14: Love or...

3.2K 323 65
                                    

Mereka benar-benar berakhir. Tidak ada lagi komunikasi jika bukan sesuatu yang penting. Sesekali mereka akan mengobrol, namun sebatas pekerjaan. Taehyung bersikap profesional, sama dengan dirinya. 

Sudah lewat dua minggu, tapi hati keduanya belum kunjung sembuh. Bersikap seolah semua baik-baik saja adalah keahliannya. Jungkook terlihat baik di depan, namun di belakang, ia mengeluarkan semuanya. Tangisan dan teriakannya akan hatinya yang masih sakit walau sudah berlalu. 

Taehyung pun tidak berbohong akan hal itu. Bertemu dengan Jungkook hampir setiap hari membuat hatinya tidak baik-baik saja. Ia hanya bisa memandang, tapi tidak bisa menyentuh. Walau ada Jimin di sisinya, ia tidak merasa terobati. Karena obat sesungguhnya adalah Jungkook, hanya dirinya. 

Keduanya bersitatap tidak sengaja. Jungkook menatapnya dengan tatapan yang bercampur aduk. Rindu, marah, kecewa dan cinta. Anak itu masih mencintainya, ia tahu itu. Karena ia merasakannya juga. Ia menghela napas, lalu menolehkan kepalanya kembali ke arah Jungkook dan dikejutkan oleh kedekatan anak itu dengan Seojoon. 

Ia tidak tahu jika keduanya sedekat itu. Maksudnya, sampai Seojoon yang merangkul pinggang Jungkook di depan publik? Apakah itu hal wajar mengetahui bahwa Jungkook adalah tunangan Yoongi. Ia yakin jika si Park tahu, tapi seakan pria itu tidak peduli. 

Dan lagi, Jungkook hanya diam saja. Anak itu tidak menolak sentuhan dari Seojoon. Tangan pria itu merambat lebih ke bawah, menapaki bokong Jungkook. Ia geram, tangannya mengepal tanpa sadar, tapi melihat Jungkook yang tidak menyingkirkannya membuatnya mengerti bahwa Jungkook menikmatinya. Dalam hati mendecih karena sejak dulu, jika sudah jalang pasti tetap jalang. 

Ia mendengus kasar, menyisir surainya jengkel. Jungkook sudah hilang dari hadapannya bersamaan dengan Seojoon yang tak tahu kemana. Ia berusaha acuh dan memilih untuk beristirahat sebelum pemotretan dimulai kembali. 

;

"Hyung… jangan disini," tolaknya gusar. Jungkook mendorong dada Seojoon agar menjauh darinya. Setelah pria itu tahu akan segalanya dan meminta ia untuk menyerahkan tubuhnya, ia menyetujuinya. Dimana seusai photoshoot, Seojoon membawanya ke hotel terdekat dan memakainya. 

Jungkook sungguh merasa hina. Ia baru saja terlepas dari pekerjaan kotornya, namun Seojoon datang untuk menghancurkannya kembali. Ia menangis sepanjang malam, merutuki kebodohannya yang semakin tinggi. Lalu, ia kira itu adalah pertama dan terakhir Seojoon melakukannya. Tapi, tidak. Pria itu memintanya, lagi dan lagi. 

Akibatnya, ia jatuh sakit karena harus melayani nafsu besar dari Seojoon. Saat Taehyung datang kala itu, ia benar-benar ingin memberitahu apa yang terjadi padanya. Namun, ia urungkan karena tahu Seojoon akan melakukan hal yang tak akan ia duga jika ia mengadu pada Taehyung. 

Maka, ia menyimpannya sendiri. Tidak ada yang mengetahuinya. Taehyung dan Yoongi tidak ia beritahu. Semuanya ia pendam, entah sampai kapan. 

Dan sekarang, Seojoon memintanya, padahal ia masih bekerja. Pria itu memaksanya, mengancam yang tidak-tidak jika ia menolaknya. 

"H-hyung…" mohonnya kembali. Pria itu seakan tuli, tidak mendengarkannya dan beralih melepas pakaiannya. 

Jika dari awal ia tidak berada dalam kehidupan Taehyung, mungkin semuanya tidak akan terjadi. 

•••

Sudah malam hari. Pemotretan baru saja selesai. Jungkook sungguh lelah. Tubuhnya tidak kuat lagi untuk bekerja lebih. Ia ingin tidur secepat-cepatnya. Ia menenteng tas kecilnya dan keluar dari gedung, ingin memesan taksi online sebelum Seojoon datang dari belakang dengan Taehyung. 

serendipity [taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang