O5. Olahraga Dengan Emosi

622 92 16
                                    

Kalo ada typo, maafin yaa ^)

Selamat membaca!

——————

"Hari ini jadwal kelas kamu olahraga?" Tanya Theo ketika memberhentikan motornya diparkiran sekolah.

Pagi ini dengan inisiatif sendiri, Theo mengajak Nara untuk berangkat bersama. Selain menitipkan makanan untuk Paman Rendi, kebetulan pula dengan niat semalam Theo ingin mengajak Nara berangkat bersama.

Nara memberikan helm ke Theo. "Iya. Untung lo lama datengnya, jadi gue bisa sarapan."

"Kenapa masih lo–gue? Kan kesepakatannya pakai aku–kamu kalo di sekolah." Theo berkata.

"Belum kebiasaan. Lagian untungnya apa coba kalo pake aku–kamu?"

"Ya biar semua orang ngira kita pacaran. Kalo udah gitu kan gak bakalan ada yang berani jahatin kamu." Jawab Theo.

"Termasuk Rebecca?" Tanya Nara dengan mata menatap Rebecca didepannya dengan wajah marah.

Theo mengikuti arah pandang Nara. Dengan usilnya, Theo melingkarkan tangannya dipinggang Nara. "Kalo makin panas kan enak buat ngelaporin kesiswaan."

"Iya tapi gue yang kena."

Theo mengacak rambut Nara gemas. Lalu menarik Nara pergi dari parkiran sekolah.

Tepat bel sekolah masuk. Semua murid kelas sebelas mipa satu dan dua berhamburan ke sisi lapangan bersiap untuk pemanasan. Nara kini berdiri dibarisan paling depan, di sampingnya ada Salwa. Sedangkan Yasmin berada dibelakangnya.

"Oke gaes, berhubung Pak Ali gak hadir hari ini, kita olahraga bebas terserah kalian mau olahraga apa. Tapi inget ya, gak boleh ada yang masuk kelas sebelum jam selesai. Kalo ada, siap siap deh bakal gue laporin ke Pak Ali." Seru Bima saat selesai pemanasan.

"Seperti biasa ketua kelas kita kalo gak alay ya, tukang cepu." Ujar Salwa.

"Cantik hust diem. Kalo capek, duduk aja disana gak papa." Jawab Bima dengan tangan mengintruksikan untuk Salwa duduk didekat pohon rindang yang adem.

Salwa memutar bola matanya malas. Ia lalu menarik Nara dengan Yasmin ke tempat yang Bima intruksikan. "Huh sebel banget, tau Pak Ali gak bakal dateng mending gue gak usah bawa baju olahraga." Racu Salwa kesal.

"Yaudah sih Sal, lagian Pak Ali perginya mendadak." Kata Nara.

"Eh tapi tumben banget kelas kita gabung sama kelasnya Joni." Salwa mengubah topik.

"Jadwal mereka bentrokan sama kelas mipa empat, jadi diganti." Jawab Yasmin.

"Aduh si paling tau."

"Ya iyalah tau bangke. Pacar gue kan di mipa dua." Yasmin menonyor kepala Salwa. Salwa sendiri justru terkekeh.

"Yas, ngerasa ada yang ilang gak sih?" Salwa membangkitkan obrolan mereka lagi.

"Apaan?"

"Biasanya kan setiap pelajaran olahraga, nih cewek satu kabur ke kelas buat ngintipin cintanya yang lagi belajar." Lalu, "Eh sekarang udah saling menjauh malah olahraganya digabung. Lucu amat sih." Sindir Salwa sambil melirik ke arah Nara.

"Nyindir gue, lo?"

"Haha, gak Ra. Bercanda doang, sumpah."

Nara mula mula duduk tenang mendengarkan cerita dari Yasmin, tiba tiba mendengar suara terikan yang cukup keras memanggil namanya. "Nara!!"

Nara menoleh. Ternyata Haikal yang memanggilnya. Buru buru ia melangkahkan kaki menghampiri Haikal. Namun tiba tiba bola melayang mengenai kepala Nara. Seakan banyak burung berterbangan saat bola menyentuh kepalanya dengan cukup keras. Haikal, Salwa dan Yasmin buru buru berlari menghampiri Nara.

Bawa KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang