleh keringat, seolah dia baru saja melakukan kegiatan berat di dalam mimpinya.

Ah, ya. Dia berlarian di dalam mimpinya. Berlarian di tempat yang sangat gelap dan tak berujung.

Itu jelas mimpi buruk.

Namun kemudian dia menemukan sebuah cahaya, bahkan ada seseorang di sana menyambut kedatangannya dengan hangat.

Tapi siapa?

"Kenapa kamu belum tidur?" Tanya Hongjoong yang baru pulang. Wooyoung melirik jam dinding, pukul 3 pagi.

"Tanyakan itu pada hyung" balasnya kemudian berlalu menuju kamar mandi.

"Kenapa dia?" Gumam Hongjoong memutuskan untuk menunda waktu tidurnya dan menunggu Wooyoung selesai mandi.

....

Maya mengerjapkan kedua matanya, dan pemandangan di kamarnya sebelum dia tiba-tiba ditarik ke dunia mimpi tertangkap oleh indra penglihatannya.

"Wah..." dia melihat jam di hp nya yang menunjukkan pukul 3 pagi, dan terakhir kali dia melihat jamnya, itu menunjukkan pukul 2.50 pagi, artinya sudah sepuluh menit dia tertarik ke dalam dunia mimpi itu, alias ketiduran.

Lupakan tentang itu.

Ingat saja bahwa tadi dia berpelukan dengan Wooyoung di dalam mimpinya.

Sebuah momen bersejarah.

Dan apa tadi? Ingatan tiga hari yang aneh itu?

"Wooyoung oppa kurus sekali, bahkan lebih kurus dari aku sekarang" gumam Maya setelah dia tadi senang, kemudian bingung, lalu sekarang sedih.

Dia merasa gagal jadi seorang cewek.

"Kenapa juga dia harus diet sih?" Dan sekarang dia kesal sendiri.

....

Di suatu tempat seperti sebuah istana yang sudah runtuh, sosok dengan pakaian serba hitam dan mengenakan topeng tadi membuka jubah hitamnya sehingga menunjukkan pakaian dia yang 'sebenarnya', kemudian dia mengangkat topengnya hingga di atas kepalanya.

"Lucid..." panggil seseorang. Dia tersenyum, menyambut orang yang memanggilnya itu.

"Hey, Lucas"

Lucas menggelengkan kepalanya. "Aku menyuruhmu untuk membereskan masalah yang kamu buat?"

"Bukankah aku membereskannya?"

"Kamu menambahnya menjadi rumit"

"...kurasa tidak"

"...apa maksudmu?"

"Kamu mungkin tidak terlalu menyadarinya, tapi pertama kali mereka bertemu dalam mimpi itu atas kemauan mereka sendiri"

"Lebih tepatnya, kamu membantu Wooyoung untuk masuk ke dunia mimpi Maya"

"Sebuah kejahatan untuk meniru seseorang yang dia sangat sukai"

"Alasan konyol. Dan itulah mula kesalahanmu"

Lucid mendelikkan bahunya. "Kurasa tidak apa. Mereka membutuhkannya. Aku memang merasa tidak adil pada yang lain yang juga penggemar Wooyoung, tapi kurasa Maya adalah pilihan pas untuk menjadi penenang Wooyoung di dunia mimpi. Cewek itu sangat santai menanggapi ini semua, sampai aku sendiri takut"

"...sejujurnya, aku juga takut"

"Benar, kan?!"

Sayangnya, ekspresi Lucas terlalu mengerikan untuk diajak bercanda. Dia menatap Lucid dengan tatapan iba, sebuah tatapan yang dia benci.

"Semoga saja tidak ada apapun yang terjadi antara mereka, terutama cewek itu"

"..."

Lucas lalu menghilang, menyisakan Lucid yang mulai merasakan firasat buruk.

"Ya, benar. Terlalu tertarik pada dunia mimpi akan berdampak buruk bagi mereka, terutama dia" gumam Lucid.

Tapi sejak kapan dia peduli akan manusia yang masuk ke dunia mimpi olehnya?

Bukankah itu tujuan utamanya?

Lucas terlalu baik untuk memikirkan nasib Maya yang sudah pasti itu.

....

To be continue...

[✔] Wooyoung | InceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang