Yang pertama kali Jungkook lihat saat membuka mata adalah keberadaan Taehyung yang sangat dekat dengannya. Pria itu memeluk pinggangnya erat layaknya guling, ia bahkan susah bernapas akan itu. Napas hangat Taehyung menerpa pipinya, membuatnya tersenyum tipis.
Jungkook memandang Taehyung teduh, mengelus pipi pria itu sayang dan memberikan kecupan kecil di dagunya. Pria Kim tidak terusik atau terganggu, karena ia tahu Taehyung adalah tipe orang yang sudah dibangunkan. Maka dari itu ia berbuat lebih, mencubit kecil pipinya atau menjawil hidungnya iseng. Ia terkekeh, lantas memeluk kembali Taehyung dan menyamankan posisinya disana.
Rasanya seperti mimpi. Taehyung yang berada di sisinya, melingkupinya dalam sebuah pelukan hangat, Jungkook tidak mau ini berakhir dengan cepat. Ia ingin Taehyung selalu di sampingnya, mengucapkan kata-kata sayang dengan suara berat dan lembutnya, mengusap pucuk rambutnya halus, dan memberikan kecupan kecil di kening seperti yang biasa dilakukannya; sebelum hari itu berakhir.
Ia menghela napas, membuat pola iseng di dada Taehyung dan terkejut kala bibir kering pria itu menyentuh keningnya, membuatnya tersenyum hangat di balik dada.
"Pagi," ia menyapa. Jungkook menyengir dengan Taehyung yang mendengus geli melihatnya.
"Pagi." Balasnya singkat. Taehyung merengkuhnya lebih dekat, menepuk bokongnya yang tidak diberi celana semalaman. Hal itu berhasil memberikannya sengatan kecil, ia menatap Taehyung polos dengan pipi yang merona.
"Apa tubuhmu sudah lebih baik?"
Jungkook mengangguk.
"Bagian bawahmu?"
Ia berdengung pelan dan mengangguk lagi.
Taehyung berdeham mengerti dan mengusap surainya teratur. Pria itu menoleh, menangkap jam dinding yang berada di tengah dinding di antara figura yang berisi gambar si Jeon.
"Jam delapan." Ia bergumam. "sarapan?"
Jungkook mengerjapkan matanya dan beranjak dari tidurnya pelan, berdiri agak linglung dan dibantu Taehyung untuk berjalan. "Celanaku,"
Si Kim mengerti. Ia mengambil celana pendek bahan tipis agar nyaman dan enak dipakai. Ia memakaikannya ke Jungkook dan disambut baik oleh si empu. "Terima kasih." Gumamnya tipis.
Taehyung tersenyum dan merangkulnya, "Mau makan apa?"
"Apa saja."
"Aku saja yang masak," ucapnya sembari mendudukannya di satu kursi meja makan. Taehyung membuka kulkasnya dan menemukan beberapa macam sayuran yang mungkin akan dipakainya untuk membuat nasi goreng pagi ini.
Pria itu menyiapkan perlengkapan masak, meninggalkan Jungkook yang terus memperhatikannya dari belakang tanpa henti. Seketika, ada perasaan sedih menghampirinya saat mengingat jika mereka sudah memiliki pasangan masing-masing. Walau keduanya tidak mencintai mereka; Yoongi dan Jimin, tetap saja rasanya tidak adil kala mereka tidak bersatu akan hal itu.
Maka dari itu Jungkook bangkit dari duduknya, berjalan ke arah Taehyung dan memeluk pria itu erat dari belakang. Taehyung tersentak namun tidak menolak. Si Kim mengelus tangannya yang berada di perut dengan terus melanjutkan masaknya hingga tuntas.
Tidak ada percakapan sama sekali. Hanya sebuah pelukan hangat yang mampu membuat hati keduanya menjadi lebih lega. Jungkook menghela napasnya berkali-kali, menghalau air mata yang kunjung keluar karena ia sangat beremosi pagi ini. Merasakan bagaimana Taehyung berada di dekatnya lagi, sungguh membuatnya berucap syukur tiada henti.
Karena dari awal, yang Jungkook butuhkan hanya lah Taehyung seorang. Tidak ada yang lain. Hanya Taehyung.
Posisi berubah menjadi Taehyung yang berbalik, membawa kepalanya bersandar di dada pria itu. Ia berdeguk, meremas pakaian Taehyung terlampau kencang sampai kusut. "A-Aku sungguh rindu padamu,"
Akhirnya.
"Aku tidak bisa, Taehyung. Aku membutuhkanmu." Jungkook menggigit bibir bawahnya, "hanya kau."
Napasnya memberat. Jungkook pening karena menahan tangis, maka dari itu ia membiarkannya. Air mata mulai berlinang membanjiri pipi, membasahi pakaian Taehyung. Pria itu menutup matanya sejenak dan mengelus punggung Jungkook lembut, mengecup keningnya dengan sayang yang teramat dalam.
"Jangan menghindar lagi, tolong." Taehyung berkata bergetar. "kita sama-sama membutuhkan, Jungkook. Ku mohon, jangan berlagak kau bisa akan keadaan ini."
"Aku tidak tahu lagi harus berbuat apa… semuanya menjadi kacau." Jungkook mendesah kasar, "banyak yang aku pikirkan selama ini. Kau, Yoongi, Seojoon, Appamu, semuanya. Kalian tidak pernah berhenti di benakku."
Taehyung mengangguk, ia menangkup pipi Jungkook dan menyatukan kening mereka. "Ceritakan padaku dan kita cari jalan keluarnya bersama, oke?"
•••
Taehyung diam seribu kata setelah ia usai menceritakan semuanya.
Tentang Yoongi yang menjadikannya model dan kekasih pura-puranya.
Tentang Seojoon yang mengancam dirinya.
Tentang rasa takutnya yang selama ini ia pendam sendirian.
Tentang ia yang masih mencintai pria itu sampai sekarang.
"Aku yakin kau pasti akan menganggap aku sangat murahan, kan?" Ia berujar lirih. Jungkook melengos, "tapi dari dulu aku juga sudah tidak ada harga dirinya lagi."
Si Kim meliriknya dari balik bulu mata. Pria itu mengulum bibir dan mendesah pelan. "Kalau aku menganggapmu murahan, kenapa aku masih mau denganmu?"
"Itulah kenyataannya, Taehyung."
"Aku tahu." Ia menjeda. "tapi aku tidak akan membahas hal itu."
"Kenapa kau tidak mencari yang lain?"
"Aku sudah." Jawabnya. "Jimin."
Jungkook terkekeh, "Aku hampir lupa kau mempunyai hubungan dengannya."
"Tapi aku tidak mencintainya, Jungkook."
"Seperti aku yang tidak mencintai Yoongi."
Keduanya bersitatap dengan pancaran bahagia dan penuh cinta.
"Jangan menyerah sebelum mencoba." Taehyung tersenyum lebar. "Kau mau berjuang bersamaku?"
"Lupakan Yoongi, Jimin, Seojoon, Appa. Lupakan semuanya. Ini hidup kita. Ini dunia kita."
"T-Taehyung…"
"Mari menikah, Jungkook."
tbc.
ternyata ini lebih pendek dari chap sebelumnya :") wkwk tapi gpp deh, diusahakan chap depan lebih panjanggggg lagi oki👌
dan setelah berpuluh chap... akhirnya mereka bersatu juga, tapi apakah jalan mereka akan mulus ke depannya xixi
mari kita tunggu di episode selanjutnya! jangan ganti channel ya😋
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity [taekook]
Fanfiction[ON HOLD SAMPAI MOONSTRUCK SELESAI] Jungkook hanyalah seorang pekerja seks komersial yang ingin bertahan hidup di tengah dunia yang padat. Tapi, bagaimana jika takdirnya harus dipertemukan oleh pria yang tidak ia duga? bxb top!tae bott!kook