04

1.7K 200 15
                                    

.
.
.
.

Seokjin seperti kesetanan saat mengetahui jika Yoongi-nya tidak berada di rumah Jimin. Dan ia sempat melampiaskan kekesalannya pada pemuda berpipi tembam, yang nyaris saja menjadi adik iparnya, jika saja ia menerima tawaran dari Dr. Park yang nepotisme itu.

Seokjin tak pernah habisnya mengumpat hingga memukul-mukul setirnya. Ia menjadi frustasi karena sudah berkeliling Seoul hingga tiga jam lamanya, namun pria itu tak sedikitpun menemukan petunjuk dimana putra sematawayangnya itu berada.

Dayanya seakan terkuras saat mengetahui jika Yoongi pergi meninggalkannya. Harusnya ia lebih menjaga Yoongi, mengawasi pemuda manis itu lebih ketat lagi, sehingga hal seperti kali ini tidak terjadi. Namun layaknya menyajikan sayur yang telah tercampur garam, Seokjin hanya bisa berpasrah, tapi di dalam hatinya ia sangat ingin Yoongi kembali padanya.

Pria itu pun tak hentinya menghubungi ponsel Yoongi, dan beberapa teman dekatnya. Tapi sayang, teman Yoongi yang Seokjin ketahui hanya Jimin, Hoseok dan juga si berandalan Taehyung.

"Tidak mungkin Yoongi-ku bersama berandalan itu!" umpatnya ke layar ponselnya sendiri.


Seokjin tak bisa berkonsentrasi dengan kemudinya, hingga ia menepikan mobil sambil menenangkan pikirannya sendiri. Karena pada dasarnya ketenanganlah yang akan membuat ia mencapai akal terbaiknya.

Tangan yang sudah lelah mengemudi itu pun terlipat di atas setir, dengan ia yang menumpu dagu diatasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tangan yang sudah lelah mengemudi itu pun terlipat di atas setir, dengan ia yang menumpu dagu diatasnya. Seokjin benar-benar ingin menemukan Yoongi-nya. "Yoongi, dimana kau berada sekarang?" ringisnya sambil memejamkan mata berusaha mengingat-ingat kembali momen dimana Tuhan mempertemukannya dengan seorang malaikat yang indah.

Saat itu...

Belasan tahun yang lalu, saat ia menjalani praktik lapangannya untuk peetama kali di sebuah desa terpencil di Gyongju, Seokjin dikejutkan dengan seorang yang melenguh lemah di dalam parit, saat ia melewati jalan setapak menuju tempat praktiknya.

Dimasa  Seokjin yang baru saja lulus dalam perguruan Kedokterannya, mendapat tugas untuk membantu tenaga kesehatan di klinik terpencil, yang tempatnya sangat jauh di plosok Gyongju.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Papa?[Jin-Ga]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang