Hai ini pollo goldman 🖐
Jangan lupa tinggalin vote dan Comment banyak banyak 😙"Pagi kak Eirene."
Eirene hanya tersenyum sekilas, cuek dingin dan tak tersentuh. Begitulah semua adik tingkat mengenalnya, sikap formalitas yang harus ia tunjukkan agar dihormati. Eirene bukan orang yang gila hormat tapi bersikap dingin dan tidak ramah sudah menjadi budaya bagi setiap asisten lab. Apalagi Eirene adalah ketua aslab di laboratorium yang paling di takuti adik tingkat, tentu dia harus menjaga citranya.
Jujur Eirene sebenarnya juga membenci budaya ini, dimana rasa hormat seharusnya timbul dari perasaan saling menghargai bukan dari ketakutan akan pengurangan nilai di lab, gaya andalan setiap asisten jika ada adik tingkat yang terdengar sedikit arogan. Siapa nama kamu? Kemudian membuka kertas absen dan memberi pengurangan nilai Seperti, tanda min 5, min 10 di samping namanya. Hidup tidak semata-mata demi nilai, bukan? Tapi siapa yang bisa membantah penilaian paling yang mutlak didapatkan dari angka-angka.
"Pagi Eirene. Gimana PKMnya? Lancar?"
Tanya Jino, teman satu angkatan yang juga asisten lab di matakuliah yang sama dengannya.
"Ya gitu, kerja sama adek tingkat bikin pusing. Mereka pada lamban kerjanya, masa aku sendiri yang harus kerja."
"Tapi senangkan lo tiap malam bisa liat Vier" edy ikut nimbrung
"Anaknya pemalas nggak sesuai ekspektasi. Tapi dia jago sih"
"Jago bikin nyaman?"
"Apasih"
Edy dan Egi tertawa, mereka tau betul si Vier ini sejak ia masih masa pengenalan kampus sudah menjadi crush nya Eirene. Anaknya manis, lucu, selengekan, suka bikin onar, dandanan dan sikapnya seperti bad boy di novel-novel, pokoknya tipe Eirene bangetlah.
"Masa Eirene suka sama adik tingkat, mana kurang ajar lagi anaknya, mending sama gue anak baik-baik, good looking lagi" Jino langsung tidak terima.
"Kalau masalah good looking dan anak baik-baik maaf aja nih pawangnya Eirene dua-duanya juga lebih perfect dari lo, satu presiden mahasiwa, satunya lagi pemain bola nasional kampus yang akun penggemarnya aja udah di endorse. Gue saranin sih lo mundur teratur"
Ucapan edy yang menggebu-gebu membuat mereka tertawa.
"Ya kan gue calon dokter, dimanapun calon dokter pasti punya point plus di mata calon mertua. Ya nggak, rin?"
Eirene hanya tersenyum, Jino hanya salah satu dari beberapa cowok di angkatannya yang terus terang menaruh hati padanya, karna mereka selalu mendekatinya dengan bercanda, jadinya hal itu tidak pernah diambil pusing oleh Eirene. Kadang dia juga heran kenapa banyak yang tertarik dengannya, bagi Eirene sendiri dia tidak secantik itu, maksudnya cantikkan relatif tapi untuk menjadi pusat perhatian dan punya banyak pengagum membuat Eirene merasa semua itu terlalu berlebihan.