Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ayo... "
Pada seberang sisi Namjoon dan Yoongi duduk sambil terperanga mendengar ucapan wanita berumur yang seakan tengah mengadili keduanya dengan tanggapan selidik.
"Ayo, untuk apa, cintaku?" interupsi Namjoon sebelum benar-benar salah paham akan ajakan sang nenek yang provokatif namun terselubung itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Namjoon yang lebih mengerti dengan kebiasaan neneknya itu berusaha lebih lihai agar tidak terjebak oleh tipu daya wanita yang telah berjasa besar selama hidupnya. Kerena sedari kecil Namjoon hanya diasuh oleh sang nenek, tanpa pernah merasakan kasih sayang ayah dan ibunya yang lebih memilih untuk menekuni pekerjaan mereka masing-masing tanpa peduli dengan keinginan Namjoon.
Namjoon adalah anak yang berprilaku baik, bersifat rajin dan pintar, namun ia juga seorang anak yang membutuhkan kasih sayang. Dan disaat kedua orang tuanya tak mampu memberikan itu, sang nenek datang dengan tangan terbuka lebar, memeluk Namjoon, menyayangi cucunya bak seorang pangeran.
Namjoon pun tumbuh menjadi pria yang dewasa, pengertian dan penyanyang namun sayang kebiasannya menenggelamkan diri dalam ilmu pengetahuan membuat pria itu luput dari hal yang menyangkut asmara. Dan sang nenek pun tak ingin itu terus berlanjut hingga membuat cucu kesayangannya itu menjadi bujangan busuk. Hal yang paling sering ia tekankan adalah pasangan, siapapun itu asal Namjoon mencintainya, sang nenek akan menerimanya.
"Ayo menikah! Nenek setuju jika kalian berdua menikah." kata nenek jelas.
Dan untuk kedua kalinya Namjoon dan Yoongi terperanga. Ini tidak benar! Pikir Yoongi.
"Tapi nyonya?"
"Panggil nenek." sergahnya menekan Yoongi.
"Tapi nenek," ulang Yoongi mengutarakan protesnya. Ia merasa jika keadaan kini benar-benar salah paham. Karena setaunya, sang guru besar telah memiliki orang yang istimewa di hatinya, dan bukan dia! "Saya bukan kekasih Mr. Kim,"
"Lalu kenapa kalian pulang bersama, dan lagi kenapa kau berjalan dengan memeluk cucuku?" sang nenek masih mencari pembenaran atas apa yang diyakininya.