11: I love you.

3.7K 374 17
                                    

18+


Pergulatan lidah yang saling melilit dengan saliva menuruni dagu dan leher menciptakan atmosfir panas penuh gairah. Taehyung menyentak ikat pinggangnya terburu sembari meremas gundukan Jungkook yang sudah menyembul sedari tadi. Jungkook dibuat melenguh keenakan dengan tangannya yang meremas surai Taehyung acak. 

Keduanya sudah dikabuti oleh napsu dan kerinduan yang melambung tinggi. Jungkook melepas cumbuan mereka dan menunduk, melihat Taehyung yang sudah meloloskan miliknya dari kain-kain yang menutupi. 

Kemudian, ia sedikit mengelus singkat. "Sepertinya ini menjadi lebih besar semenjak terakhir aku melihatnya." 

Taehyung terkekeh. "Kalau begitu, apa kau mau membuatnya lebih besar lagi, hm?" 

Si Jeon mengangkat satu alisnya mendengar pertanyaan yang merupakan tantangan dari Taehyung. "Kita tidak punya banyak waktu, Taehyung. Selesaikan dengan cepat." 

"Kau sudah tidak sabar, ya?" 

Si Kim membalik badan Jungkook menghadap dinding. Menyingkap sweater yang dipakainya ke atas dan menurunkan celana Jungkook dalam satu sentakan. Jungkook meneguk ludah kasar saat telapak tangan besar itu mengusap bokongnya terlampau lembut namun ada sengatan aneh yang membuatnya lebih terangsang. 

Penisnya ditepuk-tepuk di bulatan itu. Taehyung mengecup leher Jungkook sekilas. Sebelumnya membaluri jari-jarinya dengan ludahnya sendiri dan dengan perlahan melesak ke dalam lubang Jungkook. 

Jungkook meringis, meremat dinding keras yang tidak ada gunanya. Ia membenturkan pipi kirinya di sana dan mendesah panjang kala Taehyung membuat pola-pola abstrak yang menghasilkan getaran nikmat pada pusat tubuhnya. 

"Kau menerimaku dengan baik, sayang." 

Pipinya yang sudah merah bertambah merah. Ia mencondongkan wajahnya ke Taehyung, meminta sebuah ciuman. Taehyung mengerti, menyambut bibir merekah itu dan memakannya halus. 

Jari dan lidahnya sama-sama bermain di tempat berbeda. Taehyung terus menyundul titik manis itu tanpa henti, tidak memperdulikan cairan Jungkook yang sudah menetes ke bawah dengan tipis-tipis. 

Jungkook memegang erat lengan Taehyung yang berada di perutnya. "T-tae…" panggilnya putus-putus. Keningnya menyerngit dengan Taehyung yang sibuk dalam kegiatannya. 

Sampai dimana Taehyung rasa itu sudah cukup. Ia mengeluarkan jarinya dari dalam sana. Menghembuskan napas beratnya yang terselimuti napsu dan menyiapkan miliknya untuk masuk ke sarang terbaiknya. 

"Tunggu." 

Ucapan itu membuatnya menggeram kesal. Ia berdecak dan berhenti dari pergerakannya. "Ada apa lagi?" 

Jungkook menoleh ke belakang, menatap Taehyung dengan pandangan gusarnya. Taehyung mengelus pipinya lembut, "Hm?" 

"A-apa… apa kau pernah melakukannya dengan Jimin?" 

"Jungkook, aku sudah tegang dan kau bertanya seperti ini?" 

"Kalau kau tidak menjawab, aku tidak mau! K-kau tahu—" 

"Tidak pernah." Selanya cepat. Taehyung membubuhkan kecupan ringan di bibirnya, "aku hanya melakukannya denganmu, oke?" 

Jungkook mengangguk. Memilih percaya pada Taehyung. 

"Jadi, boleh kita lanjutkan sekarang?" 

"He'em…" 

Taehyung terkekeh dan membawa miliknya kembali pada tempatnya. Ia memasukkannya perlahan, menghantarkan getaran dan rasa hangat yang menyatu sekaligus. Sedangkan Jungkook mencoba untuk menerima Taehyung di dalamnya. 

serendipity [taekook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang