09: Model.

4.1K 403 36
                                    

Jungkook tidak bisa mengelak lagi jika apa yang dilakukannya adalah kesalahan. Bukan ia saja pastinya, tapi Taehyung juga. Dimana mereka melakukan itu kembali dengan kerinduan yang terdalam. 

Setelah mereka sarapan, tidak tahu bagaimana keadaan menjadi canggung. Tidak ada yang membuka obrolan sampai tiba-tiba Taehyung mendekati Jungkook dan menciumnya kembali. Jungkook awalnya ingin menolak karena akal sehatnya berkata bahwa ini salah. Tapi, hatinya malah mendorongnya untuk menerima itu semua. 

Sampai mereka berakhir di ranjang tanpa sehelai benangpun dan memeluk satu sama lain. Keduanya bermain tidak mengenal waktu hingga siang menyambut. Dengan kaki telanjang yang saling bersentuhan di bawah sana dan keringat yang masih tersisa di tubuh keduanya. 

Jungkook merengsek masuk ke dalam pelukan Taehyung, menaruh kepalanya di dada pria itu. Suasana kembali hening, memikirkan bahwa seharusnya ini tidak terjadi. Tapi, keduanya sama-sama menikmati dosa itu. Tidak ada rasa menyesal dalam hati mereka, jika boleh jujur. Bagaimana rasa rindu dan cinta mereka bersatu dalam tautan penuh gairah tadi. 

"Jungkook," 

Yang dipanggil mendongak. Menyandarkan dagunya di dada Taehyung, menatapnya dari bawah. Ia berucap apa tanpa suara dan direspon helaan napas berat dari pria Kim. 

"Aku mencintaimu." Ucapnya sembari menatap Jungkook serius. 

Keduanya bersitatap cukup lama hingga Jungkook mengakhirinya dengan mengecup rahang Taehyung lembut. "Aku juga, Taehyung." 

Taehyung meneguk ludahnya kasar. Tangannya beralih mengusap punggung Jungkook, "Apa kita bisa melewati ini?" 

Jungkook tersenyum, ia mengelus pipi Taehyung dan menjawab, "Bisa, Taehyung. Kita bisa. Kau percaya padaku, kan?" 

"Kau tidak akan meninggalkanku lagi, kan?" Taehyung balik bertanya. Sorot matanya dipenuhi keraguan dan ketakutan. "Kau tidak akan menjauhiku lagi dan bertingkah seperti kita tidak saling mengenal, kan? Ku mohon, jangan lakukan itu, Jungkook. Aku tidak bisa berhenti memikirkanmu walau sudah ada Jimin di sisiku. A-aku tidak bisa melupakanmu. Aku tidak mencintainya, aku hanya mencintaimu." 

"Tidak, Taehyung." Tegas Jungkook. Tatapannya berubah menjadi begitu penuh keseriusan. Jungkook mengecup berkali-kali bibir pria itu, mencoba menenangkannya. "Aku tidak akan meninggalkanmu lagi. Tidak akan pernah. Jangan berpikir macam-macam lagi, oke? Kita akan berjuang bersama." 

"Terima kasih kau mau menerimaku, Jungkook…" 

"Aku yang berterima kasih karena kau berada di hidupku, Taehyung." 

•••

"Kulihat, kau akhir-akhir ini sedang dekat dengan seseorang, siapa dia?" 

Pertanyaan itu membuat Yoongi yang semula menikmati kopinya dengan nikmat menjadi tidak selera lagi. Pria pucat itu melirik ke arah pria paruh baya di hadapannya dan kembali menyesap kopinya pelan. "Tidak ada." 

"Jangan coba-coba kau berbohong padaku, Yoongi. Kau anakku, aku cukup tahu kau dekat dengan siapa saja." Taesuk menatap tajam Yoongi untuk menjadi peringatan. 

Yoongi yang melihatnya hanya mendengus dan menghendikkan bahu acuh. "Aku sudah besar, Appa. Untuk apa kau masih menguntitku seperti itu? Aku juga punya privasi, jangan suruh bawahanmu untuk mengikutiku lagi, itu tidak sopan, kau tahu?" 

"Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku saja, Yoongi. Jangan meleber kemana-mana." Gertak Taesuk. 

"Kau bilang, kau cukup tahu aku dekat dengan siapa saja. Kenapa kau masih bertanya siapa dia? Apa bawahanmu tidak bisa mengambil fotonya dengan baik dan kau memilih untuk bertanya denganku langsung?" Tatapannya menantang. Yoongi secara sengaja membanting gelasnya di meja kaca. Ingin melihat reaksi dari Ayah tirinya itu. 

serendipity [taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang