Chapter 24 • Pantai

82 5 3
                                    

Follow dulu!!!
Vote + komen jangan lupa!!!
Jangan jadi sider dong!

❤ Happy Reading ❤

“Lo kok tau gue tadi sama perempuan?” Tanya Zidan.

“Siapa?” Tanya balik Naura.

“Lo salah paham Ra” Ucap Zidan.

“Siapa?” Tanya Naura lagi.

“Bukan siapa siapa” Ucap Zidan.

“Siapa?” Tanya Naura ketiga kali nya.

“Sebenarnya perempuan itu sepupu gue, tadi gue disuruh nganterin dia ke rumah nya soal nya nggak ada yang jemput terus bokap nya sakit jadi gue buru-buru” Jelas Zidan.

“Oh” jawab Naura singkat.

“Maaf ya Ra gue nggak ngabarin lo” Ucap Zidan.

“Nggak papa” Ucap Naura tersenyum tipis.

“Oh iya nih, tadi gue mampir dulu beli nasi goreng sebelum kesini” Ucap Zidan.

“Bentar” Ucap Naura lalu pergi ke bawah menuju dapur.

Sedangkan Zidan, laki-laki itu melihat foto-foto Naura yang tertempel di dinding dilengkapi figura. Disana Zidan dapat melihat betapa menggemaskan masa kecil nya gadis nya itu. Disitu terdapat gadis kecil yang sedang tersenyum sambil berpose tangan kanan dipinggang dan jari telunjuk tangan kiri berada di pipi nya. ( bingung jelasinnya )

“Zidan” Ucap Naura, gadis itu telah kembali dari dapur membawa satu piring dan dua sendok. Lalu Naura meletakkan nasi goreng yang dibeli Zidan ke dalam piring.

“Ayo makan”

Lalu mereka berdua makan di sofa yang berada di kamar Naura. Satu porsi dimakan berdua.

“Lwo ngwapain tadwi” Ucap Naura gak jelas.

“Habisin dulu! Baru ngomong” Tegas Zidan, Naura hanya tersenyum kikuk.

Setelah makan, mereka berdua berada di balkon kamar Naura. Mereka sama-sama tiduran di atas karpet yang baru saja di gelar oleh Naura. Mereka melihat ke atas terdapat banyak bintang yang bersinar di malam ini.

“Lo tau nggak Ra” Ucap Zidan belum selesai tapi sudah dijawab oleh Naura.

“Nggak” Jawab Naura.

“Belum selesai” Ucap Zidan.

“Dari banyak nya bintang ada satu bintang yang paling bersinar, dan itu lo” Gombal Zidan.

“Gombalan seperti itu sudah basi anjir” Ucap Naura.

“Yah gagal ngegombal gue” Ucap Zidan sok-sok an sedih.

“Nggak perlu ngegombal, percuma juga ngegombal. Habis ngegombal eh dijatuhin tu kan sakit!” Ucap Naura.

“Tapi gue nggak, gue kan setia” Ucap Zidan.

“Iyain”

“Dingin Ra, udah malem juga. Gue pulang aja deh” Ucap Zidan.

LEADERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang